Jalur ke Pura Lempuyang Tertutup Longsor
Pamedek dan wisatawan yang akan ke Pura Lempuyang Madya memilih jalan memutar melintasi Banjar Basangalas, Desa Tribuana, Kecamatan Abang.
AMLAPURA, NusaBali
Jalur menuju Pura Lempuyang Madya melewati Banjar Sekar Gunung Kaler, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem tertutup tanah longsor dan pohon tumbang. Peristiwa tanah longsor terjadi pada Minggu (28/2) sekitar pukul 19.30 Wita. Akibatnya, pamedek dan wisatawan yang hendak ke Pura Lempuyang Madya, memilih jalan memutar.
Warga Banjar Sekar Gunung Kaler baru melaporkan ke Pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem pada Senin (29/2) sekitar pukul 09.00 Wita. Laporan tersebut langsung mendapatkan penanganan dengan mengerahkan alat berat untuk menyingkirkan material tanah dari badan jalan Banjar Sekar Gunung Kaler, Desa Bukit. Proses evakuasi tersebut berlangsung hingga sekitar pukul 15.00 Wita.
Penanganan tanah longsor kemairn sempat tersendat karena alat berat sempat mengalami kerusakan di jalan tanjakan saat menuju lokasi. Sehingga menunggu perbaikan sekitar dua jam. Ternyata di lokasi tanah longsor tersebut, sebelumnya telah dua kali longsor. Berarti musibah yang terjadi kemarin, merupakan yang ketiga kalinya, selama setahun terakhir.
Jarak dari lokasi longsor menuju Pura Lempuyang Madya, sekitar 500 meter, ke arah timur mesti melintasi jalan tanjakan.
I Wayan Pasek, warga Banjar Sekar Gunung Kaler, menuturkan, hujan lebat mengguyur sejak Minggu sore. “Jalur di sini rawan longsor, karena tanahnya berpasir. Walau pohon tumbuh lebat, tetap saja tumbang tak kuat menahan rembesan air,” jelasnya.
Selama belum tuntas penanganan tanah longsor itu, kata Wayan Pasek, para pamedek dan wisatawan memilih jalan memutar melintasi Banjar Basangalas, Desa Tribuana, Kecamatan Abang.
Petugas BPBD yang turun ke lokasi dikoordinasikan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Karangasem Kadek Ratna Wulandari. Dikatakannya, sebelum menuju lokasi longsor, terlebih dahulu petugas membabat beberapa pohon yang roboh ke jalan, terutama pohon bambu dan gamelina.
Ratna Wulandari menambahkan, ekskavator didatangkan ke lokasi untuk mempercepat penanganan. “Kalau mengandalkan penanganan manual, memerlukan waktu lama,” katanya. 7 k16
Komentar