Warga Sewakan Kolam Pancing
Warga Banjar Dalem, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli buat kolam pancing.
BANGLI, NusaBali
Sebelumnya, kolam pancing itu adalah lahan pertanian namun tenggelam akibat air Danau Batur naik. Sehingga pemilik lahan buatkan bangunan terbuat dari bambu sepanjang 30 meter untuk para pemancing. Lokasi ini pun digemari para mancing mania dan sering membeludak saat hari libur.
Pemilik kolam, I Gede Manik Arsana, 57, mengaku usahanya baru berjalan sejak dua bulan lalu. Para pemancing dikenakan sewa Rp 15.000. Setiap harinya ada sekitar 30 pemancing yang datang ke lokasi tersebut. “Bayar Rp 15 ribu sepuasnya, kami tidak batasi jamnya. Namun kami tutup pukul 22.00 Wita,” ungkap Manik Arsana, Kamis (10/5). Dikatakan, pemancing tak perlu bawa umpan. Harga sewa Rp 15 ribu sudah termasuk dapat pelet. Para pemancing dilarang bawa umpan lumut karena pemancing yang lain kesulitan dapat ikan.
Manik Arsana menceritakan para pemancing sempat ribut gara-gara ada yang bawa umpan lumut bercampur obat. Sehingga pemancing lainnya yang bawa pelet kesulitan dapat ikan karena ikan tertarik dengan umpan lumut campur obat. Diakui, saat hari libur penggemar mincing ramai ke kolamnya. Namun daya tamping hanya 40-50 orang. Diceritakan, kolam pancing itu sebelumnya lahan pertanian. Namun akibat air Danau Batur naik, pertanian tenggelam. Ia menghabiskan Rp 25 juta untuk buat bangunan dan kolam pancing. Usahanya cukup menghasilkan, terlebih ikan di kolam itu adalah ikan alam. “Kami tidak menebar ikan,” akunya.
Pemancing yang datang tak hanya dari Bangli, ada pula dari Gianyar, Badung, Tabanan, hingga Jembrana. Manik Arsana juga buka warung untuk melayani mancing mania. Salah seorang pemancing mengaku nyaman memancing di lokasi tersebut, bahkan di waktu libur bisa seharian memancing. Lokasi tersebut cukup aman bagi pemancing, terutama yang tidak bisa berenang. “Kalau dulu mancing sewa sampan dan mancing di tengah danau, kalau sekarang tidak perlu jauh-jauh,” ujarnya. *e
Sebelumnya, kolam pancing itu adalah lahan pertanian namun tenggelam akibat air Danau Batur naik. Sehingga pemilik lahan buatkan bangunan terbuat dari bambu sepanjang 30 meter untuk para pemancing. Lokasi ini pun digemari para mancing mania dan sering membeludak saat hari libur.
Pemilik kolam, I Gede Manik Arsana, 57, mengaku usahanya baru berjalan sejak dua bulan lalu. Para pemancing dikenakan sewa Rp 15.000. Setiap harinya ada sekitar 30 pemancing yang datang ke lokasi tersebut. “Bayar Rp 15 ribu sepuasnya, kami tidak batasi jamnya. Namun kami tutup pukul 22.00 Wita,” ungkap Manik Arsana, Kamis (10/5). Dikatakan, pemancing tak perlu bawa umpan. Harga sewa Rp 15 ribu sudah termasuk dapat pelet. Para pemancing dilarang bawa umpan lumut karena pemancing yang lain kesulitan dapat ikan.
Manik Arsana menceritakan para pemancing sempat ribut gara-gara ada yang bawa umpan lumut bercampur obat. Sehingga pemancing lainnya yang bawa pelet kesulitan dapat ikan karena ikan tertarik dengan umpan lumut campur obat. Diakui, saat hari libur penggemar mincing ramai ke kolamnya. Namun daya tamping hanya 40-50 orang. Diceritakan, kolam pancing itu sebelumnya lahan pertanian. Namun akibat air Danau Batur naik, pertanian tenggelam. Ia menghabiskan Rp 25 juta untuk buat bangunan dan kolam pancing. Usahanya cukup menghasilkan, terlebih ikan di kolam itu adalah ikan alam. “Kami tidak menebar ikan,” akunya.
Pemancing yang datang tak hanya dari Bangli, ada pula dari Gianyar, Badung, Tabanan, hingga Jembrana. Manik Arsana juga buka warung untuk melayani mancing mania. Salah seorang pemancing mengaku nyaman memancing di lokasi tersebut, bahkan di waktu libur bisa seharian memancing. Lokasi tersebut cukup aman bagi pemancing, terutama yang tidak bisa berenang. “Kalau dulu mancing sewa sampan dan mancing di tengah danau, kalau sekarang tidak perlu jauh-jauh,” ujarnya. *e
Komentar