20 Orang Ikuti Pelatihan Instruktur Panjat Tebing Alam
Sebanyak 20 orang telah menyatakan kesiapannya guna mengikuti pelatihan pelatih bagi para instruktur panjat tebing alam yang dimulai pada 24-29 April di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli.
DENPASAR, NusaBali
Dipilihnya Bali itu merupakan pertama kalinya dalam menghelat program kepelatihan oleh PB FPTI. Hanya saja gaung pelatihannya belum banyak diikuti partisipan dari tuan rumah Bali. Sebab, dari 20 peserta itu masih didominasi dari luar negeri.
Ketum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudiatmika, Selasa (24/4) mengatakan, pelatihan itu mengambil tajuk Instructor Training Course, Southeast Asia Climbing Federation (SEACF) Asia Pasific. "Ini Federasi Panjat Tebing Asia Pasifik memilih Bali sebagai tuan rumah pelatihan," ungkap Putu Yudiatmika.
Pembukaan dan teori akan dilakukan di Hotel Batukaru, Denpasar. Untuk praktik pemanjatan dilakukan di GOR Kompyang Sujana, dan Eiger Sunset Road 25-27 April. Selanjutnya, untuk praktik lapangan nanti baru dilakukan di Desa Songan, Kintamani di tanggal 28 April. "Pesertanya ini dari Asia Pasifik. Target kami pesertanya sekitar 30 orang. Yang konfirmasi baru 20 orang itu dari Singapura, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Indonesia," terang Yudiatmika.
Selain dari Asia Pasifik nanti, juga ada peserta dari seluruh Indonesia. Sementara dari Bali pesertanya baru 1 orang yang konfirmasi. "Tentu kami sangat sayangkan, dari Bali justru pesertanya minim. Apa mungkin karena faktor informasi belum sampai kepada calon peserta. Apa mungkin karena sport tourism belum populer untuk panjat tebing alam," tandas Yudiatmika. “Jadi, saat ini kami akui peminatnya belum begitu banyak. Ke depan kami yakin ini akan berkembang dengan pesat. Apalagi, tempatnya sudah ada di Desa Songan. Fasilitas alam sangat menunjang. Tinggal pengelolaan rutin perlu dibenahi lebih intens lagi.”
Tiap peserta nantinya akan dapat sertifikasi dasar panjat tebing alam. Ditambahkan Yudiatmika, sertifikasi dasar ini memang untuk manfaatnya nanti sebagai pelatih climbing alam. Apalagi Bali merupakan daerah pariwisata. Cepat untuk perkembangan wisata. "Instrukturnya nanti dari internasional," papar Yudiatmika.*dek
Ketum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudiatmika, Selasa (24/4) mengatakan, pelatihan itu mengambil tajuk Instructor Training Course, Southeast Asia Climbing Federation (SEACF) Asia Pasific. "Ini Federasi Panjat Tebing Asia Pasifik memilih Bali sebagai tuan rumah pelatihan," ungkap Putu Yudiatmika.
Pembukaan dan teori akan dilakukan di Hotel Batukaru, Denpasar. Untuk praktik pemanjatan dilakukan di GOR Kompyang Sujana, dan Eiger Sunset Road 25-27 April. Selanjutnya, untuk praktik lapangan nanti baru dilakukan di Desa Songan, Kintamani di tanggal 28 April. "Pesertanya ini dari Asia Pasifik. Target kami pesertanya sekitar 30 orang. Yang konfirmasi baru 20 orang itu dari Singapura, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Indonesia," terang Yudiatmika.
Selain dari Asia Pasifik nanti, juga ada peserta dari seluruh Indonesia. Sementara dari Bali pesertanya baru 1 orang yang konfirmasi. "Tentu kami sangat sayangkan, dari Bali justru pesertanya minim. Apa mungkin karena faktor informasi belum sampai kepada calon peserta. Apa mungkin karena sport tourism belum populer untuk panjat tebing alam," tandas Yudiatmika. “Jadi, saat ini kami akui peminatnya belum begitu banyak. Ke depan kami yakin ini akan berkembang dengan pesat. Apalagi, tempatnya sudah ada di Desa Songan. Fasilitas alam sangat menunjang. Tinggal pengelolaan rutin perlu dibenahi lebih intens lagi.”
Tiap peserta nantinya akan dapat sertifikasi dasar panjat tebing alam. Ditambahkan Yudiatmika, sertifikasi dasar ini memang untuk manfaatnya nanti sebagai pelatih climbing alam. Apalagi Bali merupakan daerah pariwisata. Cepat untuk perkembangan wisata. "Instrukturnya nanti dari internasional," papar Yudiatmika.*dek
Komentar