Hasil Balita Suspect JE Negatif
Meski hasilnya negatif, namun Diskes Bali tetap melakukan surveilans dan pengawasan penuh terhadap pasien.
DENPASAR, NusaBali
Pemeriksaan terhadap seorang balita, IGEW, 5, asal Bugbug, Karangasem, yang ditunda untuk imunisasi lantaran diduga (suspect) Japanese Enchaphilitis (JE), ternyata negatif. Ini setelah pihak Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya mengirimkan hasil lab terhadap sampel cairan otak pasien suspect JE tersebut.
“Dalam proses ini, juga telah dilakukan penyelidikan epidemiologi, pengambilan LCS maupun serum dari pasien untuk mempertajam hasil diagnosa. Sehingga diperoleh hasil uji lab pasien suspect JE, negatif,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya saat dikonfirmasi Rabu (25/4).
Walaupun gejala klinis yang dialami hampir sama dengan gejala klinis JE, namun Kadis Suarjaya belum bisa memastikan penyakit apa yang dialami sang bocah. Sebab hal ini memerlukan penelusuran lebih lanjut. “Untuk sementara kita fokus pada kesembuhan pasien,” tegasnya.
Meski hasilnya negatif, namun pihaknya tetap melakukan surveilans dan pengawasan penuh terhadap pasien, yang masih harus menjalani rawat jalan untuk kontrol rutin selama dua minggu sekali di RSUP Sanglah. “Kami tetap awasi penuh dan merawat pasien hingga sembuh. Pasien kini sudah mulai membaik dan mengenali keadaan sekitar," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang balita, IGEW, 5, asal Bugbug, Karangasem, ditunda untuk imunisasi lantaran diduga (suspect) JE. Berdasarkan kronologis kejadian dari Dinas Kesehatan Karangasem, balita tersebut mengalami demam tinggi, pusing disertai kejang-kejang, pada 8 Maret 2018, dan langsung dilarikan ke RSUD Amlapura. Balita dirawat di RSUD Amlapura selama seminggu hingga 15 Maret. Selama perawatan tersebut, diketahui pasien terus mengalami penurunan kesadaran, hypertermia dan kurang gizi hingga mengakibatkan pasien kesulitan makan dan minum. Pasien didiagnosa suspect JE dan akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Di RSUP Sanglah, dirawat hingga 6 April di sal Cempaka. Setelah kondisinya membaik, pasien diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan.
Sementara itu, Imunisasi Japanese Enchaphilitis (JE) sedang digalakkan di Provinsi Bali. Penyelenggaraannya mulai Maret hingga akhir 2018. Bagi masyarakat yang memiliki bayi hingga anak usia 15 tahun, masih ada kesempatan beberapa hari lagi untuk memperoleh imunisasi JE. *ind
Pemeriksaan terhadap seorang balita, IGEW, 5, asal Bugbug, Karangasem, yang ditunda untuk imunisasi lantaran diduga (suspect) Japanese Enchaphilitis (JE), ternyata negatif. Ini setelah pihak Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya mengirimkan hasil lab terhadap sampel cairan otak pasien suspect JE tersebut.
“Dalam proses ini, juga telah dilakukan penyelidikan epidemiologi, pengambilan LCS maupun serum dari pasien untuk mempertajam hasil diagnosa. Sehingga diperoleh hasil uji lab pasien suspect JE, negatif,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya saat dikonfirmasi Rabu (25/4).
Walaupun gejala klinis yang dialami hampir sama dengan gejala klinis JE, namun Kadis Suarjaya belum bisa memastikan penyakit apa yang dialami sang bocah. Sebab hal ini memerlukan penelusuran lebih lanjut. “Untuk sementara kita fokus pada kesembuhan pasien,” tegasnya.
Meski hasilnya negatif, namun pihaknya tetap melakukan surveilans dan pengawasan penuh terhadap pasien, yang masih harus menjalani rawat jalan untuk kontrol rutin selama dua minggu sekali di RSUP Sanglah. “Kami tetap awasi penuh dan merawat pasien hingga sembuh. Pasien kini sudah mulai membaik dan mengenali keadaan sekitar," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang balita, IGEW, 5, asal Bugbug, Karangasem, ditunda untuk imunisasi lantaran diduga (suspect) JE. Berdasarkan kronologis kejadian dari Dinas Kesehatan Karangasem, balita tersebut mengalami demam tinggi, pusing disertai kejang-kejang, pada 8 Maret 2018, dan langsung dilarikan ke RSUD Amlapura. Balita dirawat di RSUD Amlapura selama seminggu hingga 15 Maret. Selama perawatan tersebut, diketahui pasien terus mengalami penurunan kesadaran, hypertermia dan kurang gizi hingga mengakibatkan pasien kesulitan makan dan minum. Pasien didiagnosa suspect JE dan akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Di RSUP Sanglah, dirawat hingga 6 April di sal Cempaka. Setelah kondisinya membaik, pasien diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan.
Sementara itu, Imunisasi Japanese Enchaphilitis (JE) sedang digalakkan di Provinsi Bali. Penyelenggaraannya mulai Maret hingga akhir 2018. Bagi masyarakat yang memiliki bayi hingga anak usia 15 tahun, masih ada kesempatan beberapa hari lagi untuk memperoleh imunisasi JE. *ind
Komentar