nusabali

Cabuli 10 Anak, Guru Tari Resmi Tersangka

  • www.nusabali.com-cabuli-10-anak-guru-tari-resmi-tersangka

Penyidik langsung melakukan penahanan terhadap tersangka HM (41) yang diduga mencabuli 10 anak di bawah umur berkedok melatih jaranan.

TRENGGALEK, NusaBali
Kasubbag Humas Polres Trenggalek Iptu Supadi, mengatakan tersangka langsung ditahan setelah ditangkap di rumahnya Senin (16/4) sore. Sejak saat itu yang bersangkutan juga telah menjalani pemeriksaan intensif.

"Setelah kami tangkap kemarin, penyidik langsung melakukan pemeriksaan secara maraton dan sudah selesai tadi malam, langsung penetapan tersangka dan sekarang kami tahan," tegas Supadi, Selasa (17/4) seperti dilansir detik.

Selain tersangka, polisi juga telah meminta keterangan salah satu korban yang melapor. Korban juga telah diperiksa secara medis melalui visum at repertum guna mengetahui ada atau tidaknya bukti pencabulan."Dari berbagai pemeriksaan itu penyidik yakin bahwa yang bersangkutan adalah korban dari tindak pidana yang dilakukan tersangka HM," ujarnya.

Rencananya penyidik juga akan segera melakukan pemeriksaan terhadap korban lainnya, termasuk saksi-saksi yang mengetahui kasus pencabulan tersebut.Sebelumnya, polisi mengamankan HM di rumahnya karena diduga kuat telah melakukan pencabulan terhadap 10 anak di bawah umur. Modus yang digunakan tersangka dengan berpura-pura melatih kesenian jaranan, khususnya barong dan prentul.

Kepala Dusun Karangtengah, Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, Rokhim, mengatakan sebelum kasus tersebut mencuat, warga seringkali melihat aktivitas puluhan anak-anak SD dan SMP berkumpul di rumah pelaku HM (41).

"Jumlahnya itu lumayan banyak, jadi setiap hari mereka terus-menerus seperti bergiliran. Satu kelompok pergi satu kelompok lagi datang. Itu terjadi mulai dari siang hingga malam hari," tutur Rokhim, Selasa (17/4).

Banyaknya anak-anak yang bergantian datang di rumah HM membuat warga yang ada di sekitarnya merasa resah, sebab anak-anak itu berada di rumah HM hingga larut malam.

"Kami tahunya mereka hanya berkumpul, tapi tidak tahu waktu. Pernah kami ingatkan, namun alibi dari pemilik rumah katanya anak-anak tersebut tidak mau disuruh pulang," lanjut Rokhim.

Selain aksi kumpul-kumpul, warga juga mendapat informasi jika aktivitas sejumlah pelajar tersebut adalah berlatih kesenian jaranan, namun lokasi latihan tidak di rumah HM, melainkan di desa sebelah.

"Anak-anak itu laki-laki dan perempuan dan mereka rata-rata dari luar desa, bahkan banyak juga yang berasal dari Kecamatan Bandung, Tulungagung," imbuh Rokhim.

Puncaknya tiga hari yang lalu, warga yang resah terhadap kegiatan tersebut akhirnya melakukan penggerebekan. Ini karena warga sempat curiga mereka melakukan tindakan melanggar hukum, termasuk pesta seks maupun pesta minuman keras.

Namun kala itu kecurigaan warga belum berhasil dibuktikan. "Saat itu ada sekitar 21 anak yang kami sempat amankan dari lokasi dan kemudian kami bawa ke Polsek Gandusari untuk dilakukan pembinaan," kata Rokhim. *

Komentar