Janar Duta Emergency Cup Kenalkan Kegawatdaruratan Medis
Tim Bantuan Medis (TBM) Janar Duta Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyelenggarakan Janar Duta Emergency Cup III, yakni lomba kegawatdaruratan medis tingkat SMA/SMK se-Bali.
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional. Melalui lombaini, para siswa sekaligus mendapatkan pengetahuan tentang kegawatdaruratan medis.“Jadi lombanya ada tiga babak. Babak penyisihan, semifinal, final.Babak penyisihan menyangkut teori seperti tes tertulis untuk melihat pengetahuan adik-adik SMA. Sedangkan semifinal dan final dengan
simulasi penanganan terhadap korban,” ujar Ketua Panitia Janar Duta Emergency Cup III Catherina, di sela perlombaan di FK Unud Kampus Sudirman, Denpasar, Minggu (29/4).
Ada 53 tim dari SMA/SMK se-Bali yang ikut berlomba. Dijelaskan pada tahap simulasi, dari panitia sudah menyiapkan korban. Penilaiannya saat para peserta menangani si korban. “Di situ kami menilai mereka dalam penanganan pendarahan, patah tulang, pemeriksaan fisik secara umum, serta pembuatan tandu. Sedangkan di final bagaimana penanganan luka bakar,” jelasnya.
Menurut dia, setiap penanganan memiliki kesulitan masing-masing. Kalau yang pendarahan, bagaimana agar pendarahannya cepat berhenti. Kalau yang patah tulang bagaimana memberikan alat yang benar agar saat evakuasi bagian yang patah tidak bergoyang-goyang. Serta jika luka bakar bagaimana secepat mungkin mendinginkan bagian yang terkena luka bakar itu. “Manfaatnya lebih ke pengenalan dan penambahan pengetahuan tentang kegawatdaruratan medis. Biar ketika menemukan problem di tengah jalan kita bisa bantu,” katanya. 7 ind
simulasi penanganan terhadap korban,” ujar Ketua Panitia Janar Duta Emergency Cup III Catherina, di sela perlombaan di FK Unud Kampus Sudirman, Denpasar, Minggu (29/4).
Ada 53 tim dari SMA/SMK se-Bali yang ikut berlomba. Dijelaskan pada tahap simulasi, dari panitia sudah menyiapkan korban. Penilaiannya saat para peserta menangani si korban. “Di situ kami menilai mereka dalam penanganan pendarahan, patah tulang, pemeriksaan fisik secara umum, serta pembuatan tandu. Sedangkan di final bagaimana penanganan luka bakar,” jelasnya.
Menurut dia, setiap penanganan memiliki kesulitan masing-masing. Kalau yang pendarahan, bagaimana agar pendarahannya cepat berhenti. Kalau yang patah tulang bagaimana memberikan alat yang benar agar saat evakuasi bagian yang patah tidak bergoyang-goyang. Serta jika luka bakar bagaimana secepat mungkin mendinginkan bagian yang terkena luka bakar itu. “Manfaatnya lebih ke pengenalan dan penambahan pengetahuan tentang kegawatdaruratan medis. Biar ketika menemukan problem di tengah jalan kita bisa bantu,” katanya. 7 ind
Komentar