Pemkab Badung Beri Pelatihan Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan dan Wisata Bahari
Untuk memberikan perlindungan, sekaligus pemberdayaan bagi nelayan atau penekun wisata bahari, Pemkab Badung menggelar Pembinaan dan Pelatihan Keselamatan Berlayar Nelayan dan Wisata Bahari di Kabupaten Badung tahun 2018, di aula kantor Lurah Tuban, Selasa (24/4).
MANGUPURA, NusaBali
“Nelayan ini harus kita proteksi baik dari segi regulasi, kemampuan (skill) mereka sebagai nelayan, dari pengetahuan serta wawasan mereka. Nelayan ini adalah agen kami dalam ikut melestarikan pantai, paling tidak nelayan ini ikut memperhatikan kondisi laut dan permasalahan yang terjadi di laut. Peran partisipatif nelayan ini diperlukan dalam menjaga aset pariwisata kita,” ujar Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa saat membuka pembinaan dan pelatihan tersebut.
Dipaparkannya, melindungi para nelayan dari segi regulasi diimplementasikan pada Perda Menega (nelayan), yang saat ini masih dibahas. Hal tersebut bertujuan untuk perlindungan, serta memperjelas kedudukan hukum menega di Kabupaten Badung. Sebab masih banyak nelayan di Badung yang seolah terpinggirkan, bahkan cenderung dirugikan. Dimana bentang pantai di Badung sebagian besar terkadang diklaim oleh pihak penginvestasi. “Ini adalah upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan aktivitas nelayan, tetapi mereka sendiri bisa bersinergi dan memberikan perkuatan dalam aktivitas pariwisata,” tuturnya.
Menurut Wabup Suiasa, pelatihan dan pembinaan bagi nelayan adalah bentuk pemberian proteksi dari segi pengetahuan dan pengalaman. Tujuannya agar mereka tidak lagi hanya mengandalkan suatu kebiasan atau tradisi dalam melakukan kegiatan bernelayan. Sebab saat ini untuk menjadi nelayan itu ada ilmunya, ada tekniknya, dan strateginya. Dan itu sudah selayaknya tidak lagi melulu menggunakan teknik konvensional, tapi menggunakan (mengadopsi) teknologi.
“Teknologi ini dipakai untuk menambah hal yang berkaitan dengan produksi, tentunya tanpa merugikan lingkungan,” tegasnya.
Kadishub Badung AA Yudha Dharma menerangkan kegiatan tersebut bermaksud untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayaran, serta meningkatkan disiplin dan keselamatan berlayar. Khususnya bagi para nelayan dan penekun wisata bahari. Para peserta diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, dalam menjalankan pekerjaannya. Hal tersebut untuk mendorong peningkatan mutu dan keterampilan mereka dalam mengemudikan kapalnya, serta selalu menjaga ketertiban, keamanan, keselamatan, kelancaran dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan pelayaran laut.
Mereka dilatih oleh instruktur dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa, Distrik Navigasi Denpasar, Badan SAR Denpasar.
“Peserta kali ini terdiri dari 80 orang yang terbagi menjadi 2 angkatan, yaitu hari pertama sebanyak 40 orang dan disusul 40 orang tahap kedua. Kelompok pertama berasal dari kelompok nelayan Kedonganan dan Tuban, sedangkan angkatan kedua dilaksanakan di Tanjung Benoa terkait wisata bahari,” tandasnya. *
Dipaparkannya, melindungi para nelayan dari segi regulasi diimplementasikan pada Perda Menega (nelayan), yang saat ini masih dibahas. Hal tersebut bertujuan untuk perlindungan, serta memperjelas kedudukan hukum menega di Kabupaten Badung. Sebab masih banyak nelayan di Badung yang seolah terpinggirkan, bahkan cenderung dirugikan. Dimana bentang pantai di Badung sebagian besar terkadang diklaim oleh pihak penginvestasi. “Ini adalah upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan aktivitas nelayan, tetapi mereka sendiri bisa bersinergi dan memberikan perkuatan dalam aktivitas pariwisata,” tuturnya.
Menurut Wabup Suiasa, pelatihan dan pembinaan bagi nelayan adalah bentuk pemberian proteksi dari segi pengetahuan dan pengalaman. Tujuannya agar mereka tidak lagi hanya mengandalkan suatu kebiasan atau tradisi dalam melakukan kegiatan bernelayan. Sebab saat ini untuk menjadi nelayan itu ada ilmunya, ada tekniknya, dan strateginya. Dan itu sudah selayaknya tidak lagi melulu menggunakan teknik konvensional, tapi menggunakan (mengadopsi) teknologi.
“Teknologi ini dipakai untuk menambah hal yang berkaitan dengan produksi, tentunya tanpa merugikan lingkungan,” tegasnya.
Kadishub Badung AA Yudha Dharma menerangkan kegiatan tersebut bermaksud untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayaran, serta meningkatkan disiplin dan keselamatan berlayar. Khususnya bagi para nelayan dan penekun wisata bahari. Para peserta diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, dalam menjalankan pekerjaannya. Hal tersebut untuk mendorong peningkatan mutu dan keterampilan mereka dalam mengemudikan kapalnya, serta selalu menjaga ketertiban, keamanan, keselamatan, kelancaran dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan pelayaran laut.
Mereka dilatih oleh instruktur dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa, Distrik Navigasi Denpasar, Badan SAR Denpasar.
“Peserta kali ini terdiri dari 80 orang yang terbagi menjadi 2 angkatan, yaitu hari pertama sebanyak 40 orang dan disusul 40 orang tahap kedua. Kelompok pertama berasal dari kelompok nelayan Kedonganan dan Tuban, sedangkan angkatan kedua dilaksanakan di Tanjung Benoa terkait wisata bahari,” tandasnya. *
Komentar