Subak Getas Ngotot Tolak LC
Petani akan menjadikan sawah setempat sebagai lahan pertanian abadi.
GIANYAR, NusaBali
Para petani Subak Getas, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, ngotot menolak proyek land consolidations (LC) atau pengalihfungsian sawah yang ditawarkan Pemkab Gianyar.
Hal itu ditegaskan Kelian Subak Getas I Ketut Tinggen di sela-sela acara penanaman padi di subak setempat melibatkan pihak terkait, Jumat (26/2).
Tinggen mengaku, petani setempat akan menjadikan sawah setempat sebagai lahan pertanian abadi. Luas areal subak ini 21 hektare dikelola oleh 79 petani. Kini, subak ini mendapatkan binaan guna meningkatkan hasil pertanian.
Kata Tinggen, sejak 2001 krama subak menolak lahan pertanian ini dijadikan LC. Krama berusaha untuk mempertahankan lahan, apa pun alasannya. Selama ini tidak ada kendala yang berarti dalam pengelolaan lahan. ‘’Panen padi masih bisa tiga kali setahun,’’ jelasnya.
Ia senang karena beberapa kalangan sangat konsen membatu petani dalam pengembangan pertanian di Subak Getas. Pun, tidak ada kendala dalam pengairan padi.
Penanaman padi di subak itu dihadiri Deputi Bank Indonesia, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Pangdam IX Udayana, Danrem 163/Wira Satya, Kapolda Bali, Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata serta Muspida Gianyar. Petani juga mendapat pembinaan menanam padi dengan pola jajar legowo.
Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menekankan agar lahan pertanian bisa dikelola dengan baik, mengingat pendapatan daerah selain pariwisata adalah pertanian. Krama Subak Getas belum memiliki Simantri, maka dari itu Wagub Sudikerta akan memberikan Simantri melalui Dinas Peternakan Gianyar, dan krama subak agar mengajukan proposal.
Sementara itu, di Klungkung, dari empat kecamatan yang ada, hanya Kecamatan Nusa Pendia nihil lahan sawah. Oleh karena itu, Pemkab setempat telah membuat percontohan padi gogo di Nusa Penida, sejak Desember 2015, sekitar 1,5 hektare. Lokasinya, di Desa Batumadeg dan Desa Batu Kandik. Kendala selama ini, diataranya musim hujan tidak menentu dan tananam padi sempat diserang penyakit penggerek batang. “Alhasil, kondisi tersebut mampu kita atasi dan kini pertumbuhan padi gogo berjalan lancar,” ujar Kabid Bina Produksi dan Perlindungan Distanbunhut Klungkung, Made Buana Yasa, Jumat (26/2).
Kata dia, padi gogo sempat digarap patani di Nusa Penida sekitar 10 tahun lalu. Namun, karena terbentur cuaca, padi itu lenyap. “Kami akan membuat percontohan dua kali, pada 2015 dan 2016,” ungkapnya. 7 cr62, w
Komentar