Koster-Ace Siapkan Saksi Berlipat
Kekuatan saksi Koster-Ace dan Mantra-Kerta di TPS, 5 banding 1. Tapi, Mantra-Kerta punya tim pemantau dengan teknologi di tiap kecamatan
Mantra-Kerta Kerahkan 6.296 Saksi buat Kawal Suara di TPS
DENPASAR, NusaBali
Pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP, siapkan saksi berlipat untuk mengamankan suara dalam tarung Pilgub Bali 2018 mendatang. KBS-Ace total kerahkan 31.475 saksi untuk kawal 6.296 tempat pemungutan suara (TPS).
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDIP Bali, IGN Alit Kusuma Kelakan, mengatakan ada 2 saksi utama yang ditugaskan di tiap TPS. Selain itu, KBS-Ace juga akan menerjunkan 3 saksi pendamping per TPS. Walhasil, setiap TPS nantinya akan dikawal 5 saksi untuk amankan suara KBS-Ace. Dalam Pilgub Bali 2018, ada 6.296 TPS yang tersebar di 716 desa/kelurahan di 57 kecamatan. Itu artinya, KBS-Ace akan kerahkan total 5 x 6.296 = 31.475 saksi.
“Karena ada 6.296 TPS, berarti tinggal dikalikan 5 orang. Jadi, ada 31.475 orang yang akan kawal suara Koster-Ace di seluruh TPS dalam coblosan Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. Kami punya namanya Guralih (Guru Pengarah Pemilih), di mana mereka inilah yang terlibat mengawal proses pemilih di TPS,” ujar Alit Kelakan yang juga Sekretaris Tim Pemenangan KBS-Ace Provinsi Bali, di Denpasar, Jumat (11/5).
Alit Kelakan menyebutkan, para saksi Koster-Ace sudah digembleng dalam pendidikan saksi yang melibatkan DPC Partai Kabupaten/Kota se-Bali. “Sudah beberapa kali saksi ini digembleng di tingkatan DPC Partai se-Bali. Nanti akan ada pemantapan lagi menjelang coblosan Pilgub Bali 2018. Yang jelas, mereka ini sudah siap, karena telah terlatih untuk tugas-tugas mengawal suara,” jelas politisi PDIP asal
Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat ini.
Menurut Alit Kelakan, para saksi berjumlah 31.475 orang ini diambil dari unsur kader partai koalisi. Sedangkan untuk operasional kegiatan di TPS, mereka sukarela. Artinya, tidak ada bayaran bagi para saksi ini, karena mereka relawan. “Kalaupun ada dana untuk konsumsi, itu merupakan kegiatan gotong royong dari partai koalisi pengusung. Mereka inilah akan maksimal mengawal suara pasangan calon supaya tidak terjadi kecurangan,” tegas Alit Kelakan, mantan Wakil Gubernur Bali 2003-2008 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014.
Sementara itu, pasangan IB Rai Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB, jugs siapkan saksi untyk kawal suara mereka di tiap TPS. Bedanya, jumlah saksi yang akan bertugas kawal suara Mantra-Kerta hanya 1 orang di tiap TPS. Artinya, Mantra-Kerta hanya siapkan total 6.296 saksi untuk kawal suara di TPS dalam Pilgub Bali 2018.
Ketua Badan Pengamanan Suara Pemilu DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan Mantra-Kerta memang hanya siapkan 1 saksi di tiap TPS. Namun, di setiap desa ada lagi koordinator saksi. Kemudian, di masing-masing kecamatan juga sudah disiapkan tim pemantau dengan teknologi.
“Mereka (tim pemantau di kecamatan) mengawal suara dengan teknologi. Dalam hitungan menit, begitu pemungutan suara selesai dan ada penghitungan, hasilnya sudah dilaporkan kepada Posko Pemenangan Pasangan Calon,” ujar IGP Wijaya yang juga Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.
Wijaya mengatakan, Mantra-Kerta tidak main-main dalam urusan mengawal suara d TPS. “Kita tidak mau susah-susah, nanti suara yang kita dapatkan dicuri dan dicurangi di TPS. Makanya, basis kami sudah penghitungan dengan teknologi. Saksi kami membawa ponsel canggih untuk merekam peristiwa pemungutan suara, penghitungan suara, dan melaporkan hasilnya secara valid,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Menurut Wijaya, saksi Mantra-Kerta nanti tugasnya tidak hanya mengamankan suara di TPS. Tapi, mereka juga memastikan surat panggilan bagi pemilih untuk datang ke TPS terkawal dengan baik. “Biasanya, dalam permainan curang itu panggilan untuk pemilih bisa tidak sampai. Bagaimana kalau yang tidak dapat panggilan justru pemilih pasangan Mantra-Kerta, ini kami antisipasi betul,” katanya.
Saksi yang dikerahkan Mantra-Kerta, menurut Wijaya, diambil dari unsur parpol koalisi. Para saksi ini dibiayai dengan dana gotong-royong. Selain saksi dari Mantra-Kerta, kata Wijaya, pihaknya juga berharap Panwaslu Kabupaten/Kota se-Bali dan masyarakat bersama-sama mengawasi penghitungan suara. “Masyarakat juga harus awasi proses penghitungan suara di TPS,” ujar mantan Calon Bupati (Cabup) Tabanan yang diusung Golkar dalam Pilkada Tabanan 2005 ini.
Sekadar dicatat, ada 2.982.201 suara yang akan diperebutkan dalam Pilgub Bali 2018 mendatang. Mereka nyoblos di 6.296 TPS yang tersebar di 716 desa se-Bali. Jumlah pemilih terbanyak berada di Kabupaten Buleleng, mencapai 555.555 orang, sementara terbanyak kedua di Kota Denpasar sebanyak 404.339 orang. Sedangkan jumlah pemilih terkecil tetap di Kabupaten Klungkung, hanya 156.621 orang. *nat
Komentar