Twin Lake Dijadikan Destinasi Wisata Unggulan
Pemkab Buleleng ingin menjadikan Danau Buyan dan kawasannya sebagai destinasi wisata yang baru di Bali.
Soal Penataan Danau Buyan
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng mendukung penuh upaya Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida dalam menangani Danau Buyan yang berlokasi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. “Kita masih tunggu DED (detail engineering design) dari BWS. Nanti kita ajukan ke Kementerian, sebagai aspirasi daerah. Kita ingin ke depannya Danau Buyan dan Danau Tamblingan nanti menjadi new destinasi,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, saat dikonfirmasi terkait dengan penataan Danau Buyan yang disampaikan oleh BWS Bali Penida, Minggu (6/5).
Diakui, BWS Bali Penida telah menyampaikan konsep penanganan Danau Buyan secara komprehensif. Dalam konsep itu, banyak hal yang dibenahi, mulai dari penanganan sidemen yang terbawa air ke danau, penetapan batas danau, sampai pada normalisasi danau. “Penanganan nanti tidak sepotong-sepotong. Ini secara komprehensif, tidak saja pengerukan, tetapi penanganan air yang menuju ke danau, kemudian batas danau, dan tanggulnya juga. Kalau ini bisa terwujud, saya nyakin kawasan Danau Buyan nanti menjadi destinasi wisata yang baru di Bali,” jelas Bupati Agus Suradnyana.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, upaya penanganan Danau Buyan tidak lepas dari perhatian Pemkab Buleleng selama ini. Karena pelaksanaan Twin Lake Festival di Danau Buyan dan Danau Tamblingan, sejatinya memiliki sasaran agar bisa menggungah kepedulian para pejabat dan pihak lain terhadap Danau Buyan dan Danau Tamblingan. “Dulu, Danau Buyan dan Danau Tamblingan itu tidak ada yang memperhatikan, sehingga kondisinya sangat mengkhawatirkan. Dari situ kemudian saya coba menggugah dengan mengadakan Twin Lake Festival, dan sekarang mulai ada harapan bagaimana kedua danau itu mendapat perhatian dari pemerintah pusat,” tegasnya.
Sebelumnya, BWS Bali Penida mengaku sudah menyiapkan konsep penanganan di Danau Buyan. BWS memperkirakan kebutuhan dana dalam penanganan itu mencapai Rp 150 miliar. BWS pun meminta dukungan dari Pemkab Buleleng, agar pola penataan tersebut menjadi aspirasi daerah ke Pemerintah Pusat.
“Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati (Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,red), minta dukungan agar penanganan Danau Buyan bisa menjadi aspirasi daerah ke Pusat. Karena kebutuhan dananya sangat besar sekitar Rp 150 miliar,” kata Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada.
Dikatakan, dalam penanganan itu, pihaknya sudah menyiapkan konsep membuat kolam lumpur di luar tanggul. Kolam tersebut berfungsi menahan sidemen yang hanyur bersama air dari wilayah bagian atas.
Selain membuat kolam lumpur, Jayada juga mengatakan, tanggul yang ada sekarang juga diperkuat sekaligus ditinggikan. Di atas tanggul, rencananya juga difungsikan sebagai jogging track, sehingga kawasan danau dapat dijadikan lokasi wisata. “Sebenarnya potensinya sangat luar biasa, dan ini sangat urgen ditangani. Nanti kalau bisa diatas tanggul itu bisa dijadikan jogging track dari Banjar Dasong ke Pura Ulun Danau (di Banjar Buyan,red), ini kan sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini yang bisa ditangani baru sebatas penanganan gulma yang memenuhi permukaan danau. Dikatakan, gulma yang memenuhi permukaan danau luasnya mencapai 65 hektare. Dari jumlah itu 40 hektare-nya sudah dapat dibersihkan sejak dua tahun terakhir dengan alat yang dimiliki. “Mudah-mudahan pertengahan tahun ini kita dapat bantuan alat yang lebih besar lagi dari pusat. Nanti itu bisa kita gunakan mempercepat penangan gulma di danau,” ungkapnya. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng mendukung penuh upaya Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida dalam menangani Danau Buyan yang berlokasi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. “Kita masih tunggu DED (detail engineering design) dari BWS. Nanti kita ajukan ke Kementerian, sebagai aspirasi daerah. Kita ingin ke depannya Danau Buyan dan Danau Tamblingan nanti menjadi new destinasi,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, saat dikonfirmasi terkait dengan penataan Danau Buyan yang disampaikan oleh BWS Bali Penida, Minggu (6/5).
Diakui, BWS Bali Penida telah menyampaikan konsep penanganan Danau Buyan secara komprehensif. Dalam konsep itu, banyak hal yang dibenahi, mulai dari penanganan sidemen yang terbawa air ke danau, penetapan batas danau, sampai pada normalisasi danau. “Penanganan nanti tidak sepotong-sepotong. Ini secara komprehensif, tidak saja pengerukan, tetapi penanganan air yang menuju ke danau, kemudian batas danau, dan tanggulnya juga. Kalau ini bisa terwujud, saya nyakin kawasan Danau Buyan nanti menjadi destinasi wisata yang baru di Bali,” jelas Bupati Agus Suradnyana.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, upaya penanganan Danau Buyan tidak lepas dari perhatian Pemkab Buleleng selama ini. Karena pelaksanaan Twin Lake Festival di Danau Buyan dan Danau Tamblingan, sejatinya memiliki sasaran agar bisa menggungah kepedulian para pejabat dan pihak lain terhadap Danau Buyan dan Danau Tamblingan. “Dulu, Danau Buyan dan Danau Tamblingan itu tidak ada yang memperhatikan, sehingga kondisinya sangat mengkhawatirkan. Dari situ kemudian saya coba menggugah dengan mengadakan Twin Lake Festival, dan sekarang mulai ada harapan bagaimana kedua danau itu mendapat perhatian dari pemerintah pusat,” tegasnya.
Sebelumnya, BWS Bali Penida mengaku sudah menyiapkan konsep penanganan di Danau Buyan. BWS memperkirakan kebutuhan dana dalam penanganan itu mencapai Rp 150 miliar. BWS pun meminta dukungan dari Pemkab Buleleng, agar pola penataan tersebut menjadi aspirasi daerah ke Pemerintah Pusat.
“Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati (Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,red), minta dukungan agar penanganan Danau Buyan bisa menjadi aspirasi daerah ke Pusat. Karena kebutuhan dananya sangat besar sekitar Rp 150 miliar,” kata Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada.
Dikatakan, dalam penanganan itu, pihaknya sudah menyiapkan konsep membuat kolam lumpur di luar tanggul. Kolam tersebut berfungsi menahan sidemen yang hanyur bersama air dari wilayah bagian atas.
Selain membuat kolam lumpur, Jayada juga mengatakan, tanggul yang ada sekarang juga diperkuat sekaligus ditinggikan. Di atas tanggul, rencananya juga difungsikan sebagai jogging track, sehingga kawasan danau dapat dijadikan lokasi wisata. “Sebenarnya potensinya sangat luar biasa, dan ini sangat urgen ditangani. Nanti kalau bisa diatas tanggul itu bisa dijadikan jogging track dari Banjar Dasong ke Pura Ulun Danau (di Banjar Buyan,red), ini kan sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini yang bisa ditangani baru sebatas penanganan gulma yang memenuhi permukaan danau. Dikatakan, gulma yang memenuhi permukaan danau luasnya mencapai 65 hektare. Dari jumlah itu 40 hektare-nya sudah dapat dibersihkan sejak dua tahun terakhir dengan alat yang dimiliki. “Mudah-mudahan pertengahan tahun ini kita dapat bantuan alat yang lebih besar lagi dari pusat. Nanti itu bisa kita gunakan mempercepat penangan gulma di danau,” ungkapnya. *k19
1
Komentar