Diajukan, Izin Penlok Bendungan Tamblang
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida pastikan Bendungan Tamblang siap dibangun tahun 2019.
SINGARAJA, NusaBali
Lokasi Bendungan Tamblang berada di tiga desa bertetangga wilayah perbatasan Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Sawan, Buleleng. BWS Bali Penida pun telah ajukan izin penetapan lokasi proyek bendungan bernilai Rp 700 miliar ini kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Terkait rencana Bendungan Tamblang yang sumber airnya diambil dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini, Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, bersama jajarannya beraudiensi ke Kantor Bupati Buleleng di Singaraja, Rabu (2/5). Seusai adiensi kemarin, Ketut Jayada mengatakan pihaknya membutuhkan izin penetapan lokasi (Penlok) dari Bupati Buleleng guna pembebasan lahan nendungan.
Menurut Jayada, luas lahan yang diperlukan dalam pembangunan Bandungan Tamblang mencapai 58,10 hektare. Lokasinya berada di tiga desa bertetangga, yakni Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Sawan (Kecamatan Sawan). “Kita sudah ajukan surat permohonan Penloknya, mudah-mudahan segera ditindaklanjuti. Tadi Pak Bupati sangat respons rencana pembangunan Bendungan Tamblang,” jelas Jayada.
Setelah izin Penlok Bendungan Tamblang terbit nanti, kata Jayada, pihaknya akan membentuk Tim Appraisal guna menentukan harga tanah yang dibebaskan. Selanjutnya, proyek bendungan ditenderkan. ”Kalau ini berjalan sesuai rencanan, tahun depan (2019) pembangunannya bendungan sudah bisa dimulai,” tegas Jayada.
Jayada menyebutkan, Bandungan Tamblang akan dibangun bertahap selama 4 tahun, dengan anggaran multiyears Rp 700 miliar dari APBN. Bendungan Tamblang dibangun dengan prioritas penyedia air baku, sehingga untuk pertanian prioritasnya kecil hanya seluas 558 hektare.
“Nanti Bendungan Tamblang ini bisa menjadi penopang kebutuhan air baku di wilayah Buleleng Timur. Apalagi, nanti Bandara Buleleng jadi dibangun, tentu perkembangannya berimbas juga terhadap kebutuhan air baku. Nah, kebutuhan air baku nanti bisa dipasok dari Bendungan Tamblang,” katanya.
Karena Bendungan Tamblang dirancang untuk menopang perkembangan akibat dampak Bandara Buleleng, menurut Jayada, maka pola pembangunanya juga berbeda dibandung proyek Bendungan Titab-Ularan di Buleleng Barat (Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt). Pembangunan Bendungan Tamblang diikuti dengan pembangunan jaringan air baku.
Bendungan Tamblang sendri dirancang mampu menampung 7 juta meter kubik air, yang dibersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang. ”Beda dengan Bendungan Titab-Ularan, yang bendungannya dibangun dulu, begitu rampung baru dibangun jaringan air bakunya. Sekarang manajemennya diubah, bendungan dibangun bersamaan dengan pembangunan jaringan air baku. Mudah-mudahan bisa selesai bersama-an, sehingga pemanfaatan bisa dirasakan langsung,” tandas Jayada.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan Bendungan Tamblangt. Bupati Agus Suradnyana pun segera akan membentuk tim guna menerbitkan izin Penlok. Dan, izin Penlok nanti dipastikan sesuai dengan lokasi yang ada dalam rancangan BWS Bali Penida.
”Kita segera akan bantu. Tadi (kemarin) saya sudah minta Pak Sekda untuk segera membentuk tim, karena bulan Agustus nanti proyek ini sudah tender,” ujar Agus Suradnyana seusai pertemuan dengan BPW Bali Penida, Rabu kemarin. Agus Suradnyana mengaku sangat yakin keberadaan Bendungan Tamblang nantinya akan memberi dampak yang luas, tertutama menyangkut kebutuhan air baku di wilayah Buleleng Timur. *k19
Lokasi Bendungan Tamblang berada di tiga desa bertetangga wilayah perbatasan Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Sawan, Buleleng. BWS Bali Penida pun telah ajukan izin penetapan lokasi proyek bendungan bernilai Rp 700 miliar ini kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Terkait rencana Bendungan Tamblang yang sumber airnya diambil dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini, Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, bersama jajarannya beraudiensi ke Kantor Bupati Buleleng di Singaraja, Rabu (2/5). Seusai adiensi kemarin, Ketut Jayada mengatakan pihaknya membutuhkan izin penetapan lokasi (Penlok) dari Bupati Buleleng guna pembebasan lahan nendungan.
Menurut Jayada, luas lahan yang diperlukan dalam pembangunan Bandungan Tamblang mencapai 58,10 hektare. Lokasinya berada di tiga desa bertetangga, yakni Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Sawan (Kecamatan Sawan). “Kita sudah ajukan surat permohonan Penloknya, mudah-mudahan segera ditindaklanjuti. Tadi Pak Bupati sangat respons rencana pembangunan Bendungan Tamblang,” jelas Jayada.
Setelah izin Penlok Bendungan Tamblang terbit nanti, kata Jayada, pihaknya akan membentuk Tim Appraisal guna menentukan harga tanah yang dibebaskan. Selanjutnya, proyek bendungan ditenderkan. ”Kalau ini berjalan sesuai rencanan, tahun depan (2019) pembangunannya bendungan sudah bisa dimulai,” tegas Jayada.
Jayada menyebutkan, Bandungan Tamblang akan dibangun bertahap selama 4 tahun, dengan anggaran multiyears Rp 700 miliar dari APBN. Bendungan Tamblang dibangun dengan prioritas penyedia air baku, sehingga untuk pertanian prioritasnya kecil hanya seluas 558 hektare.
“Nanti Bendungan Tamblang ini bisa menjadi penopang kebutuhan air baku di wilayah Buleleng Timur. Apalagi, nanti Bandara Buleleng jadi dibangun, tentu perkembangannya berimbas juga terhadap kebutuhan air baku. Nah, kebutuhan air baku nanti bisa dipasok dari Bendungan Tamblang,” katanya.
Karena Bendungan Tamblang dirancang untuk menopang perkembangan akibat dampak Bandara Buleleng, menurut Jayada, maka pola pembangunanya juga berbeda dibandung proyek Bendungan Titab-Ularan di Buleleng Barat (Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt). Pembangunan Bendungan Tamblang diikuti dengan pembangunan jaringan air baku.
Bendungan Tamblang sendri dirancang mampu menampung 7 juta meter kubik air, yang dibersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang. ”Beda dengan Bendungan Titab-Ularan, yang bendungannya dibangun dulu, begitu rampung baru dibangun jaringan air bakunya. Sekarang manajemennya diubah, bendungan dibangun bersamaan dengan pembangunan jaringan air baku. Mudah-mudahan bisa selesai bersama-an, sehingga pemanfaatan bisa dirasakan langsung,” tandas Jayada.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan Bendungan Tamblangt. Bupati Agus Suradnyana pun segera akan membentuk tim guna menerbitkan izin Penlok. Dan, izin Penlok nanti dipastikan sesuai dengan lokasi yang ada dalam rancangan BWS Bali Penida.
”Kita segera akan bantu. Tadi (kemarin) saya sudah minta Pak Sekda untuk segera membentuk tim, karena bulan Agustus nanti proyek ini sudah tender,” ujar Agus Suradnyana seusai pertemuan dengan BPW Bali Penida, Rabu kemarin. Agus Suradnyana mengaku sangat yakin keberadaan Bendungan Tamblang nantinya akan memberi dampak yang luas, tertutama menyangkut kebutuhan air baku di wilayah Buleleng Timur. *k19
1
Komentar