Kemendikbud Survei Kemampuan Literasi Siswa SMA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa survei kemampuan literasi membaca siswa kelas X SMA di Bali.
AMLAPURA, NusaBali
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melakukan kajian kebijakan teknis pendukung literasi nasional. Agenda survei dari tanggal 19 April-9 Mei 2018. Sebanyak 9 SMA negeri dan swasta di Bali yang telah melaksanakan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dijadikan sampel, khusus di Karangasem, ada dua sekolah swasta disurvei.
Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali di Karangasem, I Made Puri Suastika, dua SMA di Karangasem yang disurvei yakni SMA PGI Amlapura dan SMA Dharma Kirthi Sengkidu Kecamatan Manggis. Sedangkan 7 SMA lainnya di Bali yakni SMAN 1 Sukawati Gianyar, SMAN 1 Bangli, SMAN 2 Semarapura, SMAN 2 Bangli, SMAN 1 Selemadeg Tabanan, SMAN Kubutambahan Buleleng, dan SMA Kuta Pura Badung. “Dua SMA swasta di Karangasem dijadikan survei kemampuan literasi membacanya. Syaratnya sekolah bersangkutan telah menggelar UNBK,” kata Made Puri Suastika, Minggu (29/4).
Penunjukan 9 sekolah itu berdasarkan surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 2117/61/TU/2018 per 12 April 2018 ditandatangani Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, M Abdul Khak. Disebutkan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan melaksanakan kajian kebijakan teknis pendukung literasi nasional. Kemendikbud dalam menjalankan program literasi membaca bekerjasama dengan Pusat Penilaian Pendidikan, SEAMEO QITEP in Language, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, serta Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan.
Dalam kajiannya, akan mengidentifikasi kemampuan siswa kelas X, tujuannya survei di hasil akhir agar bisa dikeluarkan rekomendasi bidang literasi dilakukan Kemendikbud. Kajian selama survei dengan mengambil data kompetensi literasi membaca siswa kelas X sekolah menengah di 34 provinsi di Indonesia. Instrumen aplikasi soal uji kompetensi membaca berbasis komputer. Pengambilan data dilakukan petugas Balai/Kantor Bahasa Provinsi. Caranya dengan menyuguhkan sejumlah pertanyaan kepada siswa kelas X, di mana pertanyaan yang telah diolah Kemendikbud, kualitas soalnya dikombinasikan dengan soal PISA (Program For International Student Assessment) sistem penilaian secara internasional menitikberatkan pada kemampuan anak usia 15 tahun ke atas bidang literasi membaca.
Sementara Kepala SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik mengakui, dapat surat jadi objek survei literasi membaca. “Kami telah siap, komputer juga siap. Silakan saja test kemampuan anak didik kami,” jelasnya. *k16
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melakukan kajian kebijakan teknis pendukung literasi nasional. Agenda survei dari tanggal 19 April-9 Mei 2018. Sebanyak 9 SMA negeri dan swasta di Bali yang telah melaksanakan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dijadikan sampel, khusus di Karangasem, ada dua sekolah swasta disurvei.
Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali di Karangasem, I Made Puri Suastika, dua SMA di Karangasem yang disurvei yakni SMA PGI Amlapura dan SMA Dharma Kirthi Sengkidu Kecamatan Manggis. Sedangkan 7 SMA lainnya di Bali yakni SMAN 1 Sukawati Gianyar, SMAN 1 Bangli, SMAN 2 Semarapura, SMAN 2 Bangli, SMAN 1 Selemadeg Tabanan, SMAN Kubutambahan Buleleng, dan SMA Kuta Pura Badung. “Dua SMA swasta di Karangasem dijadikan survei kemampuan literasi membacanya. Syaratnya sekolah bersangkutan telah menggelar UNBK,” kata Made Puri Suastika, Minggu (29/4).
Penunjukan 9 sekolah itu berdasarkan surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 2117/61/TU/2018 per 12 April 2018 ditandatangani Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, M Abdul Khak. Disebutkan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan melaksanakan kajian kebijakan teknis pendukung literasi nasional. Kemendikbud dalam menjalankan program literasi membaca bekerjasama dengan Pusat Penilaian Pendidikan, SEAMEO QITEP in Language, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, serta Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan.
Dalam kajiannya, akan mengidentifikasi kemampuan siswa kelas X, tujuannya survei di hasil akhir agar bisa dikeluarkan rekomendasi bidang literasi dilakukan Kemendikbud. Kajian selama survei dengan mengambil data kompetensi literasi membaca siswa kelas X sekolah menengah di 34 provinsi di Indonesia. Instrumen aplikasi soal uji kompetensi membaca berbasis komputer. Pengambilan data dilakukan petugas Balai/Kantor Bahasa Provinsi. Caranya dengan menyuguhkan sejumlah pertanyaan kepada siswa kelas X, di mana pertanyaan yang telah diolah Kemendikbud, kualitas soalnya dikombinasikan dengan soal PISA (Program For International Student Assessment) sistem penilaian secara internasional menitikberatkan pada kemampuan anak usia 15 tahun ke atas bidang literasi membaca.
Sementara Kepala SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik mengakui, dapat surat jadi objek survei literasi membaca. “Kami telah siap, komputer juga siap. Silakan saja test kemampuan anak didik kami,” jelasnya. *k16
Komentar