KONI Bali Evaluasi Target PON Papua
KONI Bali berhitung kembali soal target di PON Papua XX/2020.
DENPASAR, NusaBali
Dengan adanya pembatasan kuota atlet, KONI Bali akan melakukan evaluasi bersama seluruh Pengprov cabor. Sebab pembatasan yang berakibat pada kecilnya jumlah atlet per kontingen.
"Saat ini kami fokus bicara pengembangan olahraga menghadapi PON Papua. Target enam besar luar biasa, sekarang ingin lima besar. Hal itu akibat lokasi jauh dan jumlah atlet dibatasai. Itu akan ada evaluasi soal target peringkat maupun jumlah medali," ungkap Sekum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan di Jakarta, Rabu (25/4).
Menurut Oka Darmawan, evaluasi itu dilakukan pada Mei ini. Apakah Pengprov mampu mewujudkan mengenai target. Baik target peringkat maupun jumlah medali. "Kami harus bicara target riil. Agar jangan sampai muluk-muluk. Dan, kedepan pengelolaan yang lebih riil dalam peningkatan prestasi itu akan dilakukan," terang Oka Darmawan.
Sementara Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi menambahkan, evaluasi pada Mei nanti untuk membahas program kerja dari cabor-cabor anggota KONI, yakni mendata kembali potensi dimiliki cabor. "PON Papua kan sangat terbatas kuotanya," tegas Suwandi.
Suwandi mencontohkan satu cabor gateball hanya diberikan kuota 50 atlet seluruh peserta dari 34 provinsi. Dengan jumlah seperti itu, Bali kan harus selektif mengirim atlet. Yang dikirim hanya atlet peraih emas atau atlet posisi 1-3 brangkat. "Lolos Pra PON tetap kami seleksi lagi, itu untuk melihat ketersedian anggaran dan kuota," tutur Suwandi.
Dengan kondisi seperti itu dia mengajak semua pengurus dan Pengprov cabor untuk full kerja di PON 2020. Misalnya, ditargetkan 30 emas, apa yang bisa dilakukan. Apakah bisa mewujudkan hal itu atau tidak. "Harapan kami agar target benar-benar terealisasi," jelas Suwandi.
Ditambahkan Suwandi, karena pembatasan kuota, kondisi paling parah nanti di cabor cricket. Padahal dapat medali emas. Namun total keseluruhan kuota atlet kricket hanya 30 atlet. Belum lagi renang berkembang pesat. Makanya perlu dihitung matang. Belum lagi permasalahannya klasik, di PON Papua akan membutuh anggaran banyak dengan lokasi yang jauh.*dek
"Saat ini kami fokus bicara pengembangan olahraga menghadapi PON Papua. Target enam besar luar biasa, sekarang ingin lima besar. Hal itu akibat lokasi jauh dan jumlah atlet dibatasai. Itu akan ada evaluasi soal target peringkat maupun jumlah medali," ungkap Sekum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan di Jakarta, Rabu (25/4).
Menurut Oka Darmawan, evaluasi itu dilakukan pada Mei ini. Apakah Pengprov mampu mewujudkan mengenai target. Baik target peringkat maupun jumlah medali. "Kami harus bicara target riil. Agar jangan sampai muluk-muluk. Dan, kedepan pengelolaan yang lebih riil dalam peningkatan prestasi itu akan dilakukan," terang Oka Darmawan.
Sementara Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi menambahkan, evaluasi pada Mei nanti untuk membahas program kerja dari cabor-cabor anggota KONI, yakni mendata kembali potensi dimiliki cabor. "PON Papua kan sangat terbatas kuotanya," tegas Suwandi.
Suwandi mencontohkan satu cabor gateball hanya diberikan kuota 50 atlet seluruh peserta dari 34 provinsi. Dengan jumlah seperti itu, Bali kan harus selektif mengirim atlet. Yang dikirim hanya atlet peraih emas atau atlet posisi 1-3 brangkat. "Lolos Pra PON tetap kami seleksi lagi, itu untuk melihat ketersedian anggaran dan kuota," tutur Suwandi.
Dengan kondisi seperti itu dia mengajak semua pengurus dan Pengprov cabor untuk full kerja di PON 2020. Misalnya, ditargetkan 30 emas, apa yang bisa dilakukan. Apakah bisa mewujudkan hal itu atau tidak. "Harapan kami agar target benar-benar terealisasi," jelas Suwandi.
Ditambahkan Suwandi, karena pembatasan kuota, kondisi paling parah nanti di cabor cricket. Padahal dapat medali emas. Namun total keseluruhan kuota atlet kricket hanya 30 atlet. Belum lagi renang berkembang pesat. Makanya perlu dihitung matang. Belum lagi permasalahannya klasik, di PON Papua akan membutuh anggaran banyak dengan lokasi yang jauh.*dek
1
Komentar