Inklusi Keuangan Bali Lampaui Target Nasional
Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan tingkat inklusi keuangan masyarakat di Bali mencapai 76 persen atau sudah melampaui target secara nasional tahun 2019 sebesar 75 persen.
DENPASAR, NusaBali
"Kami berharap tahun 2019 akan lebih tinggi lagi, diprediksi melebihi 76 persen," kata Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah, Kamis (19/4).Hizbullah menjelaskan peningkatan pemanfaatan jasa keuangan di Pulau Dewata selain karena didorong kesadaran masyarakatnya juga karena lembaga jasa keuangan yang gencar melakukan sosialisasi. Menurut dia, angka tersebut berdasarkan survei inklusi keuangan pada tahun 2016 yang berada pada posisi ketiga secara nasional di bawah Jakarta dan Yogyakarta.
Sedangkan terkait literasi atau pengetahuan menyangkut keuangan di Bali mencapai 37,5 persen yang berada pada posisi keempat secara nasional di bawah Jakarta, Jogjakarta dan Banten. Inklusi dan literasi keuangan secara nasional rata-rata mencapai 67,8 persen dsn literasi keuangan mencapai 29,7 persen. Survei inklusi dan literasi dilakukan OJK Pusat pada tahun 2013, 2016 dan rencananya tahun 2018 serentak di seluruh Indonesia.
OJK merinci berdasarkan perkembangan inklusi keuangan di Bali, peningkatan tertinggi disokong sektor perbankan mencapai 63,6 persen pada 2016 dari 57,3 persen pada 2013. Peningkatan juga terjadi untuk inklusi di sektor asuransi mencapai 12,1 persen pada 2016 atau melonjak dari tahun 2013 mencapai 11,8 persen.
Selain itu sektor dana pensiun mencapai 4,7 persen pada 2016 dari 1,5 persen pada 2013 dan lembaga pembiayaan mencapai 11,8 persen atau meningkat dari tahun 2013 mencapai 6,3 persen. Inklusi di sektor pegadaian juga naik menjadi 10,5 persen pada 2016 dari 5 persen tahun 2013.
Peningkatan pemahaman masyarakat di Pulau Dewata atau literasi keuangan pada survei terakhir mencapai hampir 29 persen untuk sektor perbankan, kemudian disusul asuransi dan dana pensiun (15,8 persen), lembaga pembiayaan (13 persen), dan pegadaian (17 persen). *ant
Sedangkan terkait literasi atau pengetahuan menyangkut keuangan di Bali mencapai 37,5 persen yang berada pada posisi keempat secara nasional di bawah Jakarta, Jogjakarta dan Banten. Inklusi dan literasi keuangan secara nasional rata-rata mencapai 67,8 persen dsn literasi keuangan mencapai 29,7 persen. Survei inklusi dan literasi dilakukan OJK Pusat pada tahun 2013, 2016 dan rencananya tahun 2018 serentak di seluruh Indonesia.
OJK merinci berdasarkan perkembangan inklusi keuangan di Bali, peningkatan tertinggi disokong sektor perbankan mencapai 63,6 persen pada 2016 dari 57,3 persen pada 2013. Peningkatan juga terjadi untuk inklusi di sektor asuransi mencapai 12,1 persen pada 2016 atau melonjak dari tahun 2013 mencapai 11,8 persen.
Selain itu sektor dana pensiun mencapai 4,7 persen pada 2016 dari 1,5 persen pada 2013 dan lembaga pembiayaan mencapai 11,8 persen atau meningkat dari tahun 2013 mencapai 6,3 persen. Inklusi di sektor pegadaian juga naik menjadi 10,5 persen pada 2016 dari 5 persen tahun 2013.
Peningkatan pemahaman masyarakat di Pulau Dewata atau literasi keuangan pada survei terakhir mencapai hampir 29 persen untuk sektor perbankan, kemudian disusul asuransi dan dana pensiun (15,8 persen), lembaga pembiayaan (13 persen), dan pegadaian (17 persen). *ant
Komentar