Angka Drop Out Capai Puluhan
Disdikpora Siap Jajagi dengan Posko DO
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 36 orang perserta ujian nasional di jenjang SMP/MTs di Buleleng absen hingga hari terakhir pelaksanaan pada Kamis (26/4) kemarin. Dari jumlah tersebut 31 di antaranya dinyatakan berhenti dengan berbagai alasan, lima orang lainnya absen karena sakit. Mereka pun dinyatakan drop out (DO) saat ditetapkan dalam Daftar Nominatif Tetap (DNT) peserta ujian nasional jenjang SMP sederajat dengan total 11.832 orang.
Sesuai dengan data panitia penyelenggara UN Kabupaten Buleleng dari 31 orang siswa yang dinyatakan berhenti, satu orang diantaranya pindah sekolah, dua orang meninggal dunia dan satu ornag menikah. Sedangkan 27 orang siswanya menyatakan diir berhenti sekolah karena kemauannya sendiri.
Ketua Panitia UN Kabupaten Buleleng, I Made Ngadeg dihubungi Kamis (26/4) kemarin tidak menampik bahwa angka drop out di Buleleng masih tetap ada. meski Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng sudah menanganinya dengan Posko Drop Out.
“Memang setiap tahunnya masih ada saja. Meski jika dibandingkan dengan jumlah total siswa itu sangat kecil, tapi tetap menjadi perhatian kami,” ucap dia. Pihaknya menyebutkan dari pengalaman penarikan kembali siswa DO ke sekolah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dua tahun terakhir Posko Drop Out ada timnya malah menemukan fakta baru.
Siswa DO yang semula isunya karena masalah ekonomi setelah ditelusuri bergeser menjadi isu kultur di daerah setempat. Banyak anak DO dan memutuskan berhenti sekolah kemudian memilih bekerja di usia anak-anak tidak berhasil untuk dikembalikan ke sekolah. Padahal pemerintah bersama lintas sektoral baik kalian banjar, Perbekel dan Kepala Sekolah sebelumnya sudah berupaya sekuat tenaga untuk membujuk mereka. Jaminan untuk mendapatkan pendidikan gratis dan biaya transportasi lengkap dengan uang saku pun tidak menjamin siswa DO mau kembali ke sekolah.
“Ternyata selama ini setelah ditelusuri tidak semata-mata faktor ekonomi yang mempengaruhi mereka putus sekolah, malah ada faktor kultural. Masih ada orangtua yang marah-marah saat tim kami datang dan meminta anaknya kembali ke sekolah,” imbuh Ngadeg yang juga sekretaris Disdikpora Buleleng. Dengan situasi tersebut pihaknya pun mulai memetakan daerah mana yang masyarakatnya masih kolot, untuk kedepannya diberikan sosialisasi dan pemahaman wajib belajar 12 tahun.
Dari dua tahun terakhir, upaya penarikan siswa DO kembali ke sekolah dengan jaminan gratis ditambah uang transfortasi dan uang saku maksimal 70 persen dari total keseluruhan data yang ada. Kini Disdikpora Buleleng melalui posko drop outnya membina 92 orang siswa putus sekolah kembali melanjutkan pendidikan. Puluhan siswa ini selain diberikan beasiswa juga diberikan program retrivel bekerjasama dengan pihak ketiga. Hal serupa juga juga akan dilakukan tahun ini. Dengan data siswa yang tidak hadir saat UN, tim Posko Drop Outnya akan segera bergerak melacak keberadaan siswa tersebut. apakah masih di Buleleng atau sudah bekerja ke luar daerah.
Sementara itu untuk pelaksanaan UN jenjang SMP di hari terakhir, pihaknya mengklaim tidak ada hambatan yang berarti. Seluruh proses UN baik Ujian Berbasis Komputer (UNBK) atau Ujian Nasional Berbasis Kertas dna Pensil (UNKP) berjalan lancar. Kasus peserta ujian yang membawa HP dan memviralkan soal di medsos yang sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial juga belum ditemukan di Buleleng.
Hal tersebut menurut Ngadeg karena seluruh prosedur dan peraturan pelaksanaan UN dilakukan dengan ketat. Siswa dan pengawas sebelum masuk ke ruang ujian diperiksa dan tidak diperkenankan membawa tas dan hp. begitu pula pejabat yang melakukan pemantauan tidak diperbolehkan masuk ke ruangan dan hanya meninjau dari luar saja.*k23
Sebanyak 36 orang perserta ujian nasional di jenjang SMP/MTs di Buleleng absen hingga hari terakhir pelaksanaan pada Kamis (26/4) kemarin. Dari jumlah tersebut 31 di antaranya dinyatakan berhenti dengan berbagai alasan, lima orang lainnya absen karena sakit. Mereka pun dinyatakan drop out (DO) saat ditetapkan dalam Daftar Nominatif Tetap (DNT) peserta ujian nasional jenjang SMP sederajat dengan total 11.832 orang.
Sesuai dengan data panitia penyelenggara UN Kabupaten Buleleng dari 31 orang siswa yang dinyatakan berhenti, satu orang diantaranya pindah sekolah, dua orang meninggal dunia dan satu ornag menikah. Sedangkan 27 orang siswanya menyatakan diir berhenti sekolah karena kemauannya sendiri.
Ketua Panitia UN Kabupaten Buleleng, I Made Ngadeg dihubungi Kamis (26/4) kemarin tidak menampik bahwa angka drop out di Buleleng masih tetap ada. meski Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng sudah menanganinya dengan Posko Drop Out.
“Memang setiap tahunnya masih ada saja. Meski jika dibandingkan dengan jumlah total siswa itu sangat kecil, tapi tetap menjadi perhatian kami,” ucap dia. Pihaknya menyebutkan dari pengalaman penarikan kembali siswa DO ke sekolah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dua tahun terakhir Posko Drop Out ada timnya malah menemukan fakta baru.
Siswa DO yang semula isunya karena masalah ekonomi setelah ditelusuri bergeser menjadi isu kultur di daerah setempat. Banyak anak DO dan memutuskan berhenti sekolah kemudian memilih bekerja di usia anak-anak tidak berhasil untuk dikembalikan ke sekolah. Padahal pemerintah bersama lintas sektoral baik kalian banjar, Perbekel dan Kepala Sekolah sebelumnya sudah berupaya sekuat tenaga untuk membujuk mereka. Jaminan untuk mendapatkan pendidikan gratis dan biaya transportasi lengkap dengan uang saku pun tidak menjamin siswa DO mau kembali ke sekolah.
“Ternyata selama ini setelah ditelusuri tidak semata-mata faktor ekonomi yang mempengaruhi mereka putus sekolah, malah ada faktor kultural. Masih ada orangtua yang marah-marah saat tim kami datang dan meminta anaknya kembali ke sekolah,” imbuh Ngadeg yang juga sekretaris Disdikpora Buleleng. Dengan situasi tersebut pihaknya pun mulai memetakan daerah mana yang masyarakatnya masih kolot, untuk kedepannya diberikan sosialisasi dan pemahaman wajib belajar 12 tahun.
Dari dua tahun terakhir, upaya penarikan siswa DO kembali ke sekolah dengan jaminan gratis ditambah uang transfortasi dan uang saku maksimal 70 persen dari total keseluruhan data yang ada. Kini Disdikpora Buleleng melalui posko drop outnya membina 92 orang siswa putus sekolah kembali melanjutkan pendidikan. Puluhan siswa ini selain diberikan beasiswa juga diberikan program retrivel bekerjasama dengan pihak ketiga. Hal serupa juga juga akan dilakukan tahun ini. Dengan data siswa yang tidak hadir saat UN, tim Posko Drop Outnya akan segera bergerak melacak keberadaan siswa tersebut. apakah masih di Buleleng atau sudah bekerja ke luar daerah.
Sementara itu untuk pelaksanaan UN jenjang SMP di hari terakhir, pihaknya mengklaim tidak ada hambatan yang berarti. Seluruh proses UN baik Ujian Berbasis Komputer (UNBK) atau Ujian Nasional Berbasis Kertas dna Pensil (UNKP) berjalan lancar. Kasus peserta ujian yang membawa HP dan memviralkan soal di medsos yang sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial juga belum ditemukan di Buleleng.
Hal tersebut menurut Ngadeg karena seluruh prosedur dan peraturan pelaksanaan UN dilakukan dengan ketat. Siswa dan pengawas sebelum masuk ke ruang ujian diperiksa dan tidak diperkenankan membawa tas dan hp. begitu pula pejabat yang melakukan pemantauan tidak diperbolehkan masuk ke ruangan dan hanya meninjau dari luar saja.*k23
1
Komentar