Pasien RSJ Diikutkan Pameran Lukisan di Jakarta
Sejumlah pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli dipersiapkan mengikuti pameran lukisan di Galeri Nasional Jakarta paada tanggal 12-29 Oktober 2018.
BANGLI, NusaBali
Persiapan awal, belasan pasien mengikuti seleksi yang dinilai langsung dari Art Brut dengan melibatkan pelukis dari Bangli, I Nengah Sujena. Seleksi digelar di ruang rehabilitasi RSJ Bali, Selasa (15/5).Hendro Masto dari Art Brut menjelaskan, pasien RSJ Bali akan mengikuti festival bebas tanpa batas. Festival akan menampilkan karya seni rupa dan seni pertunjukan. Kegiatan seni itu digelar di ruang publik seperti Bandara Soekarno Hatta. Tujuannya, menunjukkan kepada khalayak luas para penyadang disabilitas kejiwaan mampu berkreatifitas. “Kami ingin menunjukkan yang dinilai memiliki gangguan kejiwaan lebih waras dibandingkan mereka yang hanya mengecap orang lain. Melawan stigma gila yang disematkan pada penyandang disabilitas kejiwaan,” terangnya.
Hasil karya para penyandang disabilitas tidak dinilai dari unsur kasihan, namun dilihat nilai seninya. “Ini berbicara karya seni, bukan hanya semata-mata kasihan atau iba,” tegas Hendro Masto. Dikatakan, festival ini mendapat dukungan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum mengikuti festival bebas tanpa batas, terlebih dahulu digelar pameran pendamping yang diikuti beberapa rumah sakit jiwa seperti RSJ Bali, RSJ Solo, RSJ Lawang, dan RSJ Jakarta. Pameran pendamping akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober.
Sementara Wakil Direktur Pelayanan RSJ Provinsi Bali, I Dewa Gede Basudewa, mengatakan pasien yang mengikuti seleksi sebanyak 16 orang. “Sebelum mengikuti seleksi, mereka sudah terbiasa menggambar. Petugas yang mendampingi melihat mereka memiliki kemampuan sehingga patut untuk dikembangkan,” jelasnya. Kegiatan seperti ini dapat mendukung proses penyembuhan pasien. Dewa Basudewa menambahkan kegiatan seperti ini diupayakan bisa berkelanjutan. Para pasien yang mengikuti seleksi lebih dulu menggambar di atas kertas, hasilnya langsung dinilai. Setelah itu, para pasien yang terpilih melukis di atas kanvas. *e
Persiapan awal, belasan pasien mengikuti seleksi yang dinilai langsung dari Art Brut dengan melibatkan pelukis dari Bangli, I Nengah Sujena. Seleksi digelar di ruang rehabilitasi RSJ Bali, Selasa (15/5).Hendro Masto dari Art Brut menjelaskan, pasien RSJ Bali akan mengikuti festival bebas tanpa batas. Festival akan menampilkan karya seni rupa dan seni pertunjukan. Kegiatan seni itu digelar di ruang publik seperti Bandara Soekarno Hatta. Tujuannya, menunjukkan kepada khalayak luas para penyadang disabilitas kejiwaan mampu berkreatifitas. “Kami ingin menunjukkan yang dinilai memiliki gangguan kejiwaan lebih waras dibandingkan mereka yang hanya mengecap orang lain. Melawan stigma gila yang disematkan pada penyandang disabilitas kejiwaan,” terangnya.
Hasil karya para penyandang disabilitas tidak dinilai dari unsur kasihan, namun dilihat nilai seninya. “Ini berbicara karya seni, bukan hanya semata-mata kasihan atau iba,” tegas Hendro Masto. Dikatakan, festival ini mendapat dukungan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum mengikuti festival bebas tanpa batas, terlebih dahulu digelar pameran pendamping yang diikuti beberapa rumah sakit jiwa seperti RSJ Bali, RSJ Solo, RSJ Lawang, dan RSJ Jakarta. Pameran pendamping akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober.
Sementara Wakil Direktur Pelayanan RSJ Provinsi Bali, I Dewa Gede Basudewa, mengatakan pasien yang mengikuti seleksi sebanyak 16 orang. “Sebelum mengikuti seleksi, mereka sudah terbiasa menggambar. Petugas yang mendampingi melihat mereka memiliki kemampuan sehingga patut untuk dikembangkan,” jelasnya. Kegiatan seperti ini dapat mendukung proses penyembuhan pasien. Dewa Basudewa menambahkan kegiatan seperti ini diupayakan bisa berkelanjutan. Para pasien yang mengikuti seleksi lebih dulu menggambar di atas kertas, hasilnya langsung dinilai. Setelah itu, para pasien yang terpilih melukis di atas kanvas. *e
1
Komentar