Capaian Imunisasi JE di Bali Capai 98,67 Persen
Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat angka cakupan imunisasi Japanese Encephalitis (JE) di Provinsi Bali selama bulan Maret-April mencapai 98,67 persen.
Gianyar dan Denpasar di Bawah Target
DENPASAR, NusaBali
Namun, tidak semua kabupaten/kota mampu cakupan di atas 95 persen, yakni Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya, memaparkan, capaian imunisasi JE di Kota Denpasar hanya mencapai 94,16 persen, yakni cakupan 195.256 orang dari sasaran sebanyak 207.364 orang. Sedangkan Gianyar tercatat mencapai 94,07 persen dengan cakupan 103.345 orang dari target sasaran 109.866 orang.
Suarjaya mengatakan, hasil yang dicapai Gianyar dan Denpasar kemungkinan besar diakibatkan oleh sejumlah faktor. “Pertama, kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, sedangkan faktor kedua kemungkinan adanya anak yang sedang sakit saat jadwal imunisasi dilaksanakan. Kami akan dilakukan sweeping untuk mencari sasaran yang belum didapat mulai besok hingga dua minggu ke depan,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (1/5).
Sementara ada tujuh kabupaten melampaui target cakupan imunisasi 95 persen. Capaian tertinggi dicapai Kabupaten Karangasem dengan persentase sebesar 104,30 persen. Lalu Kabupaten Jembrana sebesar 102,89 persen (cakupan 65.002 orang dari sasaran 63.176 orang), Tabanan sebesar 103,96 persen (cakupan 87.610 orang dari sasaran sebanyak 84.272 orang). Capaian Kabupaten Badung sebesar 97,70 persen (cakupan 145.219 orang dari sasaran sebanyak 148.644 orang), sedangkan Buleleng capaiannya sebesar 98,17 persen (cakupan imunisasi sebesar 155.505 dari sasaran 158.410).
Sasaran imunisasi Kabupaten Bangli mencapai 102,85 persen (cakupan imunisasi 53.316 orang dari sasaran sebanyak 51.840 orang). Capaian imunisasi Kabupaten Karangasem mencapai 104,30 persen (cakupan 104.623 orang dari sasaran sebanyak 100.308 orang), sedangkan Klungkung sebesar 103,18 persen (cakupan 40.175 orang dari jumlah sasaran 38.936 orang). “Dari jumlah target sasaran 962.810 orang, sebanyak 950.052 anak sudah diimuninasi,” katanya.
Suarjaya menambahkan, untuk selanjutnya mulai bulan Mei Immunisasi JE akan masuk ke program imunisasi rutin bagi bayi umur 10 bulan untuk mempertahankan kekebalan bagi semua anak sehingga tidak tertular virus JE. “Untuk yang sudah divaksin, akan memperoleh kekebalan sampai 10 tahun. Nah, mulai bulan Mei ini, akan dilakukan immunisasi rutin bagi bayi saat berusia 10 bulan yang belum mendapat vaksinasi JE,” jelasnya.
Dijelaskan Suarjaya, dari sisi teori, kalau cakupan imunisasi sudah bisa mencapai 95 persen, itu berarti sudah dapat melindungi keseluruhan. Artinya orang yang tidak imunisasi itu akan mendapatkan perlindungan dari yang imunisasi jika cakupannya sudah bisa sebesar itu. Ini dinamakan herd imunination. Artinya kalau seseorang yang tidak terimunisasi, ada dalam lingkungan orang yang kebal, maka dia akan ikut kekebalan pasif.
Namun masyarakat diminta terus memperhatikan lingkungannya agar tidak menjadi sarang nyamuk culex. Sebab, imunisasi saja tidak cukup kalau penyebabnya belum hilang.
“Yang paling penting adalah menghilangkan penyebabnya. Penyebabnya adalah virus, penularnya adalah nyamuk culex, dan hostnya adalah babi. Jadi faktor lingkungan harus diperhatikan untukk bisa memberantas sumber penularnya, yakni dengan jalan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” tandasnya. *ind
DENPASAR, NusaBali
Namun, tidak semua kabupaten/kota mampu cakupan di atas 95 persen, yakni Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya, memaparkan, capaian imunisasi JE di Kota Denpasar hanya mencapai 94,16 persen, yakni cakupan 195.256 orang dari sasaran sebanyak 207.364 orang. Sedangkan Gianyar tercatat mencapai 94,07 persen dengan cakupan 103.345 orang dari target sasaran 109.866 orang.
Suarjaya mengatakan, hasil yang dicapai Gianyar dan Denpasar kemungkinan besar diakibatkan oleh sejumlah faktor. “Pertama, kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, sedangkan faktor kedua kemungkinan adanya anak yang sedang sakit saat jadwal imunisasi dilaksanakan. Kami akan dilakukan sweeping untuk mencari sasaran yang belum didapat mulai besok hingga dua minggu ke depan,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (1/5).
Sementara ada tujuh kabupaten melampaui target cakupan imunisasi 95 persen. Capaian tertinggi dicapai Kabupaten Karangasem dengan persentase sebesar 104,30 persen. Lalu Kabupaten Jembrana sebesar 102,89 persen (cakupan 65.002 orang dari sasaran 63.176 orang), Tabanan sebesar 103,96 persen (cakupan 87.610 orang dari sasaran sebanyak 84.272 orang). Capaian Kabupaten Badung sebesar 97,70 persen (cakupan 145.219 orang dari sasaran sebanyak 148.644 orang), sedangkan Buleleng capaiannya sebesar 98,17 persen (cakupan imunisasi sebesar 155.505 dari sasaran 158.410).
Sasaran imunisasi Kabupaten Bangli mencapai 102,85 persen (cakupan imunisasi 53.316 orang dari sasaran sebanyak 51.840 orang). Capaian imunisasi Kabupaten Karangasem mencapai 104,30 persen (cakupan 104.623 orang dari sasaran sebanyak 100.308 orang), sedangkan Klungkung sebesar 103,18 persen (cakupan 40.175 orang dari jumlah sasaran 38.936 orang). “Dari jumlah target sasaran 962.810 orang, sebanyak 950.052 anak sudah diimuninasi,” katanya.
Suarjaya menambahkan, untuk selanjutnya mulai bulan Mei Immunisasi JE akan masuk ke program imunisasi rutin bagi bayi umur 10 bulan untuk mempertahankan kekebalan bagi semua anak sehingga tidak tertular virus JE. “Untuk yang sudah divaksin, akan memperoleh kekebalan sampai 10 tahun. Nah, mulai bulan Mei ini, akan dilakukan immunisasi rutin bagi bayi saat berusia 10 bulan yang belum mendapat vaksinasi JE,” jelasnya.
Dijelaskan Suarjaya, dari sisi teori, kalau cakupan imunisasi sudah bisa mencapai 95 persen, itu berarti sudah dapat melindungi keseluruhan. Artinya orang yang tidak imunisasi itu akan mendapatkan perlindungan dari yang imunisasi jika cakupannya sudah bisa sebesar itu. Ini dinamakan herd imunination. Artinya kalau seseorang yang tidak terimunisasi, ada dalam lingkungan orang yang kebal, maka dia akan ikut kekebalan pasif.
Namun masyarakat diminta terus memperhatikan lingkungannya agar tidak menjadi sarang nyamuk culex. Sebab, imunisasi saja tidak cukup kalau penyebabnya belum hilang.
“Yang paling penting adalah menghilangkan penyebabnya. Penyebabnya adalah virus, penularnya adalah nyamuk culex, dan hostnya adalah babi. Jadi faktor lingkungan harus diperhatikan untukk bisa memberantas sumber penularnya, yakni dengan jalan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” tandasnya. *ind
1
Komentar