Wigunawati-Suamba Negara Tarung Ulang
Dewa Aytu Sri Wigunawati mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012, Dewa Suamba Negara Sekretaris DPD I Golkar Bali 2005-2010
Andalkan Basis Golkar Berebut Kursi DPD RI Dapil Bali
DENPASAR, NusaBali
Sempat berkomptisi sebagai calon DPD RI Dapil Bali dan sama-sama tidak lolos ke Senayan dalam Pileg 2014 lalu, dua kader elite Golkar: Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati dan Dewa Made Suamba Negara, akan kembali terlibat persaingan serupa untuk Pileg 2019. Keduanya sama-sama telah menyerahkan berkas syarat dukungan KTP sebagai kandidat calon DPD RI ke KPU Bali, Rabu (25/4).
Dewa Made Suamba Negara datang lebih dulu ke Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Diantar sejumlah kader senior Golkar, Dewa Suamba Negara yang kenakan seragam putih kuning menyerahkan berkas 2.647 dukungan KTP dengan sebaran 9 kabupaten/kota se-Bali.
Sedangkan Dewa Ayu Sri Wigunawati datang belakangan ke Kantor KPU Bali, siang sekitar pukul 14.00 Wita, dengan diantar sejumlah relawannya. Mengenakan kebaya merah, Sri Wigunawati menyerahkan berkas 2.020 dukungan KTP dengan sebaran dari 9 kabupaten/kota se-Bali. Uniknya, baik Sri Wigunawati maupun Suamba Negara kemarin sama-sama diterima langsung oleh Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. Tak heran jika Rabu kemarin diberi label harinya ‘Para De-wa Duduki KPU Bali’.
Sri Wigunawati adalah Srikandi Golkar asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang sempat diusung partainya sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jembrana---sebagai tandem Made Naya Sudjana---di Pilkada 2005. Selain sempat menjabat Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali di era Tjokorda Gede Budi Suryaan alias CBS, Sri Wigunawati juga pernah menduduki kursi Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 (di era Ketut Sudikerta).
Saat ini, Sri Wigunawati menjabat sebagai Ketua Kesatuan Perempuan Politik Inoesia (KPPI) Bali. Srikandi Politik yang berprofesi sebagai advokat ini sempat maju tarung sebagai caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali dalam Pileg 2009 dan calon DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2014. Namun, upayanya untuk tembus ke Senayan selalu gagal.
Sedangkan Suamba Negara adalah kader Golkar asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang sempat duduk di Fraksi Golkar DPRD Denpasar 1999-2004. Kemudian, Suamba Negara dipercaya menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2004-2009. Suamba Negara juga sempat dua periode menjabat sebagai Sekretaris DPD I Golkar Bali, yakni 1999-2005 (di era I Gusti Ngurah Alit Yudha) dan 2005-2010 (di era CBS).
Saat ini, Suamba Negara menjabat sebagai Ketua Badan Koordinator Pemenangan Pemilu DPD I Golkar Bali. Kader Beringin yang berprofesi sebagai dosen ini juga sempat maju tarung sebagai calon DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2014. Namun, upayanya untuk tembus ke Senayan gagal, sama seperti Sri Wigunawati.
Pertarungan ‘Para Dewa’ ini akan sengit dalam berebut basis suara yang hampir sama seperti saat Pileg 2014 lalu. Baik Sri Wigunawati jaupun Suamba Negara sama-sama mengklaim didukung mesin Partai Golkar untuk maju tarung ke Pileg 2019 mendatang. Hal ini terbukti dari mereka yang mendampinginya saat serahkan berkas dukungan ke KPU Bali, Rabu kemarin.
Saat datang ke KPU Bali kemarin, Sri Wigunawati didampingi sejumlah pentolan KPPI Bali. Sedangkan Suamba Negara diantar sejumlah pentolan Golkar, seperti I Wayan Subawa, I Gusti Putu Wijaya, AA Citra Umbara, Made Dedung Suardana, AA Ngurah Agung, dan Kusnandar.
Sri Wigunawati menyebutkan, dukungan KTP yang diberikan masyarakat sebenarnya jauh melebihi syarat minimal 2.000 KTP. Namun, dukungan KTP itu tidak diserahkan semuanya. “Setelah dikumpulin, muncul angka 2.020. Tidak semua dukungan KTP kami serahkan. Yang kita setor hanya 2.020 KTP. Saya optimistis bertarung ke Senayan,” ujar Sri Wigunawati kepada NusaBali di KPU Bali, Rabu kemarin.
Menurut Sri Wigunawati, dirinya punya basis massa yang terukur dan terorganisasi di Golkar. Walaupun Suamba Negara direkomendasi Golkar maju ke DPD RI Dapil Bali, Sri Wigunawati tidak gentar. “Saya ini mantan Sekretaris Golkar Bali. Kader-kader Golkar juga masih aktif komunikasi dengan saya. Kita punya basis dukungan masing-masing,” tegas Sri Wigunawati.
Terkait majunya kembali Suamba Negara yang akan sama-sama akan berebut basis suara Golkar, menurut Sri Wigunawati, tidak ada masalah. Dirinya bisa mengatasi persaingan tersebut. “Dulu saya direkomendasi Partai Golkar dan kita bertarung ke DPD RI. Namanya berkompetisi, biasalah. Kita lihat saja nanti,” tegas Sri Wigunawati.
Soal program perjuangan ke Senayan, Sri Wigunawati mengaku ingin memperjuangkan kaum perempuan dalam sisi politik dan demokrasi. Salah satunya, menyuarakan keterwakilan perempuan dalam legislatif, selain juga masalah-masalah perempuan dan anak. “Mulai masalah kasus KDRT, perdagangan perempuan dan anak yang belum tertangani dengan baik, hingga pedampingan hukum terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual,” tegas politisi-advokat ini.
Sementara itu, Suamba Negara mengklaim dapat rekomendasi dari DPD I Golkar Bali untuk berlaga ke DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019. Selain mendapatkan dukungan mesin Partai Golkar, Suamba Negara juga klaim dukungan dari Pasemetonan Kertasemaya Warih Dalem. “Ya, selain didukung partai, saya juga didukung Kerthasemaya Warih Dalem,” tegas Suamba Negara.
Saat ini, Suamba Negara menjadi Ketua Umum Pasemetonan Kerthasemaya Warih Dalem Provinsi Bali. Dengan dukungan pasemetonan dan politik dari Golkar, Suamba Negara mengaku optimis bisa lolos ke Senayan. Dia tak masalah dengan majunya Sri Wigunawati.
“Namanya bertarung, jelas optimis-lah. Dukungan mesin politik partai dan pasemetonan jadi kuat untuk saya berjuang ke Senayan. Sri Wigunawati memang kader Golkar, tapi yang direkomendasi partai maju ke DPD RI saat ini adalah saya,” tandas mantan Dekan Fakulyas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar ini.
Suamba Negara mengatakan ‘jualan’ program ke Senayan nanti adalah memfasilitasi aspirasi masyarakat ke pusat, terutama soal penguatan adat dan budaya Bali. “Bali perlu protektif dalam hal menjaga adat dan budaya, terkait dengan bidang pariwisata yang makin berkembang. Di tengah perkembangan pariwisata, kita tidak boleh tercabut dari akar budaya. Itu saya maksudkan proteksi, bukan menutup diri,” katanya. *nat
DENPASAR, NusaBali
Sempat berkomptisi sebagai calon DPD RI Dapil Bali dan sama-sama tidak lolos ke Senayan dalam Pileg 2014 lalu, dua kader elite Golkar: Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati dan Dewa Made Suamba Negara, akan kembali terlibat persaingan serupa untuk Pileg 2019. Keduanya sama-sama telah menyerahkan berkas syarat dukungan KTP sebagai kandidat calon DPD RI ke KPU Bali, Rabu (25/4).
Dewa Made Suamba Negara datang lebih dulu ke Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Diantar sejumlah kader senior Golkar, Dewa Suamba Negara yang kenakan seragam putih kuning menyerahkan berkas 2.647 dukungan KTP dengan sebaran 9 kabupaten/kota se-Bali.
Sedangkan Dewa Ayu Sri Wigunawati datang belakangan ke Kantor KPU Bali, siang sekitar pukul 14.00 Wita, dengan diantar sejumlah relawannya. Mengenakan kebaya merah, Sri Wigunawati menyerahkan berkas 2.020 dukungan KTP dengan sebaran dari 9 kabupaten/kota se-Bali. Uniknya, baik Sri Wigunawati maupun Suamba Negara kemarin sama-sama diterima langsung oleh Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. Tak heran jika Rabu kemarin diberi label harinya ‘Para De-wa Duduki KPU Bali’.
Sri Wigunawati adalah Srikandi Golkar asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang sempat diusung partainya sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jembrana---sebagai tandem Made Naya Sudjana---di Pilkada 2005. Selain sempat menjabat Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali di era Tjokorda Gede Budi Suryaan alias CBS, Sri Wigunawati juga pernah menduduki kursi Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 (di era Ketut Sudikerta).
Saat ini, Sri Wigunawati menjabat sebagai Ketua Kesatuan Perempuan Politik Inoesia (KPPI) Bali. Srikandi Politik yang berprofesi sebagai advokat ini sempat maju tarung sebagai caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali dalam Pileg 2009 dan calon DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2014. Namun, upayanya untuk tembus ke Senayan selalu gagal.
Sedangkan Suamba Negara adalah kader Golkar asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang sempat duduk di Fraksi Golkar DPRD Denpasar 1999-2004. Kemudian, Suamba Negara dipercaya menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2004-2009. Suamba Negara juga sempat dua periode menjabat sebagai Sekretaris DPD I Golkar Bali, yakni 1999-2005 (di era I Gusti Ngurah Alit Yudha) dan 2005-2010 (di era CBS).
Saat ini, Suamba Negara menjabat sebagai Ketua Badan Koordinator Pemenangan Pemilu DPD I Golkar Bali. Kader Beringin yang berprofesi sebagai dosen ini juga sempat maju tarung sebagai calon DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2014. Namun, upayanya untuk tembus ke Senayan gagal, sama seperti Sri Wigunawati.
Pertarungan ‘Para Dewa’ ini akan sengit dalam berebut basis suara yang hampir sama seperti saat Pileg 2014 lalu. Baik Sri Wigunawati jaupun Suamba Negara sama-sama mengklaim didukung mesin Partai Golkar untuk maju tarung ke Pileg 2019 mendatang. Hal ini terbukti dari mereka yang mendampinginya saat serahkan berkas dukungan ke KPU Bali, Rabu kemarin.
Saat datang ke KPU Bali kemarin, Sri Wigunawati didampingi sejumlah pentolan KPPI Bali. Sedangkan Suamba Negara diantar sejumlah pentolan Golkar, seperti I Wayan Subawa, I Gusti Putu Wijaya, AA Citra Umbara, Made Dedung Suardana, AA Ngurah Agung, dan Kusnandar.
Sri Wigunawati menyebutkan, dukungan KTP yang diberikan masyarakat sebenarnya jauh melebihi syarat minimal 2.000 KTP. Namun, dukungan KTP itu tidak diserahkan semuanya. “Setelah dikumpulin, muncul angka 2.020. Tidak semua dukungan KTP kami serahkan. Yang kita setor hanya 2.020 KTP. Saya optimistis bertarung ke Senayan,” ujar Sri Wigunawati kepada NusaBali di KPU Bali, Rabu kemarin.
Menurut Sri Wigunawati, dirinya punya basis massa yang terukur dan terorganisasi di Golkar. Walaupun Suamba Negara direkomendasi Golkar maju ke DPD RI Dapil Bali, Sri Wigunawati tidak gentar. “Saya ini mantan Sekretaris Golkar Bali. Kader-kader Golkar juga masih aktif komunikasi dengan saya. Kita punya basis dukungan masing-masing,” tegas Sri Wigunawati.
Terkait majunya kembali Suamba Negara yang akan sama-sama akan berebut basis suara Golkar, menurut Sri Wigunawati, tidak ada masalah. Dirinya bisa mengatasi persaingan tersebut. “Dulu saya direkomendasi Partai Golkar dan kita bertarung ke DPD RI. Namanya berkompetisi, biasalah. Kita lihat saja nanti,” tegas Sri Wigunawati.
Soal program perjuangan ke Senayan, Sri Wigunawati mengaku ingin memperjuangkan kaum perempuan dalam sisi politik dan demokrasi. Salah satunya, menyuarakan keterwakilan perempuan dalam legislatif, selain juga masalah-masalah perempuan dan anak. “Mulai masalah kasus KDRT, perdagangan perempuan dan anak yang belum tertangani dengan baik, hingga pedampingan hukum terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual,” tegas politisi-advokat ini.
Sementara itu, Suamba Negara mengklaim dapat rekomendasi dari DPD I Golkar Bali untuk berlaga ke DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019. Selain mendapatkan dukungan mesin Partai Golkar, Suamba Negara juga klaim dukungan dari Pasemetonan Kertasemaya Warih Dalem. “Ya, selain didukung partai, saya juga didukung Kerthasemaya Warih Dalem,” tegas Suamba Negara.
Saat ini, Suamba Negara menjadi Ketua Umum Pasemetonan Kerthasemaya Warih Dalem Provinsi Bali. Dengan dukungan pasemetonan dan politik dari Golkar, Suamba Negara mengaku optimis bisa lolos ke Senayan. Dia tak masalah dengan majunya Sri Wigunawati.
“Namanya bertarung, jelas optimis-lah. Dukungan mesin politik partai dan pasemetonan jadi kuat untuk saya berjuang ke Senayan. Sri Wigunawati memang kader Golkar, tapi yang direkomendasi partai maju ke DPD RI saat ini adalah saya,” tandas mantan Dekan Fakulyas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar ini.
Suamba Negara mengatakan ‘jualan’ program ke Senayan nanti adalah memfasilitasi aspirasi masyarakat ke pusat, terutama soal penguatan adat dan budaya Bali. “Bali perlu protektif dalam hal menjaga adat dan budaya, terkait dengan bidang pariwisata yang makin berkembang. Di tengah perkembangan pariwisata, kita tidak boleh tercabut dari akar budaya. Itu saya maksudkan proteksi, bukan menutup diri,” katanya. *nat
Komentar