Polisi Sebut Bunuh Diri
Pria Tewas Luka Gorok
MALANG, NusaBali
Mohamad Mashudi (29) ditemukan tewas dengan luka gorok di bagian leher. Jenazahnya ditemukan di sebuah rumah kawasan Bokor, Turen, Kabupaten Malang.Menurut keterangan yang dihimpun, sejak sebulan ini, Mashudi bekerja dengan Bagyo sebagai buruh bangunan. Sebelum di Turen, Mashudi dan Bagyo juga merantau bersama ke Sidoarjo.
Bagyo juga merupakan pemilik rumah tempat dia pertama kali ditemukan, Selasa (24/4) pagi.Saat pertama kali ditemukan, ada luka gorok pada bagian leher sebelah kiri korban. Tak hanya itu, hampir sekujur tubuhnya berlumuran darah, termasuk tempat tidur korban.
Penghuni rumah yang menemukan jenazah Mashudi langsung melaporkan kejadian ini kepada perangkat desa serta aparat kepolisian.Menurut keterangan Kapolsek Turen Kompol Adi Sunarto, kematian Mashudi disebabkan oleh bunuh diri dengan cara melukai lehernya sendiri. "Itu bunuh diri, itu dilukai lehernya," tandas Adi saat dikonfirmasi detik secara terpisah, Selasa (24/4).
Dugaan bunuh diri menguat, dibuktikan dengan hasil penyelidikan polisi pada jenazah pria berusia 29 tahun tersebut."Ada luka sayat di pergelangan tangan sebelah kiri serta luka sayat di bagian leher. Dugaan sementara bunuh diri yang menyebabkan korban meninggal," terang Kasatreskrim Polres Malang AKP Adrian Wimbarda, Selasa (24/4).
Andrian menambahkan, dari hasil identifikasi jenazah korban juga tidak ditemukan adanya kekerasan. Polisi pun mengamankan sebuah pisau dapur saat olah TKP yang diduga digunakan korban untuk melukai dirinya sendiri."Tidak ada tanda kekerasan, sayatan pakai pisau yang ditemukan di TKP. Tapi saat ini, otopsi masih berjalan, untuk memastikan penyebab kematian korban," beber Adrian.Polisi pun menduga korban mengalami depresi sehingga memicunya melakukan tindakan bunuh diri ini.
Namun keterangan ini tidak diyakini oleh istri korban, Fifin Indraningsih (19). Fifin meyakini suaminya tak mempunyai masalah."Kayaknya tidak ada persoalan. Terakhir pulang tanggal 19 April kemarin. Malam minggu kemarin tak pulang, lembur atau bagaimana saya tidak tahu," bebernya, saat menunggu otopsi di RSSA Malang, Selasa (24/4).
Diakui Fifin, sebulan belakangan warga asli Wajak, Kabupaten Malang ini bekerja sebagai buruh bangunan mengikuti ajakan rekannya, Bagyo. Fifin mengaku suaminya tak punya masalah.Hanya saja korban sempat mengajak sang istri mencari rumah kontrakan. Suaminya itu juga pernah mengeluh tak kuat lagi bekerja di tempatnya saat ini. Sebagai istri, Fifin hanya bisa memintanya berhenti dan memilih pekerjaan lain.
Mashudi dan Fifin memang tidak tinggal serumah karena urusan pekerjaan. Fifin tinggal di rumah orang tuanya atau mertua Mashudi yaitu di Desa Ringinkembar, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; sedangkan suaminya sebulan belakangan tinggal di rumah Bagyo.
Ibu satu anak itu mengatakan baru mengetahui ada yang tidak beres dengan suaminya ketika Mashudi tak kunjung membalas pesan darinya sejak Senin (23/4) petang."Sejak kemarin saya hubungi tak merespon. Saya SMS dua kali tak menjawab," cerita Fifin. *
Mohamad Mashudi (29) ditemukan tewas dengan luka gorok di bagian leher. Jenazahnya ditemukan di sebuah rumah kawasan Bokor, Turen, Kabupaten Malang.Menurut keterangan yang dihimpun, sejak sebulan ini, Mashudi bekerja dengan Bagyo sebagai buruh bangunan. Sebelum di Turen, Mashudi dan Bagyo juga merantau bersama ke Sidoarjo.
Bagyo juga merupakan pemilik rumah tempat dia pertama kali ditemukan, Selasa (24/4) pagi.Saat pertama kali ditemukan, ada luka gorok pada bagian leher sebelah kiri korban. Tak hanya itu, hampir sekujur tubuhnya berlumuran darah, termasuk tempat tidur korban.
Penghuni rumah yang menemukan jenazah Mashudi langsung melaporkan kejadian ini kepada perangkat desa serta aparat kepolisian.Menurut keterangan Kapolsek Turen Kompol Adi Sunarto, kematian Mashudi disebabkan oleh bunuh diri dengan cara melukai lehernya sendiri. "Itu bunuh diri, itu dilukai lehernya," tandas Adi saat dikonfirmasi detik secara terpisah, Selasa (24/4).
Dugaan bunuh diri menguat, dibuktikan dengan hasil penyelidikan polisi pada jenazah pria berusia 29 tahun tersebut."Ada luka sayat di pergelangan tangan sebelah kiri serta luka sayat di bagian leher. Dugaan sementara bunuh diri yang menyebabkan korban meninggal," terang Kasatreskrim Polres Malang AKP Adrian Wimbarda, Selasa (24/4).
Andrian menambahkan, dari hasil identifikasi jenazah korban juga tidak ditemukan adanya kekerasan. Polisi pun mengamankan sebuah pisau dapur saat olah TKP yang diduga digunakan korban untuk melukai dirinya sendiri."Tidak ada tanda kekerasan, sayatan pakai pisau yang ditemukan di TKP. Tapi saat ini, otopsi masih berjalan, untuk memastikan penyebab kematian korban," beber Adrian.Polisi pun menduga korban mengalami depresi sehingga memicunya melakukan tindakan bunuh diri ini.
Namun keterangan ini tidak diyakini oleh istri korban, Fifin Indraningsih (19). Fifin meyakini suaminya tak mempunyai masalah."Kayaknya tidak ada persoalan. Terakhir pulang tanggal 19 April kemarin. Malam minggu kemarin tak pulang, lembur atau bagaimana saya tidak tahu," bebernya, saat menunggu otopsi di RSSA Malang, Selasa (24/4).
Diakui Fifin, sebulan belakangan warga asli Wajak, Kabupaten Malang ini bekerja sebagai buruh bangunan mengikuti ajakan rekannya, Bagyo. Fifin mengaku suaminya tak punya masalah.Hanya saja korban sempat mengajak sang istri mencari rumah kontrakan. Suaminya itu juga pernah mengeluh tak kuat lagi bekerja di tempatnya saat ini. Sebagai istri, Fifin hanya bisa memintanya berhenti dan memilih pekerjaan lain.
Mashudi dan Fifin memang tidak tinggal serumah karena urusan pekerjaan. Fifin tinggal di rumah orang tuanya atau mertua Mashudi yaitu di Desa Ringinkembar, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; sedangkan suaminya sebulan belakangan tinggal di rumah Bagyo.
Ibu satu anak itu mengatakan baru mengetahui ada yang tidak beres dengan suaminya ketika Mashudi tak kunjung membalas pesan darinya sejak Senin (23/4) petang."Sejak kemarin saya hubungi tak merespon. Saya SMS dua kali tak menjawab," cerita Fifin. *
1
Komentar