Dua Kandidat Saling Kritisi Visi Misi
Debat Publik Pilkada Gianyar 2018 Berlangsung Cukup Panas
DENPASAR, NusaBali
Dua pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Gianyar pada Pilkada 2018 mengikuti sesi kampanye berupa debat kandidat yang digelar di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Sabtu (28/4) malam. Debat berlangsung cukup panas, salah satunya aksi saling mengkritisi antar dua pasangan calon, yakni pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah-Pande Istri Maharani Prima Dewi (Kertha-Maha) diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI-NasDem dan paslon nomor urut 2, Made Agus Mahayastra-Anak Agung Gde Mayun (Aman) diusung PDIP-Hanura.
Debat cukup panas ini tampak sejak sesi pertama yang diawali dengan penyampaian visi misi. Kesempatan pertama diberikan pada Paslon nomor urut 1, Paket Kertha-Maha. Tanpa buang waktu, Cabup nomor urut 1, Cok Ibah menjabarkan visinya tentang ‘Gianyar Anyar Gemah Ripah’, terwujudnya Gianyar baru menuju masyarakat sejahtera, akur, nyaman, asri, dilandasi oleh Tri Hita Karana. Visi ini dijabarkan lagi melalui misi yakni, panca karya. Antara lain Gianyar Clean Government, Smart Village, Sehat Cerdas Mandiri, dan Asri Berbasis Budaya Lokal.
Menanggapi visi misi ini, Cabup nomor urut 2, Made Agus Mahayastra menyebut selama periode kepemimpinannya mendampingi AA Gde Agung Baratha sebagai Bupati- Wakil Bupati periode 2013-2018, pemerintahan yang bersih telah dilaksanakan. "Sudah dilakukan saat kami menjabat sebelumnya. Telah kami buktikan, kadus-kades bahkan kadis sudah ada yang diambil (proses hokum) jika memang salah," ungkapnya.
Tak mau kalah, lalu kesempatan Paket Aman menyampaikan visi misi dengan slogan Gianyar Aman, kelanjutan Gianyar Bagus (Bersih, Alami, Giat, Berbudaya dan Sejahtera). "Ini sudah berjalan dan dinikmati oleh masyarakat," ujarnya. Visi Gianyar Aman ini dijabarkan melalui misi, yakni memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Tak hanya itu, paket Aman juga mengaku akan pro terhadap bidang pertanian, kesehatan, pendidikan yang adil dan berkualitas. "Dari sisi jaminan sosial kita sediakan dari sejak lahir hingga meninggal," ujarnya. Cok Ibah pun tak kalah sengit menanggapi, visi misi paket Aman ini. Menurutnya visi misi itu cukup menjanjikan.
"Namun kenyataannya perlu peningkatan. Masyarakat Gianyar sampai sekarang belum bahagia. Dalam realitas. Saya bendesa dua kali periode belum pernah dapat BKK (Bantuan Keuangan Khusus) dari Pemkab Gianyar. Ini perlu dipikirkan bersama," ujar Cok Ibah. Sedangkan terkait pertanyaan yang menyinggung tenaga kerja di bumi seni, Agus Mahayastra mengungkapkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Gianyar telah menjadi percontohan ketenagakerjaan. "Program 3 in 1. Lakukan pelatihan, punya badan sertifikasi dan penempatan tenaga kerja. Kita juga sudah punya layanan ketenagakerjaan terpadu 1 pintu," jelasnya.
Sementara Cok Ibah menyebut akan mendirikan sekolah unggulan Kertha Maha dan percepatan proses inkubasi di masing-masing desa. "Sebab setiap desa punya potensi. Tidak tunggu lapangan kerja, tapi ciptakan lapangan kerja. Kita juga akan buat youth center sebagai wadah pengembangan potensi anak muda Gianyar,” katanya.
Terkait pariwisata, Agus Mahayastra mengatakan meski sudah terjadi pemerataan ekonomi tingkat kemiskinan masih tinggi hingga mencapai 22.420 jiwa per tahun 2017. Melihat angka ini, Agus Mahayastra yang mantan Wakil Bupati Gianyar ini mengatakan bahwa angka kemiskinan di Gianyar berdasarkan data Dinsos tahun 2016 hanya 7.500 KK. Jumlah inipun mengalami penurunan sekitar 3.000 KK pada tahun 2017. "Memang perlu penanganan khusus, maka kita siapkan program. Salah satunya melalui bedah rumah," jelasnya.
Terkait ini, Cok Ibah mengungkapkan mengatasi kemiskinan tidak cukup dengan bantuan fisik semata. "Harus cerdaskan dulu masyarakatnya. Sehingga bisa berkreatifitas. Dan harus dikelola dengan baik. Ujung tombak ekonomi sejatinya ada di pedesaan," jelasnya.
Dalam debat publik yang disiarkan langsung TVRI dan RRI Denpasar, semalam dimoderatori oleh praktisi politik yang mantan Ketua KPU Provinsi Bali, Udi Prayudi. Debat berlangsung selama 90 menit. Sejumlah pertanyaan oleh tim perumus dibacakan oleh moderator. Tampak hadir dari kubu paslon nomor urut 1 paket Kertha-Maha, menantu Cok Ibah yang artis nasional Happy Salma. Sedangkan dari kubu Paket Aman dengan nomor urut 2 tampak dihadiri mantan Bupati Gianyar AA Gde Agung Baratha. Juga setia menyaksikan debat hingga usai, Penjabat Bupati Gianyar I Ketut Rochineng.
Ketua KPU Gianyar, AA Gde Putra memastikan pertanyaan debat publik ini terjamin kerahasiaannya. "Materi pertanyaan kita serahkan ke tim perumus, diserahkannya pun 1 jam sebelum debat. Sehingga kita pastikan terjaga kerahasiaan dan independensi. Sehingga tidak ada praduga," jelasnya. Pihaknya berharap, melalui debat publik ini masyarakat khususnya Gianyar punya referensi tambahan untuk menentukan pilihan pada 27 Juni 2018 mendatang. Tim Perumus dalam debat publik kemarin, yakni Dr I Nyoman Tika Msi (Undiksha/bidang Pendidikan), Prof Dr I Gde Arya Sugiartha M Hum (ISI/seni dan budaya), Dr Luh Riniti Rahayu Msi (Universitas Ngurah Rai/Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN), Dr Drs AA Gde Oka Wisnu Murti Msi (Universitas Warmadewa/Sosial Politik), Dr Putu Kepramareni SE MM (Universitas Mahasaraswati/Ekonomi), Dr AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda SSos Msi (Undiknas/Tata Pemerintahan), Dr Ir I Ketut Suamba SP (Unud/Pertanian), Prof Dr Drs Yohanes Usfunan SH M Hum (Unud/Hukum), Prof Dr I Wayan Windia SH MH (Unud/Hukum Adat), Dr Ni Made Eka Maha Dewi M Par CHE (STP Nusa Dua/Pariwisata). *nvi
Debat cukup panas ini tampak sejak sesi pertama yang diawali dengan penyampaian visi misi. Kesempatan pertama diberikan pada Paslon nomor urut 1, Paket Kertha-Maha. Tanpa buang waktu, Cabup nomor urut 1, Cok Ibah menjabarkan visinya tentang ‘Gianyar Anyar Gemah Ripah’, terwujudnya Gianyar baru menuju masyarakat sejahtera, akur, nyaman, asri, dilandasi oleh Tri Hita Karana. Visi ini dijabarkan lagi melalui misi yakni, panca karya. Antara lain Gianyar Clean Government, Smart Village, Sehat Cerdas Mandiri, dan Asri Berbasis Budaya Lokal.
Menanggapi visi misi ini, Cabup nomor urut 2, Made Agus Mahayastra menyebut selama periode kepemimpinannya mendampingi AA Gde Agung Baratha sebagai Bupati- Wakil Bupati periode 2013-2018, pemerintahan yang bersih telah dilaksanakan. "Sudah dilakukan saat kami menjabat sebelumnya. Telah kami buktikan, kadus-kades bahkan kadis sudah ada yang diambil (proses hokum) jika memang salah," ungkapnya.
Tak mau kalah, lalu kesempatan Paket Aman menyampaikan visi misi dengan slogan Gianyar Aman, kelanjutan Gianyar Bagus (Bersih, Alami, Giat, Berbudaya dan Sejahtera). "Ini sudah berjalan dan dinikmati oleh masyarakat," ujarnya. Visi Gianyar Aman ini dijabarkan melalui misi, yakni memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Tak hanya itu, paket Aman juga mengaku akan pro terhadap bidang pertanian, kesehatan, pendidikan yang adil dan berkualitas. "Dari sisi jaminan sosial kita sediakan dari sejak lahir hingga meninggal," ujarnya. Cok Ibah pun tak kalah sengit menanggapi, visi misi paket Aman ini. Menurutnya visi misi itu cukup menjanjikan.
"Namun kenyataannya perlu peningkatan. Masyarakat Gianyar sampai sekarang belum bahagia. Dalam realitas. Saya bendesa dua kali periode belum pernah dapat BKK (Bantuan Keuangan Khusus) dari Pemkab Gianyar. Ini perlu dipikirkan bersama," ujar Cok Ibah. Sedangkan terkait pertanyaan yang menyinggung tenaga kerja di bumi seni, Agus Mahayastra mengungkapkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Gianyar telah menjadi percontohan ketenagakerjaan. "Program 3 in 1. Lakukan pelatihan, punya badan sertifikasi dan penempatan tenaga kerja. Kita juga sudah punya layanan ketenagakerjaan terpadu 1 pintu," jelasnya.
Sementara Cok Ibah menyebut akan mendirikan sekolah unggulan Kertha Maha dan percepatan proses inkubasi di masing-masing desa. "Sebab setiap desa punya potensi. Tidak tunggu lapangan kerja, tapi ciptakan lapangan kerja. Kita juga akan buat youth center sebagai wadah pengembangan potensi anak muda Gianyar,” katanya.
Terkait pariwisata, Agus Mahayastra mengatakan meski sudah terjadi pemerataan ekonomi tingkat kemiskinan masih tinggi hingga mencapai 22.420 jiwa per tahun 2017. Melihat angka ini, Agus Mahayastra yang mantan Wakil Bupati Gianyar ini mengatakan bahwa angka kemiskinan di Gianyar berdasarkan data Dinsos tahun 2016 hanya 7.500 KK. Jumlah inipun mengalami penurunan sekitar 3.000 KK pada tahun 2017. "Memang perlu penanganan khusus, maka kita siapkan program. Salah satunya melalui bedah rumah," jelasnya.
Terkait ini, Cok Ibah mengungkapkan mengatasi kemiskinan tidak cukup dengan bantuan fisik semata. "Harus cerdaskan dulu masyarakatnya. Sehingga bisa berkreatifitas. Dan harus dikelola dengan baik. Ujung tombak ekonomi sejatinya ada di pedesaan," jelasnya.
Dalam debat publik yang disiarkan langsung TVRI dan RRI Denpasar, semalam dimoderatori oleh praktisi politik yang mantan Ketua KPU Provinsi Bali, Udi Prayudi. Debat berlangsung selama 90 menit. Sejumlah pertanyaan oleh tim perumus dibacakan oleh moderator. Tampak hadir dari kubu paslon nomor urut 1 paket Kertha-Maha, menantu Cok Ibah yang artis nasional Happy Salma. Sedangkan dari kubu Paket Aman dengan nomor urut 2 tampak dihadiri mantan Bupati Gianyar AA Gde Agung Baratha. Juga setia menyaksikan debat hingga usai, Penjabat Bupati Gianyar I Ketut Rochineng.
Ketua KPU Gianyar, AA Gde Putra memastikan pertanyaan debat publik ini terjamin kerahasiaannya. "Materi pertanyaan kita serahkan ke tim perumus, diserahkannya pun 1 jam sebelum debat. Sehingga kita pastikan terjaga kerahasiaan dan independensi. Sehingga tidak ada praduga," jelasnya. Pihaknya berharap, melalui debat publik ini masyarakat khususnya Gianyar punya referensi tambahan untuk menentukan pilihan pada 27 Juni 2018 mendatang. Tim Perumus dalam debat publik kemarin, yakni Dr I Nyoman Tika Msi (Undiksha/bidang Pendidikan), Prof Dr I Gde Arya Sugiartha M Hum (ISI/seni dan budaya), Dr Luh Riniti Rahayu Msi (Universitas Ngurah Rai/Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN), Dr Drs AA Gde Oka Wisnu Murti Msi (Universitas Warmadewa/Sosial Politik), Dr Putu Kepramareni SE MM (Universitas Mahasaraswati/Ekonomi), Dr AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda SSos Msi (Undiknas/Tata Pemerintahan), Dr Ir I Ketut Suamba SP (Unud/Pertanian), Prof Dr Drs Yohanes Usfunan SH M Hum (Unud/Hukum), Prof Dr I Wayan Windia SH MH (Unud/Hukum Adat), Dr Ni Made Eka Maha Dewi M Par CHE (STP Nusa Dua/Pariwisata). *nvi
1
Komentar