Penanganan Danau Buyan Butuh Dana Rp 150 Miliar
BWS Bali Penida Tawarkan Kolam Lumpur
SINGARAJA,NusaBali
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida sudah menyiapkan konsep penanganan di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, sebagai upaya menormalisasi danau. BWS memperkirakan kebutuhan dana dalam penanganan itu mencapai Rp 150 miliar. BWS pun meminta dukungan dari Pemkab Buleleng, agar pola penataan tersebut menjadi aspirasi daerah ke Pemerintah Pusat.
“Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati (Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,red), minta dukungan agar penanganan Danau Buyan bisa menjadi aspirasi daerah ke Pusat. Karena kebutuhan dananya sangat besar sekitar Rp 150 miliar,” ungkap Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, Kamis (3/5).
Dikatakan, dalam penanganan itu, pihaknya sudah menyiapkan konsep membuat kolam lumpur di luar tanggul. Kolam tersebut berfungsi menahan sidemen yang hanyur bersama air dari wilayah bagian atas. “Air bercampur sedimen dari bagian atas itu masuk dulu ke kolam lumpur, sebelum menuju danau. Jadi sedimen itu akan terendam di dalam kolam dulu, sehingga begitu air yang masuk ke danau tidak lagi bercampur sedimen. Sehingga danau lebih sehat,” jelas Jayada.
Selain membuat kolam lumpur, Jayada juga mengatakan, tanggul yang ada sekarang juga diperkuat sekaligus ditinggikan. Di atas tanggul, rencananya juga difungsikan sebagai jogging track, sehingga kawasan danau dapat dijadikan lokasi wisata. “Sebenarnya potensinya sangat luar biasa, dan ini sangat urgen ditangani. Nanti kalau bisa di atas tanggul itu bisa dijadikan jogging track dari Banjar Dasong ke Pura Ulun Danau (di Banjar Buyan,red), ini kan sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini yang bisa ditangani baru sebatas penanganan gulma yang memenuhi permukaan danau. Dikatakan, gulma yang memenuhi permukaan danau luasnya mencapai 65 hektare. Dari jumlah itu 40 hektarenya sudah dapat dibersihkan sejak dua tahun terakhir dengan alat yang dimiliki. “Mudah-mudahan pertengahan tahun ini kita dapat bantuan alat yang lebih besar lagi dari pusat. Nanti itu bisa kita gunakan mempercepat penangan gulma di danau,” ungkapnya.
Pantauan di lokasi Danau Buyan, Kamis siang, air danau sudah meluber sejauh sekitar 400 meter dari tanggul. Bahkan tanggul sebagai pembatas antara danau dengan lahan pertanian warga, sudah tidak kelihatan karena tergenang luapan air danau. Beberapa bangunan yang berada di pinggir danau sudah ada yang terendam. “Luas areal pertanian yang terendam 38 hektare, bangunan rumah milik 17 KK juga sudah terendam, termasuk bangunan SDN 4 Pancasari,” kata Perbekel Pancasari Wayan Darsana.
Perbekel Darsana mengatakan, warga sejak lama sangat menginginkan agar danau segera mendapat penanganan. Bahkan jika danau dikeruk, warga pemilik lahan dipinggir danau sudah siap menampung tanah kerukan tersebut. “Sebenarnya tidak masalah, bahkan warga sudah lama menghendaki agar danau segera ditangani atau dikeruk,” ujarnya. *k19
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida sudah menyiapkan konsep penanganan di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, sebagai upaya menormalisasi danau. BWS memperkirakan kebutuhan dana dalam penanganan itu mencapai Rp 150 miliar. BWS pun meminta dukungan dari Pemkab Buleleng, agar pola penataan tersebut menjadi aspirasi daerah ke Pemerintah Pusat.
“Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati (Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,red), minta dukungan agar penanganan Danau Buyan bisa menjadi aspirasi daerah ke Pusat. Karena kebutuhan dananya sangat besar sekitar Rp 150 miliar,” ungkap Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada, Kamis (3/5).
Dikatakan, dalam penanganan itu, pihaknya sudah menyiapkan konsep membuat kolam lumpur di luar tanggul. Kolam tersebut berfungsi menahan sidemen yang hanyur bersama air dari wilayah bagian atas. “Air bercampur sedimen dari bagian atas itu masuk dulu ke kolam lumpur, sebelum menuju danau. Jadi sedimen itu akan terendam di dalam kolam dulu, sehingga begitu air yang masuk ke danau tidak lagi bercampur sedimen. Sehingga danau lebih sehat,” jelas Jayada.
Selain membuat kolam lumpur, Jayada juga mengatakan, tanggul yang ada sekarang juga diperkuat sekaligus ditinggikan. Di atas tanggul, rencananya juga difungsikan sebagai jogging track, sehingga kawasan danau dapat dijadikan lokasi wisata. “Sebenarnya potensinya sangat luar biasa, dan ini sangat urgen ditangani. Nanti kalau bisa di atas tanggul itu bisa dijadikan jogging track dari Banjar Dasong ke Pura Ulun Danau (di Banjar Buyan,red), ini kan sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini yang bisa ditangani baru sebatas penanganan gulma yang memenuhi permukaan danau. Dikatakan, gulma yang memenuhi permukaan danau luasnya mencapai 65 hektare. Dari jumlah itu 40 hektarenya sudah dapat dibersihkan sejak dua tahun terakhir dengan alat yang dimiliki. “Mudah-mudahan pertengahan tahun ini kita dapat bantuan alat yang lebih besar lagi dari pusat. Nanti itu bisa kita gunakan mempercepat penangan gulma di danau,” ungkapnya.
Pantauan di lokasi Danau Buyan, Kamis siang, air danau sudah meluber sejauh sekitar 400 meter dari tanggul. Bahkan tanggul sebagai pembatas antara danau dengan lahan pertanian warga, sudah tidak kelihatan karena tergenang luapan air danau. Beberapa bangunan yang berada di pinggir danau sudah ada yang terendam. “Luas areal pertanian yang terendam 38 hektare, bangunan rumah milik 17 KK juga sudah terendam, termasuk bangunan SDN 4 Pancasari,” kata Perbekel Pancasari Wayan Darsana.
Perbekel Darsana mengatakan, warga sejak lama sangat menginginkan agar danau segera mendapat penanganan. Bahkan jika danau dikeruk, warga pemilik lahan dipinggir danau sudah siap menampung tanah kerukan tersebut. “Sebenarnya tidak masalah, bahkan warga sudah lama menghendaki agar danau segera ditangani atau dikeruk,” ujarnya. *k19
Komentar