Gerindra Lirik Hanura-NasDem, KBM Terancam
Rancangan Koalisi Bali Mandara (Golkar-Gerindra-Demokrat) untuk strategi tarung head to head melawan PDIP di Pilkada Buleleng 20176, terancam berantakan.
Jro Ray Yusha Ngotot Tempati Posisi Cabup
SINGARAJA, NusaBali
Indikasinya, kubu Gerindra ngotot ingin usung Jro Nyoman Ray Yusha sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng. Gerindra pun dikabarkan melirik dua parpol lainnya untuk masuk ke dalam barisannya, yakni Hanura dan NasDem.
Semula, trio Golkar, Gerindra, dan Demokrat ingin merancang strategi tarung head to head melawan pasangan incumbent dari PDIP, Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji) di Pilkada Buleleng 2017. Ketua DPD II Golkar Buleleng Nyoman Sugawa Korru, Ketua DPC Gerindra Buleleng Jro Nyoman Ray Yusha, dan Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh Gede Hreryani pun sudah sempat bertemu di sebuah frumah makan kawasan Pantai Penimbangan Singaraja, pekan lalu.
Pertemuan Golkar-Gerindra-Demokrat hari itu untuk membangun Koalisi Bali Mandara (KBM). Namun, di internal tiga parpol ini, ternyata ada dua kandidat yang sama-sama ngotot ingin posisi Cabup Buleleng. Mereka adalah I Ketut Rochineng (kandidat non kader dari Pemprov Bali yang maju melalui Partai Golkar) dan Jro Ray Yusha (Ketua DPC Gerindra Buleleng). Jro Ray Yusha ngotot nyalon Bupati karena politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini merasa memiliki partai selaku Ketua DPC Gerindra Buleleng.
Isu yang beredar di Singaraja, Kamis (3/3), sejatinya Ketut Rochineng (birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian daerah Provinsi Bali) sudah pegang dua parpol, yakni Golkar dan Demokrat, guna memuluskan pencalonannya. Demokrat dipastikan berkoalisi dengan Golkar, konon karena campur tangan anggota Dewan Pembina DPP Demokrat yang kini Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
Namun, Gerindra ngotot ingin Jro Ray Yusha yang diusung sebagai Cabup Buleleng. Karena itu, Gerindra belakangan mulai menjaga jarak dengan Golkar. Konon, Gerindra merasa kecewa karena saat pertemuan awal, Golkar sudah langsung membonceng dan sekaligus perkenalkan Ketut Rochineng sebagai kandidat Cabup Buleleng. Padahal, Gerindra diundang dalam kapasitas pembicaraan koalisi, bukan sosialisasi kandidat Cabup.
Gerindra pun mulai banting haluan dengan menggalang komunikasi ke Hanura dan NasDem. “Gerindra sempat dikecewakan dalam pertemuan awal, karena isinya kok sosialisasi kandidat, bukan membahas koalisi (KBM),” ucap sumber terpercaya NusaBali dari lingkaran Gerindra di Singaraja, Kamis kemarin.
Keseriusan Gerindra untuk usung Jro Ray Yusha sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017, bukanlah isapan jempol. Saat NusaBali hendak konfirmasi soal isu yang beredar dengan datang langsung ke rumahnya di Jalan Natuna Kelurahan Panarukan, Kota Singaraja, Kamis kemarin, Ray Yusha ternyata telah mempersiapan sekretariat untuk pendeklarasian pencalonannya. “Ini nanti kami gunakan untuk rapat-rapat partai. Dulunya gudang, tapi kami rapikan sekarang sebagai tempat rapat partai,” jelas Jro Ray Yusha.
Jro Ray Yusha tidak menampik langkahnya untuk tetap nyalon sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2017. Mantan birokrat dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ini juga tidak menampik adanya komunikasi dengan parpol lain seperti Hanura dan NasDem guna membangun koalisi bersama Gerindra.
“Saya tidak pernah bilang siap menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup). Sejak awal saya katakan saya siap nyalon Bupati. Ya, komunikasi dengan parpol lainnya tetap jalan. Lihat saja perkembangan nanti,” tegas Jro Ray Yusha yang mantan Cabup Buleleng dari Koalisi Bukit Sinunggal di Pilkada 2007.
Sejauh ini, baru PDIP yang memastikan usung paket incumbent PAS-Sutji ke Pilkada Buleleng 2017. PDIP tidak perlu berkoalisi dengan partai lain untuk usung pasangan calon, karena mendominasi 15 kuri dari total 45 kursi DPRD Buleleng 2014-2019. Artinya, PDIP mendominasi 33,33 suara parlemen.
Sedangkan Golkar, Gerindra, Demokrat, Hanura, maupun NasDem harus berkoalisi satu sama lain, jika ingin usung paket calon. Golkar hanya punya 7 kursi DPRD Buleleng (kuasai 15,57 poersen suara parlemen), sementara Gerindra, Demokrat, dan Hanura masing-masing hanya punya 6 kursi DPRD Buleleng (kuasai 13,33 persen suara parlemen). Sebaliknya, NasDem hanya punya 4 kursi DPRD Buleleng (kuasai 8,89 persen suara parlemen).
Sementara itu, Ketua DPD II Golkar Buleleng Nyoman Sugawa Korry menyatakan tetap optimis Koalisi Bali Mandara akan terbangun antara Golkar-Gerindra-Demokrat menuju Pilkada 2017. Sugawa Korry menyebutkan, saat ini tinggal membuat komitmen di antara tiga parpol tersebut.
“Sebanarnya, kami sudah ada pembicaraan, tidak enak kalau dibuka (disebutkan di sini, Red). Intinya, kami bertiga (Golkar, Demokrat, Gerindra) sudah sepakat untuk tarung head to head melawan incumbent di Buleleng. Tinggal nanti buat komitmen saja,” tegas Sugawa Korry yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali 2016-2021 saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Kamis kemarin. “Kita sudah jajaki koalisi di Buleleng. Arahnya sangat positif untuk bersatu melawan incumbent,” lanjut Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Menurut Sugawa Korry, Koalisi Bali Mandara (KBM) sepakat bersatu menghadapi incumbent di Pilkada Buleleng 2017, karena berbagai hal. Yang paling mendasar, karena KBM melihat pembangunan di Buleleng masih berjalan di tempat. “Indikatornya, Kabupaten Buleleng tidak beranjak dari tiga besar terbawah di antara 9 kabupaten/kota se-bali soal tingkat kemiskinan, pengangguran, indeks pembangunan manusia, dan prestasi olahraganya,” tegas Sugawa Korry.
Dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin, Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh Gede Herryai dengan tegas menyatakan partainya memiliki mekanisme yang jelas dalam mengusung pasangan calon. Mekanisme itu akan menentukan langkah Demokrat di Pilkada Buleleng 2017 nanti. “Kami ini ada mekanisme, termasuk baik survei kandidat. Nanti ada Tim 9 yang menggodok siapa kandidatnya. Memang kami harus berkoalisi, tapi saat ini belum. Kami harus melaksanakan mekanisme partai dulu,” tandas Luh De Herryani.
Sedangkan Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, menyatakan KBM akan dibangun di Buleleng. “KBM di Buleleng polanya koalisi gabungan. Hanya saja kita nanti akan membenahi pola penjaringan calonnya, supaya ‘ayam’ aduan kita benar-benar ayam tangguh,” ujar Mudarta di Denpasar, Kamis kemarin.
Mudarta mengatakan, pengalaman koalisi selama ini, sangat susah menyatukan kekuatan partai yang berbeda-beda aliran. “Ibarat menyatukan jurus silat, berbeda aliran, harus benar-benar fokus, konsentrasi. Karena semua partai ingin mengeluarkan kandidatnya. Ini kita perlu bangun supaya tidak ada ego nanti,” katanya. 7 k19,nat
1
Komentar