KBS akan Jadikan Percontohan di Seluruh Bali
Calon Gubernur (Cagub) Bali nomor urut 1, Wayan Koster alias Koster Bali Satu (KBS), Selasa (17/4) mengunjungi perkebunan kakao yang dikelola oleh Subak Abian Dwi Mekar di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.
Tinjau Perkebunan Kakao di Jembrana
NEGARA, NusaBali
Di sini, KBS mendapat penjelasan detail mengenai sistem pengolaan kakao mulai hulu hingga hilir yang dikelola sendiri oleh warga melalui Koperasi Kertha Samania.
Dalam kunjungannya itu, kandidat yang diusung PDIP, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP ini didampingi sejumlah pengurus, di antaranya Ketua Tim Pemenangan KBS-Ace Kabupaten Jembrana, Made Kembang Hartawan, Putu Artha, jajaran pengurus partai pengusung dan sejumlah tokoh masyarakat. KBS juga diberi kesempatan melakukan panen raya kakao yang sudah masak.
Pada kesempatan itu, KBS mendapat penjelasan mengenai sistem pengelolaan kakao dari pendamping Subak Abian Dwi Mekar, Agung Widi. Dia menjelaskan, program kakao lestari dicetuskan sejak tujuh tahun lalu. Pesertanya sebanyak 609 orang yang tergabung dalam 38 subak abian dari 146 subak abian di Kabupaten Jembrana. Subak Abian Dwi Mekar adalah salah satu anggotanya. Secara keseluruhan, luasan lahan kakao yang dikelola, yakni 900 hektare. "Untuk bibit kami sudah mengelola sendiri. Jadi, antar-anggota bisa saling bertukar bibit," terang Widi.
Awalnya, Widi melanjutkan, untuk bibit didatangkan dari Sulawesi. Namun kini petani kakao di Jembrana sudah bisa menghasilkan sendiri bibit kakao. "Sekarang kami sudah mandiri. Setiap 25 tahun sekali sudah harus regenerasi. Jadi, dilakukan penyambungan namun tetap menggunakan induknya di akarnya," papar dia. Hasil kakao yang ditanam dibeli oleh Koperasi Kertha Samania. Untuk panen raya biasanya jatuh pada bulan Juli dan Agustus tiap tahunnya. Yang membanggakan, melalui program kakao lestari petani di Jembrana berhasil melakukan permentasi. Menurut Widi, satu-satunya yang telah melakukan permentasi di Indonesia adalah di Jembrana ini.
Bahkan, kakao Jembrana telah diakui dunia internasional. Kakao hasil program ini telah mendapat sertifikat pengakuan dunia internasional yang membuatnya bisa diekspor ke luar negeri. Catatan lainnya yang membanggakan, yakni produksi kakao di Jembrana merupakan yang tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia dari luasan lahan yang sama. Tiap tahun, satu hektare lahan kakao di sini menghasilkan 1,8 ton kakao. "Sementara rata-rata di Indonesia itu yang dihasilkan dari luasan lahan yang sama hanya 1 sampai 1,2 ton per tahun," terang Widi. Pemilik lahan, I Made Sugandi mengaku perekonomiannya meningkat drastis semenjak bergabung dengan program kakao lestari. Saban tahun, dia mendapat keuntungan cukup besar.
"Yang kami hasilkan tiap tahun 1,8 ton dikali Rp 40 ribu per kilogramnya. Dulu kami hanya menghasilkan 600 kilogram per tahunnya. Tapi sejak bergabung di sini, jumlah hasil panennya meningkat drastis," terang dia. KBS amat kagum dengan apa yang dilakukan oleh petani kakao di Jembrana.
"Ini luar biasa. Yang begini memang mau saya bangun di Bali. Ke depan Bali sebagai wilayah agraris, pertanian, ini harus kita pelihara. Jangan sampai Bali tercabut dari akarnya, yakni partanian. Pertanian ibunya kesejahteraan masyarakat Bali," papar Koster.
Tanpa pertanian dengan budayanya yang sangat agung, Koster mengaku Bali akan kesulitan meningkatkan perekonomian dalam hal kesejahteraan masyarakat. Melalui konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Koster memang sudah merancang konsep pengelolaan paripurna seperti yang dilakukan oleh petani kakao di Jembrana.
Terpisah tandem KBS, yakni Cawagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace gelar kampanye di Seraya Timur, Karangasem. Kampanye ini dihadiri ribuan warga. Tidak saja dari Seraya Timur, tapi juga dari Seraya Barat dan Tengah. Wayan Karya, selaku tokoh masyarakat Seraya sangat mengapresiasi program-program KBS-Ace, dan sepakat untuk memenangkan paket ini sebanyak 90 persen.
Beberapa masalah yang diusulkan oleh masyarakat meliputi pelebaran jalan sepanjang 12 km, perbaikan 3 buah jembatan. Dengan demikian potensi alam dengan lautnya yang sangat indah diharapkan akan berkembang sebagai kawasan wisata, seperti daerah Amed maupun Tulamben. *
Komentar