Komisi X DPR RI Dorong Rebut Peluang Pasar Ekonomi Digital
Focus Group Disccusion di Kampus STIMIK Primakara
DENPASAR,NusaBali
Peluang bisnis dari penguasaan teknologi dalam era digital masih dikuasai pemodal asing, mengugah anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong anak-anak muda Bali terjun bersaing. Anggota Komisi X DPR RI Supadma Rudana yang membidangi pariwisata, budaya, pendidikan, pemuda, olahraga, perpustakaan dan badan ekonomi kreatif mendorong putra daerah ikut berkompetisi merebut peluang pasar bisnis di era digital dengan menciptakan teknologi dan aplikasi yang bisa mengimbangi dominasi pemodal luar Bali.
Putu Supadma Rudana saat menjadi keynote speaker dalam FGD (Focus Group Disccusion) Pentahelix Pengembangan Ekonomi Kreatif, bertemakan : Meningkatkan Peran Kewirausahaan Generasi Muda Dalam Era Digital, di Kampus STIMIK Primakara, Jalan Tukad Badung, Denpasar, Jumat (11/5) mengatakan, para usahawan muda Bali tidak boleh kalah dan hanya menjadi penonton ketika era bisnis digital merangsek Bali. Karena menurutnya, di Bali banyak SDM yang sebenarnya bisa menciptakan sistem untuk menandingi para pebisnis luar Bali yang mengandalkan teknologi dalam meraih keuntungan dalam dunia digital. “Saya berharap nanti pemilik modal dan pengusaha berbasis digital itu lahir dari Tukad Badung (STIMIK Primakara, red),” ujarnya.
FGD yang digagas STIMIK Primakara bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif, dan Komisi X DPR RI ini, dihadiri 250 mahasiswa STIMIK Primakara, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Bali, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, Ketua Yayasan STIMIK Primakara I Made Artana dan perwakilan pemerintah dari Dinas Pariwisata Kota Denpasar dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Supadma Rudana menyebutkan peluang bisnis terutama dibidang pariwisata saat ini dikuasai penuh oleh Traveloka, Booking.com dan online agent lainnya. Para pemilik kamar hotel, pemilik villa hanya bisa mendapatkan persentase saja, sehingga STIMIK Primakara harus andil menciptakan technopreneur dibidang e-tourism. “Yang menguasai pasar, memainkan peran, bahkan harga jual itu ya para pebisnis yang menguasai teknologi digital ini. Makanya saya berharap dari STIMIK Primakara ini bisa melahirkan kekuatan baru, generasi muda untuk bersaing dalam era digital. SDM kita ini perlu sentuhan dan ada yang mengelola dan menggunakan. Kalau tidak ya seperti ayam mati di lumbung, orang dari luar Bali hanya dengan menguasai teknologi tidak perlu punya hotel, tidak perlu punya restaurant, tidak perlu punya mobil taksi, tetapi menguasai pasar,” tegas politisi asal Desa Peliatan , Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ini.
Wasekjen DPP Demokrat ini siap menjembatani pembinaan dan pendampingan bagi mahasiswa dan akademisi STIMIK Primakara bersama komponen lainnya, seperti dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Badan Ekonomi Kreatif untuk merebut peluang pasar. “Kita di Komisi X dan mitra kerja Bekraf siap menjembatani dan memberikan pendampingan dalam upaya menciptakan wirausahawan muda berbasis teknologi ini. Kampus ini punya peran besar,” tegas Supadma Rudana.
Sementara Ketua Yayasan STIMIK Primakara Made Artana mengatakan, pemasaran dalam dunia pariwisata sekarang diresahkan dengan adanya gelombang ekonomi digital yang menggunakan Online Travel Agent (OTA). “Kita memang harus akui, ketergantungan dengan penguasa teknologi, para pelaku pariwisata di Bali tidak banyak mendapatkan keuntungan, karena mereka harus berbagi. Kalau SDM di Bali ini diberikan kesempatan mereka bisa. Maka kami perlu dukungan dari stakeholder di Bali dan Komisi X DPR RI,” ujar Made Artana.
Dikatakan, kemajuan pemasaran dalam dunia digital ini tidak hanya tumbuh di bidang pariwisata saja, tetapi juga di bidang ekonomi kreatif. Apalagi Bali adalah pasar besar dalam dunia digital. “Bali sangat dekat dengan pasar, biaya hidup rendah, aura positif Bali bagus untuk pengembangan e-tourism dan peluang usaha lainnya berbasis digital,” ujarnya. *nat
Peluang bisnis dari penguasaan teknologi dalam era digital masih dikuasai pemodal asing, mengugah anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong anak-anak muda Bali terjun bersaing. Anggota Komisi X DPR RI Supadma Rudana yang membidangi pariwisata, budaya, pendidikan, pemuda, olahraga, perpustakaan dan badan ekonomi kreatif mendorong putra daerah ikut berkompetisi merebut peluang pasar bisnis di era digital dengan menciptakan teknologi dan aplikasi yang bisa mengimbangi dominasi pemodal luar Bali.
Putu Supadma Rudana saat menjadi keynote speaker dalam FGD (Focus Group Disccusion) Pentahelix Pengembangan Ekonomi Kreatif, bertemakan : Meningkatkan Peran Kewirausahaan Generasi Muda Dalam Era Digital, di Kampus STIMIK Primakara, Jalan Tukad Badung, Denpasar, Jumat (11/5) mengatakan, para usahawan muda Bali tidak boleh kalah dan hanya menjadi penonton ketika era bisnis digital merangsek Bali. Karena menurutnya, di Bali banyak SDM yang sebenarnya bisa menciptakan sistem untuk menandingi para pebisnis luar Bali yang mengandalkan teknologi dalam meraih keuntungan dalam dunia digital. “Saya berharap nanti pemilik modal dan pengusaha berbasis digital itu lahir dari Tukad Badung (STIMIK Primakara, red),” ujarnya.
FGD yang digagas STIMIK Primakara bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif, dan Komisi X DPR RI ini, dihadiri 250 mahasiswa STIMIK Primakara, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Bali, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, Ketua Yayasan STIMIK Primakara I Made Artana dan perwakilan pemerintah dari Dinas Pariwisata Kota Denpasar dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Supadma Rudana menyebutkan peluang bisnis terutama dibidang pariwisata saat ini dikuasai penuh oleh Traveloka, Booking.com dan online agent lainnya. Para pemilik kamar hotel, pemilik villa hanya bisa mendapatkan persentase saja, sehingga STIMIK Primakara harus andil menciptakan technopreneur dibidang e-tourism. “Yang menguasai pasar, memainkan peran, bahkan harga jual itu ya para pebisnis yang menguasai teknologi digital ini. Makanya saya berharap dari STIMIK Primakara ini bisa melahirkan kekuatan baru, generasi muda untuk bersaing dalam era digital. SDM kita ini perlu sentuhan dan ada yang mengelola dan menggunakan. Kalau tidak ya seperti ayam mati di lumbung, orang dari luar Bali hanya dengan menguasai teknologi tidak perlu punya hotel, tidak perlu punya restaurant, tidak perlu punya mobil taksi, tetapi menguasai pasar,” tegas politisi asal Desa Peliatan , Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ini.
Wasekjen DPP Demokrat ini siap menjembatani pembinaan dan pendampingan bagi mahasiswa dan akademisi STIMIK Primakara bersama komponen lainnya, seperti dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Badan Ekonomi Kreatif untuk merebut peluang pasar. “Kita di Komisi X dan mitra kerja Bekraf siap menjembatani dan memberikan pendampingan dalam upaya menciptakan wirausahawan muda berbasis teknologi ini. Kampus ini punya peran besar,” tegas Supadma Rudana.
Sementara Ketua Yayasan STIMIK Primakara Made Artana mengatakan, pemasaran dalam dunia pariwisata sekarang diresahkan dengan adanya gelombang ekonomi digital yang menggunakan Online Travel Agent (OTA). “Kita memang harus akui, ketergantungan dengan penguasa teknologi, para pelaku pariwisata di Bali tidak banyak mendapatkan keuntungan, karena mereka harus berbagi. Kalau SDM di Bali ini diberikan kesempatan mereka bisa. Maka kami perlu dukungan dari stakeholder di Bali dan Komisi X DPR RI,” ujar Made Artana.
Dikatakan, kemajuan pemasaran dalam dunia digital ini tidak hanya tumbuh di bidang pariwisata saja, tetapi juga di bidang ekonomi kreatif. Apalagi Bali adalah pasar besar dalam dunia digital. “Bali sangat dekat dengan pasar, biaya hidup rendah, aura positif Bali bagus untuk pengembangan e-tourism dan peluang usaha lainnya berbasis digital,” ujarnya. *nat
1
Komentar