Pasar Simpang Penarukan-Jinengdalem Diratakan
Pasar tradisional di simpang Kelurahan Penarukan-Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng, Buleleng, terpaksa diratakan.
Dikeluhkan Karena Menganggu Arus Kendaraan
SINGARAJA, NusaBali
Langkah ini menyusul banyaknya keluhan para pengguna jalan karena terganggu oleh aktivitas pasar ini. Pihak Desa Pakraman penarukan akan memanfaatkan lahan itu sebagai lokasi pembangunan Tugu Pahlawan.
Pasar tersebut diratakan sekitar tiga minggu lalu oleh pihak Desa Pakraman Penarukan. Seluruh pedagang telah direlokasi ke pasar yang dibangun oleh Desa Pakraman Penarukan di Banjar Sidayu, berjarak kurang lebih 200 meter ke barat dari pasar lama.
Anggota DPRD Buleleng asal Kelurahan Penarukan, Dewa Gede Sugiarto, Selasa (8/5), mengatakan pemindahan pedagang dari pasar simpang Penarukan-Jinengdalem, karena lokasi tersebut terlalu sempit, dan berada di ruas jalan nasional. Sehingga banyak pengguna ruas jalan itu mengeluh karena para pedagang berjualan sampai memanfaatkan badan jalan. “Apalagi sekarang ada Kampus Undiksha di Desa Jinengdalem, sehingga banyak keluhan yang kami terima. Disamping itu, ruas jalan nasional itu juga merupkan rute dari truk material yang datang dari arah Karangasem. Jadi demi keselamatan bersama, kami ratakan pasar itu,” terang politisi PDIP ini.
Menurut Dewa Sugiarto, lahan yang sudah diratakan rencananya akan dimanfaatkan oleh Desa Pakraman Penarukan untuk lokasi pembangunan Tugu Pahlawan, asal Kelurahan Penarukan.
Kelian Desa Pakraman Penarukan Jero Dalang Paneca menjelaskan, rencana pembangunan Tugu Pahlawan di lokasi pasar simpang Penarukan-Jinengdalem itu sudah ada sejak lama. Apalagi belakangan, keberadaan pasar itu juga sering dikeluhkan oleh masyarakat. “Kami harus bertahap, sebelum kami pindahkan pedagang itu. Kami siapkan dulu bangunan pasarnya secara swadaya. Setelah itu baru kami bisa ratakan, untuk nanti kami bangun Tugu Pahlawan,” jelasnya.
Lebih lanjut disebutkan, Kelurahan Penarukan memiliki tiga pejuang yang gugur di medan perang pada tahun 1945. Tiga pejuang itu yakni Ida Kade Samba, Ida Putu Tantri, dan Bagus Putu Astra. Tiga pejuang itu sudah dibuatkan tugu di sebelah timur pasar lama. Hanya saja karena lokasinya tersembuyi, keberadaan Tugu Pahlawan ini kurang diketahui. “Jadi anak-anak dan generasi sekarang ini masih kurang tahu, kalau panglingsir atau leluhurnya pernah menjadi pejuang. Karena Tugu Pahlawan itu lokasinya tersembuyi. Tugu inilah yang kami pindahkan nanti ke loaksi pasar itu, agar semunya mengetahui kalau di Kelurahan Penarukan ini punya juga Pahlawan ‘45,” jelasnya.
Hanya saja, saat ini pihaknya masih berusaha mengumpulkan dana untuk mewujudkan pembangunan Tugu Pahlawan tersebut. Renananya, pohon Asam yang berada di persimpangan itu, juga akan ditebang.*k19
SINGARAJA, NusaBali
Langkah ini menyusul banyaknya keluhan para pengguna jalan karena terganggu oleh aktivitas pasar ini. Pihak Desa Pakraman penarukan akan memanfaatkan lahan itu sebagai lokasi pembangunan Tugu Pahlawan.
Pasar tersebut diratakan sekitar tiga minggu lalu oleh pihak Desa Pakraman Penarukan. Seluruh pedagang telah direlokasi ke pasar yang dibangun oleh Desa Pakraman Penarukan di Banjar Sidayu, berjarak kurang lebih 200 meter ke barat dari pasar lama.
Anggota DPRD Buleleng asal Kelurahan Penarukan, Dewa Gede Sugiarto, Selasa (8/5), mengatakan pemindahan pedagang dari pasar simpang Penarukan-Jinengdalem, karena lokasi tersebut terlalu sempit, dan berada di ruas jalan nasional. Sehingga banyak pengguna ruas jalan itu mengeluh karena para pedagang berjualan sampai memanfaatkan badan jalan. “Apalagi sekarang ada Kampus Undiksha di Desa Jinengdalem, sehingga banyak keluhan yang kami terima. Disamping itu, ruas jalan nasional itu juga merupkan rute dari truk material yang datang dari arah Karangasem. Jadi demi keselamatan bersama, kami ratakan pasar itu,” terang politisi PDIP ini.
Menurut Dewa Sugiarto, lahan yang sudah diratakan rencananya akan dimanfaatkan oleh Desa Pakraman Penarukan untuk lokasi pembangunan Tugu Pahlawan, asal Kelurahan Penarukan.
Kelian Desa Pakraman Penarukan Jero Dalang Paneca menjelaskan, rencana pembangunan Tugu Pahlawan di lokasi pasar simpang Penarukan-Jinengdalem itu sudah ada sejak lama. Apalagi belakangan, keberadaan pasar itu juga sering dikeluhkan oleh masyarakat. “Kami harus bertahap, sebelum kami pindahkan pedagang itu. Kami siapkan dulu bangunan pasarnya secara swadaya. Setelah itu baru kami bisa ratakan, untuk nanti kami bangun Tugu Pahlawan,” jelasnya.
Lebih lanjut disebutkan, Kelurahan Penarukan memiliki tiga pejuang yang gugur di medan perang pada tahun 1945. Tiga pejuang itu yakni Ida Kade Samba, Ida Putu Tantri, dan Bagus Putu Astra. Tiga pejuang itu sudah dibuatkan tugu di sebelah timur pasar lama. Hanya saja karena lokasinya tersembuyi, keberadaan Tugu Pahlawan ini kurang diketahui. “Jadi anak-anak dan generasi sekarang ini masih kurang tahu, kalau panglingsir atau leluhurnya pernah menjadi pejuang. Karena Tugu Pahlawan itu lokasinya tersembuyi. Tugu inilah yang kami pindahkan nanti ke loaksi pasar itu, agar semunya mengetahui kalau di Kelurahan Penarukan ini punya juga Pahlawan ‘45,” jelasnya.
Hanya saja, saat ini pihaknya masih berusaha mengumpulkan dana untuk mewujudkan pembangunan Tugu Pahlawan tersebut. Renananya, pohon Asam yang berada di persimpangan itu, juga akan ditebang.*k19
1
Komentar