1.200 Hektare Lahan Kritis Disulap Jadi Perkebunan Tebu
Petani disupport penuih mulai dari pelatihan, dana membuka lahan, hingga pupuk. Hasil panen tebu akan langsung dikirim ke Situbondo.
SINGARAJA, NusaBali
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menyatakan, siap mengelola lahan kritis seluas 1.200 hektare, di wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng sebagai perkebunan tebu. PTPN akan menggandeng 442 kepala keluarga (KK) sebagai petani penggarap perkebunan tebu tersebut. Rencananya, penanaman perdana dilakukan Rabu (25/4) besok, di atas lahan seluas 4 hektare.
Hal itu terungkap ketika rombongan PTPN diantar Dinas Pertanian Kabupaten Bueleng, bertemu dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Senin (23/4) siang, di Kantor Bupati Buleleng, Jalan Pahlawan Singaraja.
Dalam pertemuan itu disebutkan, lahan kritis seluas 1.200 hektare berada di enam desa bertetangga di Kecamatan Gerokgak, masing-masing Desa Tukad Sumaga, 150 Ha, Desa Sanggalangit, 411 Ha, Desa Sumberkima, 138 Ha, Desa Pemuteran, 100 Ha, Desa Pejarakan, 200,05 Ha, dan Desa Pengulon sluas 200,50 Ha. Luas lahan itu milik 442 KK yang nanti sekaligus sebagai petani penggarap.
Perkebunan tebu ini diperkirakan mampu mendatangkan hasil antara Rp 20.000.000 sampai Rp 25.000.000, pertahun per hektare. Hasil panen, akan langsung dibeli oleh PTPN XI untuk diangkut ke Pabrik Asembagus, Sitobondo, JawaTimur.
General Manajer Pabrik Gula Asembagus, PTPN XI, Ahmad Barnas, usai pertemuan menjelaskan, lahan kritis di wilayah Gerokgak sangat cocok untuk perkebunan tebu. Ini diketahui setelah ada penelitian di tiga Kabupaten di Bali, yakni Karangasem, Negara dan Buleleng. “Dari hasil penelitian itu, Buleleng dari kondisi lahan dan suhu sangat cocok pengembangan tebu. Kondisinya hampir sama dengan yang di Jawa,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, dalam pengolahan dan perawatan perkebunan tebu tersebut, pihak PTPN akan memberikan bantuan dalam bentuk modal dan pelatihan. Disebutkan, untuk membuka lahan kritis (pembersihan dari tanam yang ada, red) sebagai lahan perkebunan tebu, pihak PTPN membantu pendaan sebesar Rp 4.000.000 per hektare. Kemudian ada bantuan pupuk, dan biaya perawatan lainnya. Sedangkan untuk pengetahuan, sejumlah calon petani sudah dilatih ke perkebunan milik PTPN XI yang ada di daerah Jawa. “Penanaman perdana kami lakukan diatas lahan yang sudah siap itu 4 hektare, dan kalau nanti lahannya sampai 10 ribu hektare, kemungkinan pabrik gula bisa dibangun di Buleleng,” ungkap Ahmad Barnas.
Sementara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyambut baik upaya pemanfatan lahan kritis di wilayah Gerokgak sebagai lahan perkebunan tebu. Bupati menyatakan, upaya itu sesuai dengan keinginannya, dimana setiap mengembangkan sektor pertanian harus melihat potensi yang ada di wilayah tersebut. Sehingga pengembangan potensi itu dapat memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat. ”Tentu saya menyambut baik apa yang diupayakan ini. Karena dilihat dari semangatnya, sesuai dengan apa yang saya sampaikan selama ini. Bahwa setiap kita membangun industri pertenian, harus disesuaikan dengan potensi daerah yang bersangkutan. Potensinya apa, dilihat dari hulu sampai hilir, sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi masyarakat,” katanya.
Dalam pertemuan itu, Bupati Agus Suradnyana minta ketika pengiriman hasil produksi ke pabrik Gula di Jawa, pihak PTPN diminta memanfaatkan Pelabuhan Celukan Bawang yang ada di Desa Celukan Bawang. Selain membangkitkan gairah dari Pelabuhan Celukan Bawang, pengiriman diperkirakan lebih cepat, karena Pelabuhan Celukan Bawang tidak begitu krodit seperti Pelabuhan Gilimanuk. *k19
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menyatakan, siap mengelola lahan kritis seluas 1.200 hektare, di wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng sebagai perkebunan tebu. PTPN akan menggandeng 442 kepala keluarga (KK) sebagai petani penggarap perkebunan tebu tersebut. Rencananya, penanaman perdana dilakukan Rabu (25/4) besok, di atas lahan seluas 4 hektare.
Hal itu terungkap ketika rombongan PTPN diantar Dinas Pertanian Kabupaten Bueleng, bertemu dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Senin (23/4) siang, di Kantor Bupati Buleleng, Jalan Pahlawan Singaraja.
Dalam pertemuan itu disebutkan, lahan kritis seluas 1.200 hektare berada di enam desa bertetangga di Kecamatan Gerokgak, masing-masing Desa Tukad Sumaga, 150 Ha, Desa Sanggalangit, 411 Ha, Desa Sumberkima, 138 Ha, Desa Pemuteran, 100 Ha, Desa Pejarakan, 200,05 Ha, dan Desa Pengulon sluas 200,50 Ha. Luas lahan itu milik 442 KK yang nanti sekaligus sebagai petani penggarap.
Perkebunan tebu ini diperkirakan mampu mendatangkan hasil antara Rp 20.000.000 sampai Rp 25.000.000, pertahun per hektare. Hasil panen, akan langsung dibeli oleh PTPN XI untuk diangkut ke Pabrik Asembagus, Sitobondo, JawaTimur.
General Manajer Pabrik Gula Asembagus, PTPN XI, Ahmad Barnas, usai pertemuan menjelaskan, lahan kritis di wilayah Gerokgak sangat cocok untuk perkebunan tebu. Ini diketahui setelah ada penelitian di tiga Kabupaten di Bali, yakni Karangasem, Negara dan Buleleng. “Dari hasil penelitian itu, Buleleng dari kondisi lahan dan suhu sangat cocok pengembangan tebu. Kondisinya hampir sama dengan yang di Jawa,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, dalam pengolahan dan perawatan perkebunan tebu tersebut, pihak PTPN akan memberikan bantuan dalam bentuk modal dan pelatihan. Disebutkan, untuk membuka lahan kritis (pembersihan dari tanam yang ada, red) sebagai lahan perkebunan tebu, pihak PTPN membantu pendaan sebesar Rp 4.000.000 per hektare. Kemudian ada bantuan pupuk, dan biaya perawatan lainnya. Sedangkan untuk pengetahuan, sejumlah calon petani sudah dilatih ke perkebunan milik PTPN XI yang ada di daerah Jawa. “Penanaman perdana kami lakukan diatas lahan yang sudah siap itu 4 hektare, dan kalau nanti lahannya sampai 10 ribu hektare, kemungkinan pabrik gula bisa dibangun di Buleleng,” ungkap Ahmad Barnas.
Sementara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyambut baik upaya pemanfatan lahan kritis di wilayah Gerokgak sebagai lahan perkebunan tebu. Bupati menyatakan, upaya itu sesuai dengan keinginannya, dimana setiap mengembangkan sektor pertanian harus melihat potensi yang ada di wilayah tersebut. Sehingga pengembangan potensi itu dapat memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat. ”Tentu saya menyambut baik apa yang diupayakan ini. Karena dilihat dari semangatnya, sesuai dengan apa yang saya sampaikan selama ini. Bahwa setiap kita membangun industri pertenian, harus disesuaikan dengan potensi daerah yang bersangkutan. Potensinya apa, dilihat dari hulu sampai hilir, sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi masyarakat,” katanya.
Dalam pertemuan itu, Bupati Agus Suradnyana minta ketika pengiriman hasil produksi ke pabrik Gula di Jawa, pihak PTPN diminta memanfaatkan Pelabuhan Celukan Bawang yang ada di Desa Celukan Bawang. Selain membangkitkan gairah dari Pelabuhan Celukan Bawang, pengiriman diperkirakan lebih cepat, karena Pelabuhan Celukan Bawang tidak begitu krodit seperti Pelabuhan Gilimanuk. *k19
1
Komentar