Sengker Pura Taman Sari Ambruk 20 Meter
Bencana longsor menimpa Pura Taman Sari, yang berlokasi di lerenng Bukit Bangli kawasan Banjar Pakuwon, Desa Pakraman Cempaga, Kecamatan Bangli akibat hujan lebat yang mengguyur, Senin (29/1) malam.
Di Jembrana, Senderan Pekarangan Longsor Timpa Rumah
BANGLI, NusaBali
Tembok penyengker pura setinggi 6 meter ambruk sepanjang 20 meter.
Meski tak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini, namun atap Bale Pesandekan di Utama Mandala Pura Taman Sari mengalami kerusakan. Untungnya, Bale Pesandekan tidak sampai roboh akibat ambruknya tembok penyengker di sisi selatan (bagian tebing atas) Pura Taman Sari.
Tidak ada yang tahu pasti, jam berapa tembok penyengker Pura Taman Sari setinggi 6 meter ini ambruk sepanjang 20 meter. Yang jelas, bencana ambruknya tembok penyengker ini baru diketahui, Selasa (1/3) pagi.
Adalah Jro Mangku Nyoman Suastika, 76, salah seorang warga setempat, yang pertama kali mengetahui bencana longsor di Pura Taman Sari ini. “Saat saya tiba di sini untuk menyabit rumput, tembok penyengker sudag ambruk,’ jelas jro Mangku Suastika, Selasa kemarin.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli pun langsung terjun ke lokasi musibah di Pura Taman Sari, Selasa kemarin, untuk melakukan pengecekan. “Tembok penyengker pura ini ambruk karena terkikis air yang deras,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, Ketut Agus Sutapa, yang kemarin terjun ke lokasi bersama Camat Bangli, Wayan Wardana.
Pura Taman Sari sendiri merupakan perampian dari Pura Kehen, Desa Pakraman Cempaga. Pura ini menjadi tempat pasucian terkait dengan upacara di Pura Kehen. Di sebelah utara Pura Taman Sari yang merupakan pinggiran Tukad Melangit, mengalir ada mata air yang disucikan krama setempat. Karya pujawali di Pura Taman Sari dilaksanakan 6 bulan sekali (210 hari sistem penanggalan Bali) pada Buda Kliwon Ugu.
Sementara itu, bencana longsor juga terjadi di pekarangan rumah keluarga I Nengah Sukita, 50, di Banjar Mengenu Anyar, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Selasa dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Gara-gara longsor tersebut, rumah korban mengalami sejumlah kerusakan akibat tertimpa longsoran senderan di tebing sebelah atas rumahnya.
Senderan yang longsor tersebut merupakan pembatas pekarangan dengan tetangganya, I Kadek Sukarya, 41, yang berada di ketinggian 6 meter di atas rumah korban. Kerusakan paling parah menimpa atap bagian belakang rumah korban Nengah Sukita. Bahkan, tembok bagian belakang rumah berukuran 8 meter x 6 meter ini juga retak-retak.
Camat Pekutatan, I Ketut Eko Susilo, sempat terjun ke lokasi longsor di pekarangan rumah keluarga Nengah Sukita, Selasa kemarin. Camat Ketut Eko pun telah melakukan pendataan awal terkait longsor tersebut, yang nantinya segera akan dilaporkan ke Pemkab Jembrana.
Menurut Camat Ketut Eko, masih banyak sisa puing longosoran yang belum dibersihkan, Selasa kemarin. Pihaknya berencana minta bantuan ke Koranmil Pekutatan dan masyarakat sekitar, untuk membersihkan material longsoran di rumah warga kawasan Desa Pengeragoan ini. “Kalau membersihkan memang harus manual, dan membutuhkan banyak tenaga. Sebab, alat berat tidak memungkinkan masuk ke lokasi,” jelas Camat Ketut Eko. 7 k17,ode
1
Komentar