Golkar Gaet 'Elite' PDIP dan Demokrat
Dewa Sukrawan, Arga Pynatih, Dharmawijaya, dan AA Gerana Putra kini memakai jas kuning. Dharmawijaya adalah suami anggota Fraksi PD DPR RI Dapil Bali Ni Putu Tutik Kusumawardhani.
DENPASAR, NusaBali
Partai Golkar menunjukkan kelihaiannya dalam politik, dan menyandang partai berpengalaman. Ketika sejumlah kadernya cabut pindah ke partai lain, Golkar juga kebanjiran kader baru yang berasal dari sejumlah partai politik besar. Golkar mengambil dua kader elite Partai Demokrat yang tak lain rekan koalisi di Pilgub Bali 2018.
Dalam Orientasi Fungsionaris Partai Golkar Provinsi Bali, di The Vasini Hotel, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Sabtu (5/5) siang, dua kader Partai Demokrat dan dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi gabung dengan Partai Golkar. Mereka adalah Anak Agung Gde Gerana Putra, I Gede Dharmawijaya, Dewa Nyoman Sukrawan, dan Made Arga Pynatih. Keempat politisi tersebut naik podium dalam acara orientasi fungsionaris Golkar Bali, kemarin.
Dalam orientasi fungsionaris Parta Golkar, Sabtu kemarin, Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta disaksikan 400 kader partai sematkan jas kuning kepada Dewa Nyoman Sukrawan, I Gede Dharmawijaya, Made Arga Pynatih, dan Anak Agung Gerana Putra. Mereka akan bersama-sama membesarkan Golkar Bali, dan siap memenangkan Golkar di Pilgub Bali 2018, dimana Golkar mengusung paket Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta (Mantra–Kerta).
Anak Agung Gerana Putra adalah politisi asal Puri Gerana, Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Besan Bupati Badung Anak Agung Gde Agung yang mantan Ketua Forum Perbekel se-Bali ini adalah mantan anggota Komisi III DPRD Bali dan Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009 – 2014. Gerana Putra maju ke DPRD Bali 2014 sebagai incumbent, namun dikalahkan I Gusti Bagus Alit Putra (kini Wakil Ketua DPRD Bali) yang merebut satu-satunya kursi Demokrat di Dapil Badung untuk DPRD Bali.
Sementara Gede Dharmawijaya adalah mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng, yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Buleleng. Politisi asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, ini masuk Partai Golkar dan sedang disiapkan posisi antara di DPD II Golkar Buleleng dan di DPD I Golkar Bali.
Sedangkan Dewa Nyoman Sukrawan adalah mantan Ketua DPC PDIP Buleleng, pernah menjabat Ketua DPRD Buleleng. Terakhir politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, ini menjadi Bendahara DPD PDIP Bali sebelum akhirnya dipecat DPP PDIP karena mencalonkan diri di Pilkada Buleleng pada Februari 2017. Padahal saat itu PDIP mencalonkan incumbent Putu Agus Suradnyana – Nyoman Sutjidra. Dewa Sukrawan bahkan sudah resmi duduk di kepengurusan DPD I Golkar Bali sebagai Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat.
Sementara Arga Pynatih adalah kader senior PDIP asal Kelurahan Astina, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang mantan Wakil Bupati Buleleng periode 2007–2012. Arga Pynatih juga masuk Golkar Bali dan disematkan baju kebesaran oleh Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta.
Mereka yang dipakaikan baju kuning Golkar menyatakan siap membesarkan Partai Beringin dan memenangkan paket Mantra–Kerta. “Saya seperti pulang ke rumah saya sendiri. Saya siap membesarkan Partai Golkar bersama kader,” kata Dharmawijaya, yang notabene suami dari anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Dapil Bali Ni Putu Tutik Kusumawardhani.
Sikap all out membesarkan Partai Golkar juga dilontarkan Gerana Putra. Politisi asal Puri Gerana, Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, ini menegaskan dirinya sudah 15 tahun berada di Golkar. Ketika dirinya pindah dari Demokrat ke Golkar, sudah seperti bukan orang asing lagi di Partai Beringin. “Saya pernah 15 tahun di Golkar. Saya ikut memenangkan pasangan Anak Agung Gede Agung – I Ketut Sudikerta di Pilkada Badung 2005 dan Pilkada Badung 2010. Saya pulang ke rumah besar Partai Golkar dan siap memenangkan pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta di Pilgub Bali 2018,” ujar pemilik 16.500 suara di Pileg 2014 silam.
Sementar Dewa Sukrawan mengatakan soal posisi di kepengurusan tidak penting. Yang penting adalah pengabdian dan berjuang untuk rakyat. “Bidang apa saya? Nggak penting. Saya berjuang untuk masyarakat melalui garis yang saya yakini,” kata mantan Calon Bupati Buleleng dari perseorangan, namun disokong Partai Golkar di Pilkada Buleleng 2017.
Sementara Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta dikonfirmasi digaetnya Gerana Putra mengatakan tidak masalah. Karena Demokrat partai yang menganut kesantunan dalam berpolitik. “Demokrat partai yang santun. Kalau Gung Gerana pindah ke Golkar maka itu adalah hak yang bersangkutan secara politik. Hak politik nggak bisa dicegah dan dipaksakan,” ucap Mudarta.
Mudarta mengatakan pindahnya Gung Gerana ke Partai Golkar tidak akan berdampak pada kekuatan Partai Demokrat di event politik lainnya. “Kami juga bisa ambil dua tokoh birokrasi, di Pemprov Bali (mantan Sekda Provinsi Bali Tjok Ngurah Pemayun dan Pemkab Gianyar (mantan Sekda Kabupaten Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra), masuk Demokrat. Ya namanya politik, dinamis itu. Nggak ada kami gentar atau takut akan kehilangan suara,” tegas Mudarta.Sebagaimana diberitakan, Tjok Ngurah Pemayun kini menjabat Ketua Balitbang DPD Demokrat Bali. Sedangkan Ida Bagus Gaga Adi Saputra menjabat Wakil Bappilu DPD Demokrat Bali.
Sedangkan DPD PDIP Bali tidak merasa digembosi oleh Partai Golkar. Sebab Dewa Sukrawan bukan lagi kader PDIP. Sedangkan Arga Pynatih juga bukan orang PDIP lagi. Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPD PDIP Bali I Wayan Sutena. Sutena saat dikonfirmasi NusaBali sedang berada di Lampung, Sabtu kemarin, mengatakan Dewa Sukrawan sudah dipecat partai. Sedangkan Arga Pynatih tidak pernah aktif di partai. “Dewa Sukrawan sudah bukan orang PDIP. Arga Pynatih juga bukan orang PDIP. Jadi nggak ada kader PDIP yang diambil Golkar,” tandas Sutena.
Menurut politisi asal Desa Tegak, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, ini PDIP saat ini solid tidak terpengaruh dengan manuver partai lain yang menyerobot kader-kader untuk kepentingan Pileg 2019. “Kami solid, tidak ada pengaruhnya,” tegas mantan anggota Komisi I DPRD Bali periode 2004-2009 ini. *nat
Partai Golkar menunjukkan kelihaiannya dalam politik, dan menyandang partai berpengalaman. Ketika sejumlah kadernya cabut pindah ke partai lain, Golkar juga kebanjiran kader baru yang berasal dari sejumlah partai politik besar. Golkar mengambil dua kader elite Partai Demokrat yang tak lain rekan koalisi di Pilgub Bali 2018.
Dalam Orientasi Fungsionaris Partai Golkar Provinsi Bali, di The Vasini Hotel, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Sabtu (5/5) siang, dua kader Partai Demokrat dan dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi gabung dengan Partai Golkar. Mereka adalah Anak Agung Gde Gerana Putra, I Gede Dharmawijaya, Dewa Nyoman Sukrawan, dan Made Arga Pynatih. Keempat politisi tersebut naik podium dalam acara orientasi fungsionaris Golkar Bali, kemarin.
Dalam orientasi fungsionaris Parta Golkar, Sabtu kemarin, Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta disaksikan 400 kader partai sematkan jas kuning kepada Dewa Nyoman Sukrawan, I Gede Dharmawijaya, Made Arga Pynatih, dan Anak Agung Gerana Putra. Mereka akan bersama-sama membesarkan Golkar Bali, dan siap memenangkan Golkar di Pilgub Bali 2018, dimana Golkar mengusung paket Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta (Mantra–Kerta).
Anak Agung Gerana Putra adalah politisi asal Puri Gerana, Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Besan Bupati Badung Anak Agung Gde Agung yang mantan Ketua Forum Perbekel se-Bali ini adalah mantan anggota Komisi III DPRD Bali dan Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009 – 2014. Gerana Putra maju ke DPRD Bali 2014 sebagai incumbent, namun dikalahkan I Gusti Bagus Alit Putra (kini Wakil Ketua DPRD Bali) yang merebut satu-satunya kursi Demokrat di Dapil Badung untuk DPRD Bali.
Sementara Gede Dharmawijaya adalah mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng, yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Buleleng. Politisi asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, ini masuk Partai Golkar dan sedang disiapkan posisi antara di DPD II Golkar Buleleng dan di DPD I Golkar Bali.
Sedangkan Dewa Nyoman Sukrawan adalah mantan Ketua DPC PDIP Buleleng, pernah menjabat Ketua DPRD Buleleng. Terakhir politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, ini menjadi Bendahara DPD PDIP Bali sebelum akhirnya dipecat DPP PDIP karena mencalonkan diri di Pilkada Buleleng pada Februari 2017. Padahal saat itu PDIP mencalonkan incumbent Putu Agus Suradnyana – Nyoman Sutjidra. Dewa Sukrawan bahkan sudah resmi duduk di kepengurusan DPD I Golkar Bali sebagai Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat.
Sementara Arga Pynatih adalah kader senior PDIP asal Kelurahan Astina, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang mantan Wakil Bupati Buleleng periode 2007–2012. Arga Pynatih juga masuk Golkar Bali dan disematkan baju kebesaran oleh Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta.
Mereka yang dipakaikan baju kuning Golkar menyatakan siap membesarkan Partai Beringin dan memenangkan paket Mantra–Kerta. “Saya seperti pulang ke rumah saya sendiri. Saya siap membesarkan Partai Golkar bersama kader,” kata Dharmawijaya, yang notabene suami dari anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Dapil Bali Ni Putu Tutik Kusumawardhani.
Sikap all out membesarkan Partai Golkar juga dilontarkan Gerana Putra. Politisi asal Puri Gerana, Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, ini menegaskan dirinya sudah 15 tahun berada di Golkar. Ketika dirinya pindah dari Demokrat ke Golkar, sudah seperti bukan orang asing lagi di Partai Beringin. “Saya pernah 15 tahun di Golkar. Saya ikut memenangkan pasangan Anak Agung Gede Agung – I Ketut Sudikerta di Pilkada Badung 2005 dan Pilkada Badung 2010. Saya pulang ke rumah besar Partai Golkar dan siap memenangkan pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta di Pilgub Bali 2018,” ujar pemilik 16.500 suara di Pileg 2014 silam.
Sementar Dewa Sukrawan mengatakan soal posisi di kepengurusan tidak penting. Yang penting adalah pengabdian dan berjuang untuk rakyat. “Bidang apa saya? Nggak penting. Saya berjuang untuk masyarakat melalui garis yang saya yakini,” kata mantan Calon Bupati Buleleng dari perseorangan, namun disokong Partai Golkar di Pilkada Buleleng 2017.
Sementara Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta dikonfirmasi digaetnya Gerana Putra mengatakan tidak masalah. Karena Demokrat partai yang menganut kesantunan dalam berpolitik. “Demokrat partai yang santun. Kalau Gung Gerana pindah ke Golkar maka itu adalah hak yang bersangkutan secara politik. Hak politik nggak bisa dicegah dan dipaksakan,” ucap Mudarta.
Mudarta mengatakan pindahnya Gung Gerana ke Partai Golkar tidak akan berdampak pada kekuatan Partai Demokrat di event politik lainnya. “Kami juga bisa ambil dua tokoh birokrasi, di Pemprov Bali (mantan Sekda Provinsi Bali Tjok Ngurah Pemayun dan Pemkab Gianyar (mantan Sekda Kabupaten Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra), masuk Demokrat. Ya namanya politik, dinamis itu. Nggak ada kami gentar atau takut akan kehilangan suara,” tegas Mudarta.Sebagaimana diberitakan, Tjok Ngurah Pemayun kini menjabat Ketua Balitbang DPD Demokrat Bali. Sedangkan Ida Bagus Gaga Adi Saputra menjabat Wakil Bappilu DPD Demokrat Bali.
Sedangkan DPD PDIP Bali tidak merasa digembosi oleh Partai Golkar. Sebab Dewa Sukrawan bukan lagi kader PDIP. Sedangkan Arga Pynatih juga bukan orang PDIP lagi. Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPD PDIP Bali I Wayan Sutena. Sutena saat dikonfirmasi NusaBali sedang berada di Lampung, Sabtu kemarin, mengatakan Dewa Sukrawan sudah dipecat partai. Sedangkan Arga Pynatih tidak pernah aktif di partai. “Dewa Sukrawan sudah bukan orang PDIP. Arga Pynatih juga bukan orang PDIP. Jadi nggak ada kader PDIP yang diambil Golkar,” tandas Sutena.
Menurut politisi asal Desa Tegak, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, ini PDIP saat ini solid tidak terpengaruh dengan manuver partai lain yang menyerobot kader-kader untuk kepentingan Pileg 2019. “Kami solid, tidak ada pengaruhnya,” tegas mantan anggota Komisi I DPRD Bali periode 2004-2009 ini. *nat
1
Komentar