Jegeg Bagus Klungkung Buat Mahkota Berlapis Emas
Jegeg Bagus Klungkung (JBK) selalu membuat inovasi setiap tahunnya.
SEMARAPURA, NusaBali
Kali ini mereka membuat sebuah ikon berupa mahkota (crown) berlapis emas 22 karat dan bross keris berbahan emas 7,4 gram. Secara filosofis, mahkota dengan kelopak bunga cempaka ini juga membawa makna tersendiri.
Bunga cempaka sebagai maskot Kabupaten Klungkung, sebagai simbol keindahan dan keagungan. Karena bunga ini sering digunakan untuk menghias tempat suci dan sarana persembahyangan. Keharuman bunga cempaka mencerminkan bahwa JBK sebagai generasi muda diharapkan bisa membawa nama Klungkung harum dengan prestasi dalam berbagai bidang.
Selain itu, jumlah daun makota berbentuk bunga cempaka 53 buah sesuai jumlah desa di Kabupaten Klungkung (53 desa). 7 buah permata bermakna Sapta Pesona. Pada mahkota itu juga terdapat bunga kecil dengan empat kelopak sesuai jumlah kecamatan di Klungkung (empat kecamatan).
Mahkota indah tersebut dibuat langsung oleh Komang Tri Darmaja, salah seorang designer ternama yang karya mahkotanya sudah melalangbuana di tingkat internasional. Lama pengerjaan sebulan. Bahan baku berupa emas disponsori oleh Putu Dian Pramayani, dari Toko Emas Notina Klungkung.
Mahkota itu sempat diperlihatkan dalam acara jumpa pers di Gedung Prajamandala, Kantor Bupati Klungkung, Kamis (26/4) sore. Acara ini dikoordinir langsung Ketua JBK I Made Maha Dwija Santya, Dewan Pertimbangan Organisasi Paguyuban JBK, Dewa Ayu Diah Tri Paramita Nida, Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan JBK I Putu Andy Wiranata Wijaya. Hadir pula designer Komang Tri Darmaja dan Putu Dian Pramayani, dari Toko Emas Notina Klungkung.
“Mahkota akan ditahtakan kepada Juara I Jegeg Klungkung 2018 dan bross keris disematkan untuk Juara 1 Jegeg Bagus Klungkung 2018,” ujar Dewan Pertimbangan Organisasi Paguyuban JBK, Dewa Ayu Diah Tri Paramita Nida. Mahkota ini pun akan jadi ciri khas JBK dalam berbagai kegiatan baik di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Ketua JBK I Made Maha Dwija Santya menambahkan, setiap tahun JBK selalu berinovasi. Pada tahun 2005, pertama kali mengadakan pemilihan Jegeg-Bagus di seluruh Bali. Pemilihan Jegeg-bagus di masing-masing kabupaten pemilihannya dilakukan secara tertutup, dengan cara wawancara oleh dinas terkait. Hal itu selesai dalam sehari. Seiring berjalannya waktu, pemilihan Jegeg-bagus melalui beberapa tahapan. Mulai dari pendaftaran, seleksi 10 pasang finalis, pra karantina hingga grand final. “Kalau ini kan pemilihannya panjang dan sudah detik-detik terakhir. Kami mengadakan rangkaian yang sangat panjang mulai Februari 2018, kami mengadakan pra-karantina,” katanya.
Karena sebagian besar peserta masih duduk di bangku sekolah dan kuliah, maka pra-karantina dilakukan setiap Sabtu-Minggu. Setelah itu baru memasuki masa karantina di mana para finalis akan diberikan materi, konsep-konsep wawasan tentang kepariwisataan dan juga tentang Klungkung. “Kami melakukan inovasi tahun lalu dengan mengadakan visit company. Bentuknya, datang ke pusat-pusat industri di Klungkung, seperti uang kepeng di Kamasan, songket, melukis wayang Kamasan dan lainnya,” katanya.
Dengan itu, lanjut Maha, JBK bisa melihat dan merasakan sendiri kerajinan di Klungkung, bisa berbicara langsung dengan pelaku industri, bisa melihat proses pembuatan endek dan songket. “Jadi, harapkan kami generasi muda di Klungkung tidak hanya mengetahui Klungkung secara teori. Namun juga bertemu langsung dengan produk dan pelaku industrinya,”katanya. Tahun 2017, JBK menggarap fashion show melibatkan 10 disigner, dari sebelumnya hanya melibatkan satu disigner.
Tahun 2018, JBK berkolaborasi dengan para tokoh terkenal, di antaranya Komang Tri Darmaja. Kostum JBK tidak hanya disupport dari dinas, juga sponsor. “Kami optimalkan bagaimana dukungan dari pihak sponsor itu bisa menjadi hubungan timbal-balik, tidak hanya untuk JBK, tapi juga untuk pihak sponsor,” katanya.*wan
Bunga cempaka sebagai maskot Kabupaten Klungkung, sebagai simbol keindahan dan keagungan. Karena bunga ini sering digunakan untuk menghias tempat suci dan sarana persembahyangan. Keharuman bunga cempaka mencerminkan bahwa JBK sebagai generasi muda diharapkan bisa membawa nama Klungkung harum dengan prestasi dalam berbagai bidang.
Selain itu, jumlah daun makota berbentuk bunga cempaka 53 buah sesuai jumlah desa di Kabupaten Klungkung (53 desa). 7 buah permata bermakna Sapta Pesona. Pada mahkota itu juga terdapat bunga kecil dengan empat kelopak sesuai jumlah kecamatan di Klungkung (empat kecamatan).
Mahkota indah tersebut dibuat langsung oleh Komang Tri Darmaja, salah seorang designer ternama yang karya mahkotanya sudah melalangbuana di tingkat internasional. Lama pengerjaan sebulan. Bahan baku berupa emas disponsori oleh Putu Dian Pramayani, dari Toko Emas Notina Klungkung.
Mahkota itu sempat diperlihatkan dalam acara jumpa pers di Gedung Prajamandala, Kantor Bupati Klungkung, Kamis (26/4) sore. Acara ini dikoordinir langsung Ketua JBK I Made Maha Dwija Santya, Dewan Pertimbangan Organisasi Paguyuban JBK, Dewa Ayu Diah Tri Paramita Nida, Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan JBK I Putu Andy Wiranata Wijaya. Hadir pula designer Komang Tri Darmaja dan Putu Dian Pramayani, dari Toko Emas Notina Klungkung.
“Mahkota akan ditahtakan kepada Juara I Jegeg Klungkung 2018 dan bross keris disematkan untuk Juara 1 Jegeg Bagus Klungkung 2018,” ujar Dewan Pertimbangan Organisasi Paguyuban JBK, Dewa Ayu Diah Tri Paramita Nida. Mahkota ini pun akan jadi ciri khas JBK dalam berbagai kegiatan baik di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Ketua JBK I Made Maha Dwija Santya menambahkan, setiap tahun JBK selalu berinovasi. Pada tahun 2005, pertama kali mengadakan pemilihan Jegeg-Bagus di seluruh Bali. Pemilihan Jegeg-bagus di masing-masing kabupaten pemilihannya dilakukan secara tertutup, dengan cara wawancara oleh dinas terkait. Hal itu selesai dalam sehari. Seiring berjalannya waktu, pemilihan Jegeg-bagus melalui beberapa tahapan. Mulai dari pendaftaran, seleksi 10 pasang finalis, pra karantina hingga grand final. “Kalau ini kan pemilihannya panjang dan sudah detik-detik terakhir. Kami mengadakan rangkaian yang sangat panjang mulai Februari 2018, kami mengadakan pra-karantina,” katanya.
Karena sebagian besar peserta masih duduk di bangku sekolah dan kuliah, maka pra-karantina dilakukan setiap Sabtu-Minggu. Setelah itu baru memasuki masa karantina di mana para finalis akan diberikan materi, konsep-konsep wawasan tentang kepariwisataan dan juga tentang Klungkung. “Kami melakukan inovasi tahun lalu dengan mengadakan visit company. Bentuknya, datang ke pusat-pusat industri di Klungkung, seperti uang kepeng di Kamasan, songket, melukis wayang Kamasan dan lainnya,” katanya.
Dengan itu, lanjut Maha, JBK bisa melihat dan merasakan sendiri kerajinan di Klungkung, bisa berbicara langsung dengan pelaku industri, bisa melihat proses pembuatan endek dan songket. “Jadi, harapkan kami generasi muda di Klungkung tidak hanya mengetahui Klungkung secara teori. Namun juga bertemu langsung dengan produk dan pelaku industrinya,”katanya. Tahun 2017, JBK menggarap fashion show melibatkan 10 disigner, dari sebelumnya hanya melibatkan satu disigner.
Tahun 2018, JBK berkolaborasi dengan para tokoh terkenal, di antaranya Komang Tri Darmaja. Kostum JBK tidak hanya disupport dari dinas, juga sponsor. “Kami optimalkan bagaimana dukungan dari pihak sponsor itu bisa menjadi hubungan timbal-balik, tidak hanya untuk JBK, tapi juga untuk pihak sponsor,” katanya.*wan
1
Komentar