Pemeran Bangke Sudah Belajar Tattwa Gni Ajian Astra Selama 3 Bulan
Saat ritual watangan mebakar, tubuh I Ketut Suwitna yang memerankan bangke-bangkean akan disiram dengan bensin setengah liter, lalu dibakar menggunakan kompor
Pasraman Cakra Ca Buana di Desa Tangguntiti Gelar Pementasan Calonarang Watangan Mebakar
TABANAN, NusaBali
Pasraman Cakra Ca Buana di Banjar Temuku Aya, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan akan menggelar pentas Calonarang spektakuler berjudul ‘Nyai Ratna Sumedang’ pada Anggara Wage Gumbreg, Selasa (24/4) malam ini. Dibilang spektakuler, karena pentas Calonarang ini ditandai dengan aksi pembakaran watangan (bangke-bangkean).
Pentas Calonarang Watangan Mebakar ini digelar serangkian dengan Upacara Ngodalin Sesuhunan Ratu Bagus yang disungsung Pasraman Cakra Ca Buana. Selain itu, sekaligus untuk memperingati HUT ke-10 Pasraman Cakra Ca Buana, pasraman yang para siswanya cenderung belajar olah rasa dan olah bathin. Pasraman Cakra Ca Buana kini memiliki siswa sebanyak 300 orang, yang didominasi anak muda. Sebelumnya, banyak pamangku yang ingin belajar kawisesan ikut tergabung di pasraman ini.
Pementasan Calonarang Watangan Mebakar rencananya akan dilakukan di lahan kosong sebelah barat areal Pasraman Cakra Ca Buana. Semula, pementasan akan dilakukan di Lapangan Umum Selemadeg Timur. Namun, karena di Lapangan Umum Selemadeg Timur sedang dilakukan pembenahan rumput, akhirnya pentas Calonarang dialihkan ke areal Pasraman Cakra Ca Buana.
Berbagai persiapan sudah dilakukan panitia. Bahkan, H-1 pementasan, Senin (23/4), panggung sudah selesai dibuat lengkap dengan tragtag. Guru Pasraman Cakra Ca Buana, Bagus Putu Budi Adnya, 48, mengatakan pentas Calonarang Watangan Mebakar ini bukan merupakan pertunjukkan kawisesan atau adu ilmu, tapi murni untuk menghibur pencinta Calonarang sekaligus meng-ajeg-kan seni budaya warisan leluhur.
“Pentas Calonarang Mebakar Watangan ini bukanlah pertunjukkan 'ajum-ajuman’, melainkan hanya sebuah seni pertunjukan yang di dalamnya ada unsur magis, mistik, dan ritual,” jelas Budi Adnya di Pasraman Cakra Ca Buana, Senin kemarin. "Secara logika, siapa manusia hidup yang mau jadi watangan tanpa apa-apa? Jelas di dalamnya ada dua unsur magis dan mistik serta unsur ritual. Ini bukan sebagai unjuk kawisesan," imbuhnya.
Menurut Budi Adnya, pihaknya pilih pentaskan Calonarang Watangan Mebakar, karena bercermin dari kehidupan saat ini yang dirasa panas sekali. Dan, panasnya pada akhirnya akan membawa berkah. "Yang jelas ide awal muncul dari ajian Gni Sastra, tidak ada pawisik (bisikan gaib) atau apa. Karena saya senangnya belajar di kawisesan, sehingga kami masukkan ke sesi Calonarang," tandas Budi Adnya.
Nantinya, kata dia, watangan mebakar (bangke-bangkean yang dibakar) tidak akan diperciki tirta pangentas, seperti mayat umumnya. Tapi, menggunakan tirta panglukatan Panca Gni, di mana efek yang dimunculkan adalah pembersihan jiwa, mental, dan diri.
Dalam pentas Calonarang spaktakuler malam ini, yang akan menjadi watangan adalah I Ketut Suwitna, warga Banjar Tangguntiti Gede, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur. Meskipun baru pertama kali menjadi watangan dalam pentas Calonarang, Ketut Suwitna berani ambil risiko. Peran berisiko ini dilakukan Ketut Suwitna atas kesepakatan dari pihak keluarga. "Karena sifatnya sukarela, pihak keluarga sudah menyepakatinya," papar Budi Adnya.
Persiapan untuk menjadi watangan mebakar pun sudah dilakukan Ketut Suwitna sejak 3 bulan lalu, dengan belajar Tattwa Gni Ajian Astra. Menurut Budi Adnya, dalam 4 kali latihan watangan mebakar, sempat terjadi kasus dua kali terbakar. "Mudah-mudahan pentas Calonarang Watangan Mebakar nani berlangsung lancar. Jika terjadi hal negatif, kami akan bertanggung jawab," tegas Budi Adnya.
Dalam pentas Calonarang spektakuler nanti malam, ritual watangan mebakar akan dilakukan selama 3 menit. Awalnya, pentas Calonarang yang bakal dimeriahkan oleh grup lawak Celokontong Mas ini berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian, muncul adegan bangke-bangkean yang disiram dengan bensin setengah liter, lalu dibakar menggunakan kompor yang sudah dipersiapkan.
Setelah itu baru muncul pertunjukan Sesuhunan Ratu Bagus yang disungsung di Pasraman Cakra Ca Buana. Sesuhunan Ratu Bagus ini akan medal bersama dengan Sesuunan Ida Ratu Mas Crubi. "Pertunjukan Calonarang akan dimulai pukul 19.00 Wita dan puncaknya adalah ritual watangan mebakar pas tengah malam pukul 24.00 Wita," papar Budi Adnya.
Budi Adnya menyebutkan, rencana pentas Calonarang Watangan Mebakar ini sudah mendapatkan izin dari Desa Tangguntiti, Desa Pakraman Tangguntiti, dan Polsek Selemadeg Timur. Pendanaan untuk pentas Calonarang yang menelan biaya sekitar Rp 30 juta digalang melalui hasil penjualan kupon dan dana punia. "Kami hanya penggiat seni kecil. Jika berkenan, kami berharap ada perhatian pemerintah Kabupaten Tabanan maupun Provinsi Bali. Saat ini, kami mempunyai siswa sekitar 300 orang," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Selemadeg Timur AKP I Putu Oka Suyasa mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan rekomendasi izin pentas Calonarang Watangan Mebakar ini. Jajaran Polsek Selemadeg Timur pun akan menjaga keamanan saat pentas nanti malam. "Seluruh anggota Poslek Selemadeg Timur kami turunkan untuk acara pentas Calonarang besok (malam ini)," jelas AKP Oka Suyasa saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin. *d
1
Komentar