Pulang Ngayah, Meninggal di Tempat Tidur
I Wayan Mertayasa, 38, ditemukan meninggal di kamar tidurnya, Rabu (18/4).
BANGLI, NusaBali
Krama Banjar Tiying Desa, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli ini meninggal sepulang dari ngayah di Pura Puseh. Mertayasa meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil. Sebelum meninggal, Mertayasa sempat mengaku kurang fit dan minum kopi hingga tujuh kali agar bugar. Korban meninggal diduga karena gangguan pernapasan.
Istri Mertayasa, Ni Wayan Surami, 37, menuturkan selama karya di Pura Puseh, suaminya lebih sering ngayah. Sebab Mertayasa termasuk salah satu panitia karya pada seksi perbelanjaan. Pada Selasa (17/4) sore, Mertayasa pergi ngayah ke pura dan langsung makemit. “Sempat pulang sebentar hanya untuk ganti baju,” ungkap Surami. Suaminya baru pulang pukul 04.00 Wita dan langsung istirahat tidur.
Saat suaminya pulang, Surami membiarkan Mertayasa istirahat dan dia pergi ke dapur untuk memasak. Sekitar pukul 06.30 Wita, Surami hendak membangunkan suaminya karena mau ngayah. Saat masuk kamar, Ia melihat suaminya tidur dalam posisi tertelungkup. Ketika dibangunkan, tidak ada respon dan kondisi tubuhnya sudah lemas. “Posisi awal tertelungkup, kemudian saya geser ke posisi tengadah. Saat itu sudah keluar darah dari hidungnya,” ungkapnya terbata-bata.
Menurut Surami, suaminya tidak pernah mengeluh sakit apa pun ataupun cerita punya masalah. Salah seorang kerabat korban, I Ketut Suarna, 46, mendapatkan informasi bahwa Mertayasa sempat bercerita dengan warga yang diajak ngayah. Mertayasa mengaku lelah dan kondisinya kurang fit. “Tadi pagi dapat info kalau Mertayasa sakit, maka saya langsung mengecek. Cerita dari warga, Mertayasa mengaku minum kopi hingga tujuh kali untuk menambah semangat namun kondisinya tetap tidak ada gairah,” tuturnya. Rencana penguburan Mertayasa masih akan dibicarakan dengan keluarga dan masih menunggu karya selesai.
Sementara itu, Kapolsek Bangli, Kompol I Dewa Made Raka, mengaku menerima laporan warga meninggal usai ngayah. Guna memastikan penyebab kematian, tim identifikasi serta tim medis dari Puksesmas Bangli Utara melakukan visum. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda kekerasan atau adanya indikasi pembunuhan. “Hasil pemeriksaan korban mengalami gangguan pernapasan. Saat ditemukan pertama pada posisi tertelungkup,” jelasnya. Dikatakan, pihak keluarga sudah menerima kepergian korban. *e
Krama Banjar Tiying Desa, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli ini meninggal sepulang dari ngayah di Pura Puseh. Mertayasa meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil. Sebelum meninggal, Mertayasa sempat mengaku kurang fit dan minum kopi hingga tujuh kali agar bugar. Korban meninggal diduga karena gangguan pernapasan.
Istri Mertayasa, Ni Wayan Surami, 37, menuturkan selama karya di Pura Puseh, suaminya lebih sering ngayah. Sebab Mertayasa termasuk salah satu panitia karya pada seksi perbelanjaan. Pada Selasa (17/4) sore, Mertayasa pergi ngayah ke pura dan langsung makemit. “Sempat pulang sebentar hanya untuk ganti baju,” ungkap Surami. Suaminya baru pulang pukul 04.00 Wita dan langsung istirahat tidur.
Saat suaminya pulang, Surami membiarkan Mertayasa istirahat dan dia pergi ke dapur untuk memasak. Sekitar pukul 06.30 Wita, Surami hendak membangunkan suaminya karena mau ngayah. Saat masuk kamar, Ia melihat suaminya tidur dalam posisi tertelungkup. Ketika dibangunkan, tidak ada respon dan kondisi tubuhnya sudah lemas. “Posisi awal tertelungkup, kemudian saya geser ke posisi tengadah. Saat itu sudah keluar darah dari hidungnya,” ungkapnya terbata-bata.
Menurut Surami, suaminya tidak pernah mengeluh sakit apa pun ataupun cerita punya masalah. Salah seorang kerabat korban, I Ketut Suarna, 46, mendapatkan informasi bahwa Mertayasa sempat bercerita dengan warga yang diajak ngayah. Mertayasa mengaku lelah dan kondisinya kurang fit. “Tadi pagi dapat info kalau Mertayasa sakit, maka saya langsung mengecek. Cerita dari warga, Mertayasa mengaku minum kopi hingga tujuh kali untuk menambah semangat namun kondisinya tetap tidak ada gairah,” tuturnya. Rencana penguburan Mertayasa masih akan dibicarakan dengan keluarga dan masih menunggu karya selesai.
Sementara itu, Kapolsek Bangli, Kompol I Dewa Made Raka, mengaku menerima laporan warga meninggal usai ngayah. Guna memastikan penyebab kematian, tim identifikasi serta tim medis dari Puksesmas Bangli Utara melakukan visum. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda kekerasan atau adanya indikasi pembunuhan. “Hasil pemeriksaan korban mengalami gangguan pernapasan. Saat ditemukan pertama pada posisi tertelungkup,” jelasnya. Dikatakan, pihak keluarga sudah menerima kepergian korban. *e
1
Komentar