Gempa 7,8 SR di Mentawai, Warga Padang Panik
Berselang 11 tahun pasca gempa dahsyat berkekuatan 8,7 SR mengguncang Nias yang menelan korban tewas sekitar 1.500 jiwa, kawasan Sumatra Barat kembali diguncang gempa berkekuatan 7,8 SR, Rabu (2/3) malam.
PADANG, NusaBali
Kali ini, gempa terjadi di Kepulauan Mentawai sekitar 800 kilometer arah barat daya dari Kota Padang, Sumatra Barat. Gara-gara gempa tadi malam pukul 19.49 WIB, penduduk kawasan poeisir dari sejumlah provinsi di Sumatra terpaksa mengungsi ke tempat aman karena khawatir bencana tsunami.
Gempa yang mengguncang kawasan Kepulauan Mentawai tadi malam terjadi dio kedalaman 10 kilometer bawah laut pada posisi 5.16 LS (Lintang Selatan) dan 94.05 BT (Bujur Timur). Gempa berkekuatan 7,8 SR ini terasa sampai ke sejumlah daerah di Sumatra.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata patahan gempa 7,8 SR tadi malam mendatar. Potensi tsunami memang kecil, namun masyarakat diminta tetap waspada. Kabid Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bila patahannya berbentuk vertikal, maka potensi tsunaminya cukup tinggi. Namun khusus untuk Gempa Mentawai tadi malam, posisi patahannya mendatar.
"Ini mendatar, hanya saja kita belum tahu apakah gempa akan menimbulkan longsoran di dasar laut atau tidak," kata Daryono kepada detikcom tadi malam. Bila menimbulkan longsoran, lanjut dia, maka ada potensi-potensi lain yang cukup membahayakan. Karena itu, BMKG masih terus melakukan pemantauan.
Sementara, pasca gempa 7,8 SR di Kepulauan Mentawai, situasi di Kota Padang dan sekitarnya menegagangkan. Sebab, listrik padam, sementara warga pesisir berlarian menyelamatkan diri ke dataran tinggi. Bukan hanya itu, komunikasi dengan warga seberang di Ke;pulauan Mentawai juga terputus total.
Warga Mentawai yang kebetulan berada di luar kebingungan memastikan kabar kerabat mereka di seberang. Salah satunya, Kadis Pariwisata Kabupaten Mentawai,
Defti Seminiora, yang tadi malam tengah berada di Jakarta untuk bertemu dengan Kemenpar guna membahas acara 'Pesona Mentawai'. "Saya coba terus untuk kontak keluarga dan teman-teman (di Mentawai), belum ada yang bisa," cerita Defti di Jakarta semalam.
"Saya sampai telpon Polres, TNI AL yang di sana. Tidak bisa juga. Satu pulau itu tidak bisa semua," lanjut Defti. Menurut Defti, pihaknya juga sudah mencoba kontak Bupati Mentawai, Yudas Sabagalat. Hasilnya pun nihil. "Pak Bupati saya kontak tidak bisa. Saya bingung. Mohon doanya semoga tidak ada apa-apa."
Pasca gempa Mentawai tadi malam, ribuan masyarakat Kota Padang berramai-ramai mengungsi ke tempat aman. Terjadilah kemacetan parah terjadi di jalanan. "Waduh, malam ini kota padang terjadi kemacetan cukup parah. Masyarakat ramai-ramai meninggalkan kawasan kota," kata PNS Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Doni Novriyendi, tadi malam.
Warga Kepulauan Mentawai dan warga pesisir pantai barat Sumatra Barat juga diimbau menjauhi bibir pantai. Peringatan ini dilakukan menyusul peringatan tsunami. "Kami sudah informasikan dan komunikasi dengan BPBD Mentawai agar masyarakat di bibir pantai bergerak menjauhi bibir pantai ke dataran tinggi," ujar Kepala Pusdal Ops Sumbar, Pagar Negara.
Bukan hanya di Sumatra Barat terjadi kepanikan. Sebagian warga Provinsi Bengkulu juga diungsukan ke tempat ketinggian untuk mengantisipasi bencana tsunami. "Ya, di Bengkulu juga ada potensi tsunami. Sudah kita antisipasi, sudah banyak masyarakat yang mengungsi ke tempat ketinggian, terutama yang tinggal di daerah pantai," ungkap Danlanal Bengkulu, Letkol Laut M Nizar Gadafi, tadi malam. Hingga berita ini ditulis tadi malam, belum ada lapooran bencana tsunami akibat gempa Mentawai. Juka belum ada laporan korban jiwa.
Ini untuk kedua kalinya dalam kutun 11 tahun terakhir terjadi gempa besar di wilayah Sumatra Barat. Sebelumnya, sempat terjadi gempa berkekuatan 8,7 SR di Pantai Barat Nias, 29 Maret 2005 dinihari sekitar pukul 00.20 Wita. Gempa kala itu menimbulkan kehancuran. Selain menelan korban jiwa sekitar 1.500 orang, hampir 80 persen kota Gunung Sitoli, Ibukota Kabupaten Nias, mengalami kerusakan. 7
Komentar