Dukung Pariwisata, di Jatiluwih Bakal Dibangun Miniatur Subak
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Desa Jatiluwih bekerja sama dengan DTW Jatiluwih dan adat setempat berencana membuat miniatur museum subak.
TABANAN, NusaBali
Bangunan tersebut rencananya didirikan di atas tanah 30 are milik Laba Pura Dalem Luhur Puncak Petali masuk Banjar Jatiluwih Kawan, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan. Namun kapan bangunan fisik itu terealisasi, belum bisa ditentukan karena masih menunggu anggaran.
Perbekel Desa Jatiluwih I Nengah Kartika, menjelaskan wacana membuat miniatur meseum subak sudah lama disampaikan oleh Manajer DTW Jatiluwih. Bahkan sudah disampaikan ke Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
“Sebagai proses pengembangan, sekarang kami sedang rancang proposalnya nanti diserahkan ke pimpinan, dan pimpinan yang menjembatani untuk dikirim ke pusat supaya rencana ini bisa terwujud,” kata Kartika, Senin (7/5).
Kata dia, pembangunan miniatur subak ini sebagai penyempurnaan kawasan Desa Jatiluwih dan juga sebagai daya dukung pariwisata. Dengan harapan pariwisata bisa berkembang dan sebagai langkah atau upaya pemeliharaan infrastruktur.
Tak hanya itu, langkah ini juga untuk mengurangi angka pengangguran di Desa Jatiluwih. Bahkan sebagai langkah menyelamatkan atau menjaga keamanan pura. Di mana areal tersebut akan ramai sehingga sedikit celah pencuri bisa masuk. “Yang jelas masih tahap pengembangan, dan harapan kami mudah-mudahan didukung oleh pemerintah kabupaten,” imbuh Kartika.
Digambarkan Kartika, miniatur yang akan dibangun mirip seperti Museum Subak tetapi skalanya kecil. Di dalamnya akan ada alat peraga yang berkaitan dengan subak yang ada di Desa Jatiluwih. Sehingga sebelum wisatawan turun menikmati hamparan pemandangan sawah, mereka akan diarahkan dulu ke Museum Subak.
Nanti mereka akan dikenalkan informasi tentang Jatiluwih dan DTW Jatiluwih. Kemudian diarahkan ke jalur tracking oleh pemandu hingga sampai ke hamparan pemandangan sawah Jatiluwih. “Jadi nanti suasana akan hidup, wisatawan pun mengerti tentang subak yakni sistem pengairan sawah di Bali sebagaimana hamparan sawah di Jatiluwih menerapkan sistem subak,” imbuhnya.
Menurut Kartika, pembangunan miniatur ini juga akan menghidupkan agrowisata di Desa Jatiluwih karena perkebunan masyarakat saat ini menjanjikan. “Jalur tracking nanti akan melewati perkebunan warga, sehingga wisatawan tidak hanya dapat menikmati hamparan sawah,” tegas Kartika.
Namun Kartika belum bisa menyampaikan kapan miniatur subak ini bisa terwujud. Yang jelas pihaknya masih tahap pengembangan, dan proposal sedang digarap bersama dengan Manajer DTW Jatiluwih. “Target kapan belum tahu, mudah-mudahan selesai DTW Jatiluwih adakan festival di Agustus mendatang, sudah ada jawaban dari pemerintah,” tandasnya. *d
Bangunan tersebut rencananya didirikan di atas tanah 30 are milik Laba Pura Dalem Luhur Puncak Petali masuk Banjar Jatiluwih Kawan, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan. Namun kapan bangunan fisik itu terealisasi, belum bisa ditentukan karena masih menunggu anggaran.
Perbekel Desa Jatiluwih I Nengah Kartika, menjelaskan wacana membuat miniatur meseum subak sudah lama disampaikan oleh Manajer DTW Jatiluwih. Bahkan sudah disampaikan ke Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
“Sebagai proses pengembangan, sekarang kami sedang rancang proposalnya nanti diserahkan ke pimpinan, dan pimpinan yang menjembatani untuk dikirim ke pusat supaya rencana ini bisa terwujud,” kata Kartika, Senin (7/5).
Kata dia, pembangunan miniatur subak ini sebagai penyempurnaan kawasan Desa Jatiluwih dan juga sebagai daya dukung pariwisata. Dengan harapan pariwisata bisa berkembang dan sebagai langkah atau upaya pemeliharaan infrastruktur.
Tak hanya itu, langkah ini juga untuk mengurangi angka pengangguran di Desa Jatiluwih. Bahkan sebagai langkah menyelamatkan atau menjaga keamanan pura. Di mana areal tersebut akan ramai sehingga sedikit celah pencuri bisa masuk. “Yang jelas masih tahap pengembangan, dan harapan kami mudah-mudahan didukung oleh pemerintah kabupaten,” imbuh Kartika.
Digambarkan Kartika, miniatur yang akan dibangun mirip seperti Museum Subak tetapi skalanya kecil. Di dalamnya akan ada alat peraga yang berkaitan dengan subak yang ada di Desa Jatiluwih. Sehingga sebelum wisatawan turun menikmati hamparan pemandangan sawah, mereka akan diarahkan dulu ke Museum Subak.
Nanti mereka akan dikenalkan informasi tentang Jatiluwih dan DTW Jatiluwih. Kemudian diarahkan ke jalur tracking oleh pemandu hingga sampai ke hamparan pemandangan sawah Jatiluwih. “Jadi nanti suasana akan hidup, wisatawan pun mengerti tentang subak yakni sistem pengairan sawah di Bali sebagaimana hamparan sawah di Jatiluwih menerapkan sistem subak,” imbuhnya.
Menurut Kartika, pembangunan miniatur ini juga akan menghidupkan agrowisata di Desa Jatiluwih karena perkebunan masyarakat saat ini menjanjikan. “Jalur tracking nanti akan melewati perkebunan warga, sehingga wisatawan tidak hanya dapat menikmati hamparan sawah,” tegas Kartika.
Namun Kartika belum bisa menyampaikan kapan miniatur subak ini bisa terwujud. Yang jelas pihaknya masih tahap pengembangan, dan proposal sedang digarap bersama dengan Manajer DTW Jatiluwih. “Target kapan belum tahu, mudah-mudahan selesai DTW Jatiluwih adakan festival di Agustus mendatang, sudah ada jawaban dari pemerintah,” tandasnya. *d
Komentar