KPPAD Bali Minta Guru Tingkatkan Pengawasan
Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali prihatin dengan minimnya pengawasan terhadap anak saat kegiatan di luar kelas.
Kasus 3 Murid SD Terperosok ke Jurang
GIANYAR, NusaBali
Seperti yang dialami 3 murid SDN 1 Blahbatuh yang terperosok ke jurang, beberapa hari lalu. Menurut Komisioner Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KPPAD Bali, Ir Kadek Ariyasa, kejadian kecelakaan anak sampai masuk jurang di sekitar lingkungan sekolah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan dalam hal ini pihak sekolah belum optimal dalam melakukan tugas pengawasan.
"Kejadian anak yang jatuh ke jurang termasuk salah satu bentuk kekerasan terhadap anak. Akibat kurangnya pengawasan pihak sekolah selama masa tanggung jawab jam pendidikan," ungkapnya, Sabtu (12/5). Selain akibat kurangnya pengawasan, faktor lain juga akibat anak yang kurang cerdas dalam bermain mengisi waktu luang dan memahami resiko sebuah permainan. Termasuk kurang cerdas saat mengambil keputusan yang tepat saat kejadian.
"Bersyukur semua anak selamat meski hanya ada sedikit luka, tetapi hal ini bisa menjadi masalah kalau sampai ada anak sebagai korban. Pihak orang tua atau keluarga bisa saja menuntut tanggung jawab pihak sekolah karena selama jam pendidikan sekolah para orang tua memberikan kepercayaan penuh kepada pihak sekolah untuk mendidik dan mengawasi anak-anak mereka," terang Ariyasa.
Untuk mencegah hal tersebut sampai menimbulkan masalah yang lebih besar atau terulang kembali, KPPAD mengingatkan agar para guru dan unsur sekolah lainnya meningkatkan perhatian, pengawasan dan pendidikan. Sebelumnya diberitakan, tiga siswa kelas VI SDN 1 Blahbatuh terperosok ke Jurang aliran Tukad Kutuh, Banjar Tubuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Rabu (9/5) lalu sekitar pukul 10.30 Wita. Ketiga murid tersebut diantaranya, Komang Putra Aditya, 12; Fransiskus Daniel Damara Putra,12; dan Yoga Sedana Yasa, 12. Beruntung ketiganya selamat, hanya saja untuk mengevakuasi Komang Putra, harus menerjunkan pasukan orange BPBD Kabupaten Gianyar. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Seperti yang dialami 3 murid SDN 1 Blahbatuh yang terperosok ke jurang, beberapa hari lalu. Menurut Komisioner Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KPPAD Bali, Ir Kadek Ariyasa, kejadian kecelakaan anak sampai masuk jurang di sekitar lingkungan sekolah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan dalam hal ini pihak sekolah belum optimal dalam melakukan tugas pengawasan.
"Kejadian anak yang jatuh ke jurang termasuk salah satu bentuk kekerasan terhadap anak. Akibat kurangnya pengawasan pihak sekolah selama masa tanggung jawab jam pendidikan," ungkapnya, Sabtu (12/5). Selain akibat kurangnya pengawasan, faktor lain juga akibat anak yang kurang cerdas dalam bermain mengisi waktu luang dan memahami resiko sebuah permainan. Termasuk kurang cerdas saat mengambil keputusan yang tepat saat kejadian.
"Bersyukur semua anak selamat meski hanya ada sedikit luka, tetapi hal ini bisa menjadi masalah kalau sampai ada anak sebagai korban. Pihak orang tua atau keluarga bisa saja menuntut tanggung jawab pihak sekolah karena selama jam pendidikan sekolah para orang tua memberikan kepercayaan penuh kepada pihak sekolah untuk mendidik dan mengawasi anak-anak mereka," terang Ariyasa.
Untuk mencegah hal tersebut sampai menimbulkan masalah yang lebih besar atau terulang kembali, KPPAD mengingatkan agar para guru dan unsur sekolah lainnya meningkatkan perhatian, pengawasan dan pendidikan. Sebelumnya diberitakan, tiga siswa kelas VI SDN 1 Blahbatuh terperosok ke Jurang aliran Tukad Kutuh, Banjar Tubuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Rabu (9/5) lalu sekitar pukul 10.30 Wita. Ketiga murid tersebut diantaranya, Komang Putra Aditya, 12; Fransiskus Daniel Damara Putra,12; dan Yoga Sedana Yasa, 12. Beruntung ketiganya selamat, hanya saja untuk mengevakuasi Komang Putra, harus menerjunkan pasukan orange BPBD Kabupaten Gianyar. *nvi
1
Komentar