Hari Ini, Pastika Serahkan Dukungan Calon DPD RI
Gubernur Made Mangku Pastika akan serahkan syarat dukungan KTP sebagai kandidat calon anggota DPD RI Dapil Bali untuk tarung Pileg 2019 ke KPU Bali, Selasa (24/4) ini.
Kader ‘Pemberontak’ PDIP Ikut Tarung ke DPD RI
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Pastika akan mendaftar di hari yang sama dengan kandidat incumbent Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.LO (penhubung) Gubernur Pastika, I Ketut Ngastawa, mengatakan jagonya akan mendatangi Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Selasa pagi. Namun, tidak disebutkan jam berapa kandidat favorit asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang masing menjabat Gubernur Bali ini akan datang menyerahkan syarat dukungan KTK ke Kantor KPU. “Sesuai dengan yang kita rencanakan, Pak Mangku Pastika akan ke KPU Bali besok pagi (hari ini),” ujar Ketut Ngastawa di Denpasar, Senin (23/4).
Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, juga mengakui pihaknya dapat kabar kalau Gubernur Pastika rencananya akan menyerahkan syarat dukungan KTP, hari ini. "Informasi awal, beliau (Gubernur Pastika) memang akan menyerahkan dukungan Selasa besok pukul 11.00 Wita. Kami persilakan tokoh masyarakat yang sudah mempersiapkan diri untuk melengkapi persyaratan yang ditentukan," jelas Raka Sandi.
Pada hari yang sama, Selasa ini, kandidat incumbent Arya Wedakarna (anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019) juga dijadwalkan akan menyerahkan syarat dukungan KTP ke KPU Bali. Awalnya, Wedakarna sempat diinformasikan akan datang menyerahkan syarat dukungan ke KPU Bali, Senin pagi pukul 10.00 Wita. Namun, hingga sore pukul 16.00 Wita, Senator peraih suara terbanyak di Dapil Bali dalam Pileg 2014 ini tidak datang ke KPU Bali.
Wedakarna merupakan satu dari empat anggota DPD RI Dapil Bali hasil Pileg 2014. Tiga Senator lainnya masing-masing AA Ngurah Oka Ratmani alias Cok Rat (politisi gaek PDIP asal Puri Satria Denpasar), Kadek Lolak Arimbawa (politisi Hanura asal Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung), dan Gede Pasek Suardika (politisi Hanura asal Singaraja, Buleleng).
Sejauh ini, belum diketahui apakah Cok Rat akan maju tarung lagi atau tidak ke DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019. Sedangkan Lolak Arimbawa dan Pasek Suardika sudah dipastikan banting haluan maju berebut kursi DPR RI Dapil Bali dengan naik kendaraan Hanura dalam Pileg 2019 mendatang.
Sementara itu, hingga Senin kemarin tercatat baru empat kandidat calon DPD RI Dapil Bali yang serahkan syarat dukungan KTP ke KPU Bali. Tiga di antara mereka sudah serahkan syarat dukungan pada hari pertama, Minggu (22/5), yakni AA Gde Agung (tokoh Puri Ageng Mengwi yang mantan Bupati Badung 2005-2010, 2010-2015), I Gede Lanang Darma Wiweka alias Lanang Botax (musisi asal Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng yang tergabung dalam Lolot Band), dan I Gusti Agung Ngurah Harta (sesepuh Perguruan Sandhi Murti).
Sedangkan satunya lagi adalah I Ketut Suardiana, mantan politisi PDIP asal Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Tabanan, yang baru menyerahkan syarat dukungan KTP ke KPU Bali, Senin pagi pukul 10.00 Wita. Saat penyerahan syarat dukungan kemarin pagi, dia didampingi tim relawan dan LO. Mengenakan busana adat madya warna serba merah sebagai ciri khas Pasemetonan Warga Pande, Ketut Suardiana menyerahkan 2.800 KTP dukungan dengan sebaran di 9 kabupaten/kota se-Bali.
Ketut Suardiana dikenal sebagai kader pemberontak di PDIP. Dia adalah anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan dua kali periode (2004-2009, 2009-2014). Namun, Suardiana tidak menyelesaikan jabatan periode keduanya di DPRD Tabanan, karena keburu diberangus partainya, gara-gara mantan Ketua PAC PDIP Kecamatan Kediri ini membelot di Pilkada Tabanan 2010.
Kala itu, Suardiana melawan rekomendasi Jilid II DPP PDIP yang merekomendasikan padsangan Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya sebagai Cabup-Cawabup Tabanan. Dia protes atas dilikuidasinya rekomendasi Jilid I DPP PDIP yang menetapkan pasangan I Wayan Sukaja-Ni Putu Eka Wiryastuti sbagai Cabup-Cawabup Tabanan.
Kepada NusaBali, Suardiana mengaku tergerak maju berebut kursi DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019, karena termotivasi oleh kejenuhan di dunia partai. “Saya merasa jenuh di partai, melihat manajemen mengurus partai seperti sekarang ini yang bertentangan dengan nurani saya. Jadi, saya memilih maju ke DPD RI, tanpa emebel-embel partai politik,” ujar Suardiana yang sempat direkrut Hanura pasca dipecat dari PDIP.
Selain itu, Suardiana mengaku ingin memperjuangkan masalah infrastruktur di Tabanan dan di Provinsi Bali, yang saat ini belum maksimal mendapatkan sentuhan. “Saya ingin perjuangkan pembangunan infrastruktur di Bali dan Tabanan khususnya, yang saat ini tidak mendapatkan perhatian. Salah satunya, Jembatan Tmbus Selemadeg-Antasari yang sampai saat ini tidak terwujud, walaupun sudah banyak yang menyuarakan,” tandas Suardiana.
Perjuangan lainnya, kata Suardiana, adalah menyuarakan pembangunan Bali Utara-Bali Selatan agar terjadi pemerataan. Salah satunya, merebut pendapatan dari pengelolaan bandara, karena Bali tidak memiliki sumber daya alam (SDA) sebagai pendapatan. “Bali tidak memiliki sumber daya alam, tapi hanya punya pariwisata. Kita ingin maksimalkan pendapatan daerah dari pengelolaan pariwisata, termasuk berebut pendapatan dari pengelolaan bandara,” katanya.
Menurut Suardiana, pihaknya juga akan menyuarakan evaluasi pembangunan destinasi-destinasi turis di Indonesia yang disebut ‘Bali Baru’. Destinasi ini tak ubahnya pesaing-pesaing yang diciptakan untuk mengubur destinasi pariwisata Bali. “Kalau saya dipercaya menjadi anggota DPD RI nanti, saya akan perjuangkan supaya pemerintah pusat fokus mengembangan pariwisata di Bali saja. Karena di daerah lain sudah punya sumber daya alam seperti tambang,” ujar Suardiana.
Suardiana sendiri mengaku tidak gentar dengan sejumlah pertarung ‘Gajah’ dalam perebutan kursi DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019, seperti Gubnernur Pastika, mantan Bupati Gde Agung, hingga incumbent Arya Wedakarna. “Saya tidak pernah berpikiran kalah dan menang. Maju berjuang sebagai petarung, urusan kalah dan menang belakangan. Sudah menjadi anggota DPRD saja saya tidak takut diberhentikan, apalagi kalah sebagai calon,” tegas Suardiana. *nat
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Pastika akan mendaftar di hari yang sama dengan kandidat incumbent Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.LO (penhubung) Gubernur Pastika, I Ketut Ngastawa, mengatakan jagonya akan mendatangi Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Selasa pagi. Namun, tidak disebutkan jam berapa kandidat favorit asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang masing menjabat Gubernur Bali ini akan datang menyerahkan syarat dukungan KTK ke Kantor KPU. “Sesuai dengan yang kita rencanakan, Pak Mangku Pastika akan ke KPU Bali besok pagi (hari ini),” ujar Ketut Ngastawa di Denpasar, Senin (23/4).
Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, juga mengakui pihaknya dapat kabar kalau Gubernur Pastika rencananya akan menyerahkan syarat dukungan KTP, hari ini. "Informasi awal, beliau (Gubernur Pastika) memang akan menyerahkan dukungan Selasa besok pukul 11.00 Wita. Kami persilakan tokoh masyarakat yang sudah mempersiapkan diri untuk melengkapi persyaratan yang ditentukan," jelas Raka Sandi.
Pada hari yang sama, Selasa ini, kandidat incumbent Arya Wedakarna (anggota DPD RI Dapil Bali 2014-2019) juga dijadwalkan akan menyerahkan syarat dukungan KTP ke KPU Bali. Awalnya, Wedakarna sempat diinformasikan akan datang menyerahkan syarat dukungan ke KPU Bali, Senin pagi pukul 10.00 Wita. Namun, hingga sore pukul 16.00 Wita, Senator peraih suara terbanyak di Dapil Bali dalam Pileg 2014 ini tidak datang ke KPU Bali.
Wedakarna merupakan satu dari empat anggota DPD RI Dapil Bali hasil Pileg 2014. Tiga Senator lainnya masing-masing AA Ngurah Oka Ratmani alias Cok Rat (politisi gaek PDIP asal Puri Satria Denpasar), Kadek Lolak Arimbawa (politisi Hanura asal Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung), dan Gede Pasek Suardika (politisi Hanura asal Singaraja, Buleleng).
Sejauh ini, belum diketahui apakah Cok Rat akan maju tarung lagi atau tidak ke DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019. Sedangkan Lolak Arimbawa dan Pasek Suardika sudah dipastikan banting haluan maju berebut kursi DPR RI Dapil Bali dengan naik kendaraan Hanura dalam Pileg 2019 mendatang.
Sementara itu, hingga Senin kemarin tercatat baru empat kandidat calon DPD RI Dapil Bali yang serahkan syarat dukungan KTP ke KPU Bali. Tiga di antara mereka sudah serahkan syarat dukungan pada hari pertama, Minggu (22/5), yakni AA Gde Agung (tokoh Puri Ageng Mengwi yang mantan Bupati Badung 2005-2010, 2010-2015), I Gede Lanang Darma Wiweka alias Lanang Botax (musisi asal Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng yang tergabung dalam Lolot Band), dan I Gusti Agung Ngurah Harta (sesepuh Perguruan Sandhi Murti).
Sedangkan satunya lagi adalah I Ketut Suardiana, mantan politisi PDIP asal Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Tabanan, yang baru menyerahkan syarat dukungan KTP ke KPU Bali, Senin pagi pukul 10.00 Wita. Saat penyerahan syarat dukungan kemarin pagi, dia didampingi tim relawan dan LO. Mengenakan busana adat madya warna serba merah sebagai ciri khas Pasemetonan Warga Pande, Ketut Suardiana menyerahkan 2.800 KTP dukungan dengan sebaran di 9 kabupaten/kota se-Bali.
Ketut Suardiana dikenal sebagai kader pemberontak di PDIP. Dia adalah anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan dua kali periode (2004-2009, 2009-2014). Namun, Suardiana tidak menyelesaikan jabatan periode keduanya di DPRD Tabanan, karena keburu diberangus partainya, gara-gara mantan Ketua PAC PDIP Kecamatan Kediri ini membelot di Pilkada Tabanan 2010.
Kala itu, Suardiana melawan rekomendasi Jilid II DPP PDIP yang merekomendasikan padsangan Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya sebagai Cabup-Cawabup Tabanan. Dia protes atas dilikuidasinya rekomendasi Jilid I DPP PDIP yang menetapkan pasangan I Wayan Sukaja-Ni Putu Eka Wiryastuti sbagai Cabup-Cawabup Tabanan.
Kepada NusaBali, Suardiana mengaku tergerak maju berebut kursi DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019, karena termotivasi oleh kejenuhan di dunia partai. “Saya merasa jenuh di partai, melihat manajemen mengurus partai seperti sekarang ini yang bertentangan dengan nurani saya. Jadi, saya memilih maju ke DPD RI, tanpa emebel-embel partai politik,” ujar Suardiana yang sempat direkrut Hanura pasca dipecat dari PDIP.
Selain itu, Suardiana mengaku ingin memperjuangkan masalah infrastruktur di Tabanan dan di Provinsi Bali, yang saat ini belum maksimal mendapatkan sentuhan. “Saya ingin perjuangkan pembangunan infrastruktur di Bali dan Tabanan khususnya, yang saat ini tidak mendapatkan perhatian. Salah satunya, Jembatan Tmbus Selemadeg-Antasari yang sampai saat ini tidak terwujud, walaupun sudah banyak yang menyuarakan,” tandas Suardiana.
Perjuangan lainnya, kata Suardiana, adalah menyuarakan pembangunan Bali Utara-Bali Selatan agar terjadi pemerataan. Salah satunya, merebut pendapatan dari pengelolaan bandara, karena Bali tidak memiliki sumber daya alam (SDA) sebagai pendapatan. “Bali tidak memiliki sumber daya alam, tapi hanya punya pariwisata. Kita ingin maksimalkan pendapatan daerah dari pengelolaan pariwisata, termasuk berebut pendapatan dari pengelolaan bandara,” katanya.
Menurut Suardiana, pihaknya juga akan menyuarakan evaluasi pembangunan destinasi-destinasi turis di Indonesia yang disebut ‘Bali Baru’. Destinasi ini tak ubahnya pesaing-pesaing yang diciptakan untuk mengubur destinasi pariwisata Bali. “Kalau saya dipercaya menjadi anggota DPD RI nanti, saya akan perjuangkan supaya pemerintah pusat fokus mengembangan pariwisata di Bali saja. Karena di daerah lain sudah punya sumber daya alam seperti tambang,” ujar Suardiana.
Suardiana sendiri mengaku tidak gentar dengan sejumlah pertarung ‘Gajah’ dalam perebutan kursi DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019, seperti Gubnernur Pastika, mantan Bupati Gde Agung, hingga incumbent Arya Wedakarna. “Saya tidak pernah berpikiran kalah dan menang. Maju berjuang sebagai petarung, urusan kalah dan menang belakangan. Sudah menjadi anggota DPRD saja saya tidak takut diberhentikan, apalagi kalah sebagai calon,” tegas Suardiana. *nat
Komentar