Tak Pilih Warna, Warga Sanur Yakin Mantra-Kerta Unggul 80 Persen
Ribuan massa tumpah ruah memadati dua titik yang menjadi lokasi kampanye akbar, pasangan calon Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) di kawasan Sanur, Rabu (2/5).
DENPASAR, NusaBali
Baik di Griya Gede Banjar Taman Sanur maupun di halaman Jaba Pura Pantai Mertasari Sanur, ribuan warga asal Sanur dan Kecamatan Denpasar Selatan dan sekitarnya pada umumnya ingin mendengarkan secara langsung visi misi dan program dari paslon Mantra-Kerta. Pada kedua acara tersebut, hadir pula para perwakilan Koalisi Rakyat Bali (KRB) Provinsi Bali, KRB Kota Denpasar, relawan Rai Mantra, relawan Sudikerta, relawan De Gadjah dan seluruh masyarakat lainnya. Hadir juga beberapa anggota DPRD Bali, DPRD Kota Denpasar, dan anggota DPR RI Ida Bagus Sukarta dari Partai Gerindra.
Di sela acara, tokoh Griya Taman, Ida Bagus Gede Udayana mengatakan, warga Sanur telah bertekad memenangkan Mantra-Kerta yang mereka anggap sebagai pasangan yang tepat untuk memimpin Bali lima tahun mendatang. Bahkan Udiyana yakin Mantra-Kerta mendulang suara mimimal 80 persen di Sanur. "Warga Sanur sudah bertekad bulat untuk itu (menangkan Mantra-Kerta). Melihat antusiasme warga, saya yakin pasangan Mantra Kerta menang 80 persen. Bahkan di Banjar Taman, bisa sampai 90 persen," ujar Udiyana.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali itu mengatakan, warga Sanur memang memiliki orientasi partai berbeda-beda. Ada partai berwarna merah, kuning, biru, dan warna lain. Namun untuk pemilihan Gubernur Bali kali ini, semua melebur tanpa batasan ‘warna’. "Untuk Pilgub ini warga sudah tidak melihat warna karena yang dilihat figur Mantra-Kerta," tambah Udiyana.
Menurutnya, pilihan pada Mantra-Kerta bukannya tanpa alasan. Figur tersebut, terutama sosok Rai Mantra, dipandang sebagai pemimpin yang baik yang telah terbukti berhasil memimpin Kota Denpasar menjadi kota yang maju dan sejahtera.
Selain bukti prestasi, warga menjatuhkan pilihan pada Rai Mantra tidak lepas dari rekam jejak kepemimpinan ayahnya Prof. Ida Bagus Mantra. Warga melihat Rai Mantra memiliki semangat dan kapasitas kepemimpinan serupa ayahnya. “Warga merasakan secara langsung apa yang diwarisi Profesor Mantra seperti Art Center dan LPD yang relevan sampai saat ini dan bisa diwariskan ke anak cucu," tegas Udiyana.
Saat diminta berorasi, dengan santun Rai Mantra meminta restu warga sembari mengatakan bahwa pemilihan Gubernur Bali bukan soal suka atau tidak suka pada calon, tapi jauh substansial dari itu yakni berkait tanggung jawab bersama menjaga taksu Budaya Bali.
Rai Mantra juga mengatakan bahwa sebagaimana halnya budaya Bali yang sudah terbiasa dengan demokrasi dalam suasana riang gembira, semisal pengambilan keputusan di banhar, seyogyanya Pilgub pun disikapi dengan cara serupa. “ Perhelatan demokrasi yang berpuncak pada 27 Juni ini adalah kesempatan bagi warga untuk menentukan pilihan secara sukacita.Tanpa tekanan dan tanpa rasa takut," ucapnya. *
Baik di Griya Gede Banjar Taman Sanur maupun di halaman Jaba Pura Pantai Mertasari Sanur, ribuan warga asal Sanur dan Kecamatan Denpasar Selatan dan sekitarnya pada umumnya ingin mendengarkan secara langsung visi misi dan program dari paslon Mantra-Kerta. Pada kedua acara tersebut, hadir pula para perwakilan Koalisi Rakyat Bali (KRB) Provinsi Bali, KRB Kota Denpasar, relawan Rai Mantra, relawan Sudikerta, relawan De Gadjah dan seluruh masyarakat lainnya. Hadir juga beberapa anggota DPRD Bali, DPRD Kota Denpasar, dan anggota DPR RI Ida Bagus Sukarta dari Partai Gerindra.
Di sela acara, tokoh Griya Taman, Ida Bagus Gede Udayana mengatakan, warga Sanur telah bertekad memenangkan Mantra-Kerta yang mereka anggap sebagai pasangan yang tepat untuk memimpin Bali lima tahun mendatang. Bahkan Udiyana yakin Mantra-Kerta mendulang suara mimimal 80 persen di Sanur. "Warga Sanur sudah bertekad bulat untuk itu (menangkan Mantra-Kerta). Melihat antusiasme warga, saya yakin pasangan Mantra Kerta menang 80 persen. Bahkan di Banjar Taman, bisa sampai 90 persen," ujar Udiyana.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali itu mengatakan, warga Sanur memang memiliki orientasi partai berbeda-beda. Ada partai berwarna merah, kuning, biru, dan warna lain. Namun untuk pemilihan Gubernur Bali kali ini, semua melebur tanpa batasan ‘warna’. "Untuk Pilgub ini warga sudah tidak melihat warna karena yang dilihat figur Mantra-Kerta," tambah Udiyana.
Menurutnya, pilihan pada Mantra-Kerta bukannya tanpa alasan. Figur tersebut, terutama sosok Rai Mantra, dipandang sebagai pemimpin yang baik yang telah terbukti berhasil memimpin Kota Denpasar menjadi kota yang maju dan sejahtera.
Selain bukti prestasi, warga menjatuhkan pilihan pada Rai Mantra tidak lepas dari rekam jejak kepemimpinan ayahnya Prof. Ida Bagus Mantra. Warga melihat Rai Mantra memiliki semangat dan kapasitas kepemimpinan serupa ayahnya. “Warga merasakan secara langsung apa yang diwarisi Profesor Mantra seperti Art Center dan LPD yang relevan sampai saat ini dan bisa diwariskan ke anak cucu," tegas Udiyana.
Saat diminta berorasi, dengan santun Rai Mantra meminta restu warga sembari mengatakan bahwa pemilihan Gubernur Bali bukan soal suka atau tidak suka pada calon, tapi jauh substansial dari itu yakni berkait tanggung jawab bersama menjaga taksu Budaya Bali.
Rai Mantra juga mengatakan bahwa sebagaimana halnya budaya Bali yang sudah terbiasa dengan demokrasi dalam suasana riang gembira, semisal pengambilan keputusan di banhar, seyogyanya Pilgub pun disikapi dengan cara serupa. “ Perhelatan demokrasi yang berpuncak pada 27 Juni ini adalah kesempatan bagi warga untuk menentukan pilihan secara sukacita.Tanpa tekanan dan tanpa rasa takut," ucapnya. *
Komentar