Sopir Bus Maut Menyerahkan Diri
Laka Beruntun di Depan GWK, 1 Tewas
DENPASAR, NusaBali
Abdulloh Aziz alias Douk, 42, sopir bus maut yang terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Uluwatu, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung akhirnya menyerahkan diri dan dijemput tim Resmob Polresta Denpasar di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/4) pukul 09.30 Wita. Pria asal Banyuwangi ini diamankan setelah dinyatakan buron selama 4 hari.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo didampingi Kasat Lantas Kompol Rahmawati Ismail menerangkan penangkapan terhadap terasangka Abdulloh Aziz ini setelah mengantongi informasi tempat pelariannya di Banyuwangi, Jawa Timur. Pasalnya, setelah terlibat insiden kecelakaan beruntun yang menyebabkan satu tewas dan satu luka parah di Jalan Uluwatu tepatnya didepan GWK, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, tersangka langsung memilih kabur menggunakan angkutan ojek menuju Kediri, Tabanan dan menumpang bus arah Banyuwangi.
Atas informasi itulah, petugas Resmob bergerak melakukan pendalaman ditempat tinggalnya di Dusun Cangaan Rt 002/Rw 007, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu (14/4). “Jadi pas setelah kejadian, tersangka ini panik dan memilih kabur. Dia menumpang ojek ke kosannya dikawasan Jalan Soka, Denpasar Timur dan lanjut menuju Tabanan. Dari Tabanan baru menumpang bus ke Banyuwangi. Sehingga pergerakan tersangka ini cepat keluar dari Bali,” katanya saat memberikan keterangan pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (18/4) sore.
Nah, petugas yang melakukan penelusuran dikampung tersangka sehari pasca kejadian itu mengantongi identitas istri tersangka bernama Anik Sumarni. Hanya saja, istrinya tidak koperatif dan menyembunyikan keberadaan suaminya itu. Meski demikian, petugas mengobok-obok tiga kampung yakni Genteng, Tegal Sari dan Sempu di Banyuwangi, Jatim itu. Dari sinilah, informasi keberadaan tersangka mencuat. Beberapa saksi melihat tersangka dijemput oleh istrinya pada Jumat (13/4) itu juga. “Dua hari setelah pemeriksaan pertama, pada Senin (14/4), team kita pun kembali melakukan introgasi sang istrinya tersebut dan saat itulah dia mengakui bahwa sang suaminya itu sudah kabur ke Surabaya,” katanya.
Terhadap pengakuan sang istri, tim Resmob pun melakukan koordinasi untuk menghubungi tersangka melalui ponselnya untuk menyerahkan diri. Bujukan sang istri ini pun membuat tersangka leleh dan menyerahkan diri di Polsek Wiyung, Surabaya, Jawa Timur. Barulah setelah itu petugas kepolisian menuju ke Polsek Wiyung untuk mengamankan tersangka dan dikeler ke Polresta Denpasar. “Memang 4 hari tersangka ini masuk DPO pasca kecelakaan. Setelah dibujuk melalui ponsel oleh istrinya, barulah dia mau dan kita amankan ke Polresta untuk penyelidikan lebih lanjut,” tutur Kombes Hadi.
Kepada petugas tersangka mengaku insiden kecelakaan tersebut terjadi begitu cepat. Tersangka yang mengangkut 40 wisatawan China itu bergerak dari arah Selatan (Uluwatu) ke Selatan (Jimbaran) dengan kecepatan kurang lebih 40 Km/jam. Apesnya, saat turunan memasuki GWK, mobil justru mengalami rem blong, karena panik dengan situasi itu, tersangka bersengolan dengan sepeda motor yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya. Mobil keluaran 1992 ini pun semakin melaju liar dan menabrak dua sepeda motor dan tuju mobil. Akibatnyam, soorang sopir mobil pick up, Ida Bagus Putu Adnyana, 44, meregang nyawa dilokasi karena tergilas bus. “Kalau wisatawan semuanya selamat, hanya satu korban tewas dan satu korban luka yang saat ini sedang dalam penanganan rumah sakit di Jimbaran,” tutupnya serata mengatakan untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 310 ayat (4), (3) dan (1) UU no 22 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara 6 tahun.
Ditempat yang sama, Abdulloh Aziz alias Douk mengaku bahwa dirinya saat kejadian ketakutan karena sebelumnya tidak pernah berhubungan dengan masalah hukum. Semenjak menjadi sopir bus dari tahun 2010, ia tidak pernah mengalami musibah kecelakaan beruntun. Apesnya, saat baru berkerja sebulan ditempat kerja saat ini, ia justru terlibat kecelakaan yang dikategorikan fatal. “Sudah mau jalani 8 tahun saya jadi sopir bus, selama ini baik-baik saja. Makanya pas kejadian kemarin (Jumat), saya panik dan memilih kabur,” urainya. *dar
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo didampingi Kasat Lantas Kompol Rahmawati Ismail menerangkan penangkapan terhadap terasangka Abdulloh Aziz ini setelah mengantongi informasi tempat pelariannya di Banyuwangi, Jawa Timur. Pasalnya, setelah terlibat insiden kecelakaan beruntun yang menyebabkan satu tewas dan satu luka parah di Jalan Uluwatu tepatnya didepan GWK, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, tersangka langsung memilih kabur menggunakan angkutan ojek menuju Kediri, Tabanan dan menumpang bus arah Banyuwangi.
Atas informasi itulah, petugas Resmob bergerak melakukan pendalaman ditempat tinggalnya di Dusun Cangaan Rt 002/Rw 007, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu (14/4). “Jadi pas setelah kejadian, tersangka ini panik dan memilih kabur. Dia menumpang ojek ke kosannya dikawasan Jalan Soka, Denpasar Timur dan lanjut menuju Tabanan. Dari Tabanan baru menumpang bus ke Banyuwangi. Sehingga pergerakan tersangka ini cepat keluar dari Bali,” katanya saat memberikan keterangan pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (18/4) sore.
Nah, petugas yang melakukan penelusuran dikampung tersangka sehari pasca kejadian itu mengantongi identitas istri tersangka bernama Anik Sumarni. Hanya saja, istrinya tidak koperatif dan menyembunyikan keberadaan suaminya itu. Meski demikian, petugas mengobok-obok tiga kampung yakni Genteng, Tegal Sari dan Sempu di Banyuwangi, Jatim itu. Dari sinilah, informasi keberadaan tersangka mencuat. Beberapa saksi melihat tersangka dijemput oleh istrinya pada Jumat (13/4) itu juga. “Dua hari setelah pemeriksaan pertama, pada Senin (14/4), team kita pun kembali melakukan introgasi sang istrinya tersebut dan saat itulah dia mengakui bahwa sang suaminya itu sudah kabur ke Surabaya,” katanya.
Terhadap pengakuan sang istri, tim Resmob pun melakukan koordinasi untuk menghubungi tersangka melalui ponselnya untuk menyerahkan diri. Bujukan sang istri ini pun membuat tersangka leleh dan menyerahkan diri di Polsek Wiyung, Surabaya, Jawa Timur. Barulah setelah itu petugas kepolisian menuju ke Polsek Wiyung untuk mengamankan tersangka dan dikeler ke Polresta Denpasar. “Memang 4 hari tersangka ini masuk DPO pasca kecelakaan. Setelah dibujuk melalui ponsel oleh istrinya, barulah dia mau dan kita amankan ke Polresta untuk penyelidikan lebih lanjut,” tutur Kombes Hadi.
Kepada petugas tersangka mengaku insiden kecelakaan tersebut terjadi begitu cepat. Tersangka yang mengangkut 40 wisatawan China itu bergerak dari arah Selatan (Uluwatu) ke Selatan (Jimbaran) dengan kecepatan kurang lebih 40 Km/jam. Apesnya, saat turunan memasuki GWK, mobil justru mengalami rem blong, karena panik dengan situasi itu, tersangka bersengolan dengan sepeda motor yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya. Mobil keluaran 1992 ini pun semakin melaju liar dan menabrak dua sepeda motor dan tuju mobil. Akibatnyam, soorang sopir mobil pick up, Ida Bagus Putu Adnyana, 44, meregang nyawa dilokasi karena tergilas bus. “Kalau wisatawan semuanya selamat, hanya satu korban tewas dan satu korban luka yang saat ini sedang dalam penanganan rumah sakit di Jimbaran,” tutupnya serata mengatakan untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 310 ayat (4), (3) dan (1) UU no 22 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara 6 tahun.
Ditempat yang sama, Abdulloh Aziz alias Douk mengaku bahwa dirinya saat kejadian ketakutan karena sebelumnya tidak pernah berhubungan dengan masalah hukum. Semenjak menjadi sopir bus dari tahun 2010, ia tidak pernah mengalami musibah kecelakaan beruntun. Apesnya, saat baru berkerja sebulan ditempat kerja saat ini, ia justru terlibat kecelakaan yang dikategorikan fatal. “Sudah mau jalani 8 tahun saya jadi sopir bus, selama ini baik-baik saja. Makanya pas kejadian kemarin (Jumat), saya panik dan memilih kabur,” urainya. *dar
Komentar