Sukses Berkat Karya Ilmiah Teknologi Pembuatan Air Minum Alkali
Atas suksesnya ciptakan Air Minum Alkali hingga tembus runner-up nasional dalam Lomba Karya Ilmiah 2018, Usamah Izzuddin Alqusam dan Ahmad Andi Al Ma'ruf diundang Bupati Eka Wiryastuti ke Kantor Bupati Tabanan, Jumat kemarin
Dua Siswa SMA dari Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan Raih Juara II Tingkat Nasional
TABANAN, NusaBali
Prestasi membanggakan direngkuh dua siswa dari Madrasah Aloyah (MA) Al Irsyad---setingkat SMA--di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, yakni Usamah Izzuddin Alqusam,16, dan Ahmad Andi Al Ma'ruf, 17. Keduanya sukses rengkuh juara II tingkat nasional dalam Lomba Karya Ilmiah (LKI) bidang Sumber Daya Air (SDA) Tahun 2018, yang digelar Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), berkat karya ilmiahnya berjulul ‘Teknologi Pembuatan Air Minum Alkali’.
Karya ilmiah berjudul ‘Teknologi Pembuatan Air Minum Alkali’ yang mengantarkan Usamah Izzuddin Alqusam dan Ahmad Andi Al Ma'ruf, keduanya asal Banjar Candikuning II, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti---sebagai juara II tingkat nasional ini dipresentasikan di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, sehari sebelum peringatan Hari Air Se-Dunia, 22 April 2018 lalu.
Keesokan harinya, keluar pengumuman yang menyatakan kedua siswa asal Desa Candikuning ini menduduki peringkat runnber-up nasional. Mereka hanya kalah dari karya tulis milik siswa SMK Badan Perguruan Indonesia Bandung, Jawa Barat.
Atas prestasinya itu, Usamah dan Ahmad Andi berhak menggondol uang pembinaan sebesar Rp 12,5 juta dari Kementerian PUPR. Berselang dua pekan kemudian, kedua siswa dari kawasan pegunungan Desa Candikuning ini diundang Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ke Kantor Bupati, Jumat (4/5). Saat penuhi undangan Bupati Eka Wiryastuti kemarin, Ahmad Andi dan Usamah didampingi Kepala Sekolah (Kasek) MA Al Irsyad, Muh Syarifuddin, dan Kelian Dinas Banjar Candikuning II, Aril Dimitro Askazeta.
Ditemui NusaBali seusai diterima Bupati Eka Wiryastuti kemarin, Ah-mad Andi sempat menceritakan sekilas teknologi pembuatan Air Munim Alkali yang mengantarkannya sebagai juara II nasional. Air Alkali adalah air yang memiliki tingkat keasaman (PH) 7-8. Air tersebut bagus untuk kesehatan tubuh dan memiliki anti oksidan yang tinggi.
Menurut Ahmad Andi, penelitiannya ini sangat panjang dan penuh liku, dilakukan selama 3 tahun sejak 2015. Sebelum berhasil menciptakan Air Minum Alkali, mereka harus melakukan ujicoba berkali-kali. Ujicoba dilakukan dengan peralatan yang disebut Gloris Water, dengan berat 2 kilogram.
Ide pembuatan Air Minum Alkali ini berawal dari gagasan Usamah Izzuddin Alqusam, yang kebetulan tinggal di asrama sekolah. Ide Usamah tersebut muncul setelah remaja berusia 16 tahun ini melihat lingkungan tempat tinggalnya di Banjar Candikuning II, Desa Candikuning yang belum ada air dengan kualitas kesehatan tinggi. Usamah dan Ahmad Andi pun mencoba membuat air minum berkadar PH tinggi, namun dengan alat yang sederhana.
Ide tersebut kemudian disampaikan kepada pembimbingnya, Syamsudi, yang merupakan guru Teknologi di MA Al Irsyad, Desa Candikuning. Dengan bantuan referensi dari buku, mereka mulai membuat alat Gloris Water untuk menciptakan Air Minum Alkali.
Nah, bahan untuk alat Gloris Water cukup sederhana, berupa beberapa bebatuan yang dibeli lengkap dengan alat ukur PH dan alat ukur anti oksidan. "Tapi, ketika air siap minum dituangkan ke dalam alat, hasilnya tidak bagus, tetap saja PH-nya normal," kenang Ahmad Andi seusai sholat di Masjid Sanggulan, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat kemarin.
Menurut Ahmad Andi, ujicoba ini sudah mereka lakukan sejak tahun 2015, namun berkali-kali hasilnya memang kurang memuaskan. Walapun peletakan bebatuan mineral yang biasa mereka sebut filter sudah bagus, tapi airnya belum memiliki PH yang bagus. Sampai akhirnya ada pengumuman Lomba Karya Ilmiah (LKI) dari Kementerian PUPR melalui internet, awal April 2018 lalu. Ahmad Andu dan Usamah pun mulai menyempurnakan penelitiannya. Lalu, mereka berhasil menyelesaikan proposal karya ilmiah tersebut, 12 April 2018. Saat itu pula, hasil karyanya dikirim ke Kemeterian PUPR lewat internet.
Tanpa disangka, hasil karyanya berhasil tembus 10 besar dengan menyingkirkan 463 peserta SMA/SMK dan MA se-Indonesia. "Masuk 10 besar ini baru diinformasikan 19 April 2018," katanya.
Karena masuk 10 besar, Usamah dan Ahmad Andi pun diundang ke Jakarta untuk presentasikan hasil karyanya, 22 April 2018. Saat presentasi, mereka diuji sekitar 10 profesor dan peneliti. "Saat itu, kami degdegan dan gugup. Syukurnya, semua pertanyaan bisa kami jawab," cerita Ahmad Andi.
Sehari kemudian, 23 April 2018, kabar menggembirakan datang menghampiri dua siswa Kelas XI MA Al Irsyad, Desa Candikuning ini. Hasil karya mereka dinyatakan berhasil meraih juara II nasional. "Perasaan saat itu senang bercampur haru. Piala diserahkan langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono,” tutur Ahmad Andi, anak yatim piatu dari pasangan almarhum Sulahmdi dan Hasimah.
Sementara itu, Usamah menceritakan alat Gloris Water yang digunakan untuk membuat Air Minum Alkali dibuat dengan cara sederhana. Biayanya pun hanya Rp 1,9 juta. Komponen dalam alat Gloris Water, antara lain, selang, pompa adaptor, silica, batu zeolite, karbon, keramik, batu ORP, bio keramik, korosek, batuan mineral, filter sedimen, kran, triplek, paku ulir, klem pemegang tabung, dan sakral.
Seluruh bahan ini dirakit menyerupai wadah segi empat. Lalu, bahan dari bebatuan mineral itu diletakkan di dalam wadah. Peletakan bebatuan tersebut harus tepat, supaya bisa menghasilkan PH yang bagus. "Jadi, tidak boleh sembarang. Kami gunakan 9 filter untuk hasilkan air yang jernih," beber Usamah.
Kemudian, untuk membuat Air Minum Alkali, air dimasukkan ke dalam alat Gloris Water. Setelah dimasukkan, Air Minum Alkali langsung bisa diminum. Menurut Usamah, pihaknya akan membagikan teknologi Air Minum Alkali ini kepada warga di Desa Candikuning. Apalagi, di Banjar Candikuning II sudah ada alat Gloris Water yang ukurannya lebih besar. “Saat ini, Air Minum Alkali sudah diminum oleh sebagian masyarakat di Banjar Candikuning II,” ujar Usamah, yang merupakan anak kedua pasangan Syarifudin dan Wiji Lestari.
Sementara, Kepala MA Al Irsyad, Muh Syarifuddin, mengatakan sangat bangga atas prestasi kedua siswanya yang berhasil meraih juara II tingkat nasional dalam LKI 2018. "Kami bersyukur sekali karena ini bisa mengangkat nama sekolah yang letakkanya desa," ujar Muh Syarifudin, yang kemarin mendampingi dua siswanya bertemu Bupati Eka Wiryastuti. Dia mengatakan, ke depan teknologi Air Minum Alkali ciptaan siswanya ini akan dikembangkan supaya bisa bermanfaat bagi warga Desa Candikuning dan seluruh Kabupaten Tabanan.
Sedangkan Bupati Tabanan, Putu Eka Wiryastuti, mengatakan teknologi Air Minum Alkali ini akan digunakan supaya masyarakat Tabanan bisa konsumsi air sehat secara menyeluruh. "Tadi Bupati bilang begitu ke kami," ujar Kelian Dinas Banjar Candikuning II, Aril Dimitro Askazeta, yang kemarin juga turut mendampingi dua siswa bertemu Bupati Eka Wiryatuti.
Menurut Aril, dirinya dan sebagian warga banjar Candikuning II sudah mengkonsumsi Air Minum Alkali sejak 6 bulan lalu. Selama itu pula, Aril klaim jarang sakit dan badannya terasa bugar. "Selain itu, Air Alkali ini bisa menghilangkan kanker dan menyebabkan awet muda," katanya. *d
TABANAN, NusaBali
Prestasi membanggakan direngkuh dua siswa dari Madrasah Aloyah (MA) Al Irsyad---setingkat SMA--di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, yakni Usamah Izzuddin Alqusam,16, dan Ahmad Andi Al Ma'ruf, 17. Keduanya sukses rengkuh juara II tingkat nasional dalam Lomba Karya Ilmiah (LKI) bidang Sumber Daya Air (SDA) Tahun 2018, yang digelar Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), berkat karya ilmiahnya berjulul ‘Teknologi Pembuatan Air Minum Alkali’.
Karya ilmiah berjudul ‘Teknologi Pembuatan Air Minum Alkali’ yang mengantarkan Usamah Izzuddin Alqusam dan Ahmad Andi Al Ma'ruf, keduanya asal Banjar Candikuning II, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti---sebagai juara II tingkat nasional ini dipresentasikan di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, sehari sebelum peringatan Hari Air Se-Dunia, 22 April 2018 lalu.
Keesokan harinya, keluar pengumuman yang menyatakan kedua siswa asal Desa Candikuning ini menduduki peringkat runnber-up nasional. Mereka hanya kalah dari karya tulis milik siswa SMK Badan Perguruan Indonesia Bandung, Jawa Barat.
Atas prestasinya itu, Usamah dan Ahmad Andi berhak menggondol uang pembinaan sebesar Rp 12,5 juta dari Kementerian PUPR. Berselang dua pekan kemudian, kedua siswa dari kawasan pegunungan Desa Candikuning ini diundang Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ke Kantor Bupati, Jumat (4/5). Saat penuhi undangan Bupati Eka Wiryastuti kemarin, Ahmad Andi dan Usamah didampingi Kepala Sekolah (Kasek) MA Al Irsyad, Muh Syarifuddin, dan Kelian Dinas Banjar Candikuning II, Aril Dimitro Askazeta.
Ditemui NusaBali seusai diterima Bupati Eka Wiryastuti kemarin, Ah-mad Andi sempat menceritakan sekilas teknologi pembuatan Air Munim Alkali yang mengantarkannya sebagai juara II nasional. Air Alkali adalah air yang memiliki tingkat keasaman (PH) 7-8. Air tersebut bagus untuk kesehatan tubuh dan memiliki anti oksidan yang tinggi.
Menurut Ahmad Andi, penelitiannya ini sangat panjang dan penuh liku, dilakukan selama 3 tahun sejak 2015. Sebelum berhasil menciptakan Air Minum Alkali, mereka harus melakukan ujicoba berkali-kali. Ujicoba dilakukan dengan peralatan yang disebut Gloris Water, dengan berat 2 kilogram.
Ide pembuatan Air Minum Alkali ini berawal dari gagasan Usamah Izzuddin Alqusam, yang kebetulan tinggal di asrama sekolah. Ide Usamah tersebut muncul setelah remaja berusia 16 tahun ini melihat lingkungan tempat tinggalnya di Banjar Candikuning II, Desa Candikuning yang belum ada air dengan kualitas kesehatan tinggi. Usamah dan Ahmad Andi pun mencoba membuat air minum berkadar PH tinggi, namun dengan alat yang sederhana.
Ide tersebut kemudian disampaikan kepada pembimbingnya, Syamsudi, yang merupakan guru Teknologi di MA Al Irsyad, Desa Candikuning. Dengan bantuan referensi dari buku, mereka mulai membuat alat Gloris Water untuk menciptakan Air Minum Alkali.
Nah, bahan untuk alat Gloris Water cukup sederhana, berupa beberapa bebatuan yang dibeli lengkap dengan alat ukur PH dan alat ukur anti oksidan. "Tapi, ketika air siap minum dituangkan ke dalam alat, hasilnya tidak bagus, tetap saja PH-nya normal," kenang Ahmad Andi seusai sholat di Masjid Sanggulan, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat kemarin.
Menurut Ahmad Andi, ujicoba ini sudah mereka lakukan sejak tahun 2015, namun berkali-kali hasilnya memang kurang memuaskan. Walapun peletakan bebatuan mineral yang biasa mereka sebut filter sudah bagus, tapi airnya belum memiliki PH yang bagus. Sampai akhirnya ada pengumuman Lomba Karya Ilmiah (LKI) dari Kementerian PUPR melalui internet, awal April 2018 lalu. Ahmad Andu dan Usamah pun mulai menyempurnakan penelitiannya. Lalu, mereka berhasil menyelesaikan proposal karya ilmiah tersebut, 12 April 2018. Saat itu pula, hasil karyanya dikirim ke Kemeterian PUPR lewat internet.
Tanpa disangka, hasil karyanya berhasil tembus 10 besar dengan menyingkirkan 463 peserta SMA/SMK dan MA se-Indonesia. "Masuk 10 besar ini baru diinformasikan 19 April 2018," katanya.
Karena masuk 10 besar, Usamah dan Ahmad Andi pun diundang ke Jakarta untuk presentasikan hasil karyanya, 22 April 2018. Saat presentasi, mereka diuji sekitar 10 profesor dan peneliti. "Saat itu, kami degdegan dan gugup. Syukurnya, semua pertanyaan bisa kami jawab," cerita Ahmad Andi.
Sehari kemudian, 23 April 2018, kabar menggembirakan datang menghampiri dua siswa Kelas XI MA Al Irsyad, Desa Candikuning ini. Hasil karya mereka dinyatakan berhasil meraih juara II nasional. "Perasaan saat itu senang bercampur haru. Piala diserahkan langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono,” tutur Ahmad Andi, anak yatim piatu dari pasangan almarhum Sulahmdi dan Hasimah.
Sementara itu, Usamah menceritakan alat Gloris Water yang digunakan untuk membuat Air Minum Alkali dibuat dengan cara sederhana. Biayanya pun hanya Rp 1,9 juta. Komponen dalam alat Gloris Water, antara lain, selang, pompa adaptor, silica, batu zeolite, karbon, keramik, batu ORP, bio keramik, korosek, batuan mineral, filter sedimen, kran, triplek, paku ulir, klem pemegang tabung, dan sakral.
Seluruh bahan ini dirakit menyerupai wadah segi empat. Lalu, bahan dari bebatuan mineral itu diletakkan di dalam wadah. Peletakan bebatuan tersebut harus tepat, supaya bisa menghasilkan PH yang bagus. "Jadi, tidak boleh sembarang. Kami gunakan 9 filter untuk hasilkan air yang jernih," beber Usamah.
Kemudian, untuk membuat Air Minum Alkali, air dimasukkan ke dalam alat Gloris Water. Setelah dimasukkan, Air Minum Alkali langsung bisa diminum. Menurut Usamah, pihaknya akan membagikan teknologi Air Minum Alkali ini kepada warga di Desa Candikuning. Apalagi, di Banjar Candikuning II sudah ada alat Gloris Water yang ukurannya lebih besar. “Saat ini, Air Minum Alkali sudah diminum oleh sebagian masyarakat di Banjar Candikuning II,” ujar Usamah, yang merupakan anak kedua pasangan Syarifudin dan Wiji Lestari.
Sementara, Kepala MA Al Irsyad, Muh Syarifuddin, mengatakan sangat bangga atas prestasi kedua siswanya yang berhasil meraih juara II tingkat nasional dalam LKI 2018. "Kami bersyukur sekali karena ini bisa mengangkat nama sekolah yang letakkanya desa," ujar Muh Syarifudin, yang kemarin mendampingi dua siswanya bertemu Bupati Eka Wiryastuti. Dia mengatakan, ke depan teknologi Air Minum Alkali ciptaan siswanya ini akan dikembangkan supaya bisa bermanfaat bagi warga Desa Candikuning dan seluruh Kabupaten Tabanan.
Sedangkan Bupati Tabanan, Putu Eka Wiryastuti, mengatakan teknologi Air Minum Alkali ini akan digunakan supaya masyarakat Tabanan bisa konsumsi air sehat secara menyeluruh. "Tadi Bupati bilang begitu ke kami," ujar Kelian Dinas Banjar Candikuning II, Aril Dimitro Askazeta, yang kemarin juga turut mendampingi dua siswa bertemu Bupati Eka Wiryatuti.
Menurut Aril, dirinya dan sebagian warga banjar Candikuning II sudah mengkonsumsi Air Minum Alkali sejak 6 bulan lalu. Selama itu pula, Aril klaim jarang sakit dan badannya terasa bugar. "Selain itu, Air Alkali ini bisa menghilangkan kanker dan menyebabkan awet muda," katanya. *d
1
Komentar