Bayi Kembar Tiga Dilahirkan Paksa
Bayi perempuan kembar tiga dilahirkan paksa melalui operasi caesar di RS Sanglah, Denpasar, Sabtu (5/5) sore, karena ibundanya alami tensi tinggi.
AMLAPURA, NusaBali
Bayi kembar tiga yang semuanya perempuan ini merupakan buah hari pasangan I Komang Danayasa, 28, dan Ni Nengah Supadmi, 38, pasutri asal Banjar Lusuh Kauh, Desa Pe-ringsari, Kecamatan Selat, Karangasem.
Bayi perempuan kembar tiga tersebut masing-masing diberi nama Ni Putu Mitta Dewi, Ni Kadek Mitta Sari, dan Ni Komang Mitta Putri. Ni Putu Mitta Dewi lahir dengan berat badan 1.700 gram dan panjang 42 cm, sementara Ni Kadek Mitta Sari dengan berat badan 1.650 gram dan panjang 40 cm, sedangkan Ni Komang Mitta Putri dengan berat badan terbesar 2.050 gram dan panjang 42 cm.
Terungkap, selama masa kehamilan bayi kembar tiga ini, ibundanya yakni Ni Nengah Supadmi mengalami tensi tinggi. Tensinya bahkan sering mencapai 180. Ini merupakan kehamilan pertama bagi Nengah Supadmi, sejak perempuan berusia 37 tahun tersebut menikah dengan Komang Danayasa, yang usianya 10 tahun lebih muda.
Menurut Nengah Supadmi, mereka melangsungkan upacara pernikahan pada 10 Desember 2017 lalu. Saat menikah, Nengah Supadmi sudah hamil 2 bulan. Nah, bayinya yang ternyata kembar tiga ini kemudian lahir prematur, 5 Mei 2018 lalu, saat usia kehamilannya baru 7 bulan.
Menurut Supadmi, dirinya pertama kali periksa ke praktik dokter spesialis kandungan dr Wandira SpOG di Gianyar, 10 Februari 2018, saat umur kehamilannya 4 bulan. “Saat itu, dilakukan USG dan langsung ketahuan di dalam kandungannya ada tiga janin, lengkap dengan jenis kelamin yang semua wanita,” kenang Supadmi saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Lusuh Kauh, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Rabu (16/5).
Pasca kontrol pertama di Gianyar, selanjutnya Supadmi rutin memeriksakan kan-dungannya ke RSUD Karangasem di Amlapura. Saat kontrol pada 13 April 2018 lalu, terungkap Supadmi mengalami tensi tinggi mencapai 180, hingga diberikan obat penurun tensi. Terakhir, dia kontor kandungan ke RSUD Karangasem, 5 Mei 2018 lalu. Saat kontrol pagi itu, tensinya masih juga tinggi.
Karena Supadmi terus menerus mengalami tensi tinggi, pihak RSUD Karangasem langsung merujuk perempuan hamil 7 bulan ini ke RS Sanglah. Sore itu pula, tim dokter RS Sanglah yang dipimpin dr Gede Mega Putra SpOG langsungmelakukan tindakan operasi caesar untuk mengangkat bayi kembar tiga dari rahim Supadmi.
Setelah tiga hari dirawat di RS Sanglah, tiga bayi perempuan kembar tiga itu akhirnya diajak pulang ke rumah orangtuannya di Banjar Lusuh Kauh, Desa Peringsari, 8 Mei 2018. Supadmi mengaku tidak ada firasat aneh, termasuk lewat mimpi, di balik kelahiran bayi kembar tiga-nya ini.
"Tak ada yang aneh, hanya badan terasa lebih panas. Ternyata, dari hasil pemeriksaan medis, selama hamil tensi saya tinggi, dengan berat badan 75 kilogram. Sedangkan berat badan ideal saya hanya 55 kilogram," cerita Supadmi yang selama ini kerja jualan canang, sementara suaminya jadi buruh bangunan. *k16
Bayi kembar tiga yang semuanya perempuan ini merupakan buah hari pasangan I Komang Danayasa, 28, dan Ni Nengah Supadmi, 38, pasutri asal Banjar Lusuh Kauh, Desa Pe-ringsari, Kecamatan Selat, Karangasem.
Bayi perempuan kembar tiga tersebut masing-masing diberi nama Ni Putu Mitta Dewi, Ni Kadek Mitta Sari, dan Ni Komang Mitta Putri. Ni Putu Mitta Dewi lahir dengan berat badan 1.700 gram dan panjang 42 cm, sementara Ni Kadek Mitta Sari dengan berat badan 1.650 gram dan panjang 40 cm, sedangkan Ni Komang Mitta Putri dengan berat badan terbesar 2.050 gram dan panjang 42 cm.
Terungkap, selama masa kehamilan bayi kembar tiga ini, ibundanya yakni Ni Nengah Supadmi mengalami tensi tinggi. Tensinya bahkan sering mencapai 180. Ini merupakan kehamilan pertama bagi Nengah Supadmi, sejak perempuan berusia 37 tahun tersebut menikah dengan Komang Danayasa, yang usianya 10 tahun lebih muda.
Menurut Nengah Supadmi, mereka melangsungkan upacara pernikahan pada 10 Desember 2017 lalu. Saat menikah, Nengah Supadmi sudah hamil 2 bulan. Nah, bayinya yang ternyata kembar tiga ini kemudian lahir prematur, 5 Mei 2018 lalu, saat usia kehamilannya baru 7 bulan.
Menurut Supadmi, dirinya pertama kali periksa ke praktik dokter spesialis kandungan dr Wandira SpOG di Gianyar, 10 Februari 2018, saat umur kehamilannya 4 bulan. “Saat itu, dilakukan USG dan langsung ketahuan di dalam kandungannya ada tiga janin, lengkap dengan jenis kelamin yang semua wanita,” kenang Supadmi saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Lusuh Kauh, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Rabu (16/5).
Pasca kontrol pertama di Gianyar, selanjutnya Supadmi rutin memeriksakan kan-dungannya ke RSUD Karangasem di Amlapura. Saat kontrol pada 13 April 2018 lalu, terungkap Supadmi mengalami tensi tinggi mencapai 180, hingga diberikan obat penurun tensi. Terakhir, dia kontor kandungan ke RSUD Karangasem, 5 Mei 2018 lalu. Saat kontrol pagi itu, tensinya masih juga tinggi.
Karena Supadmi terus menerus mengalami tensi tinggi, pihak RSUD Karangasem langsung merujuk perempuan hamil 7 bulan ini ke RS Sanglah. Sore itu pula, tim dokter RS Sanglah yang dipimpin dr Gede Mega Putra SpOG langsungmelakukan tindakan operasi caesar untuk mengangkat bayi kembar tiga dari rahim Supadmi.
Setelah tiga hari dirawat di RS Sanglah, tiga bayi perempuan kembar tiga itu akhirnya diajak pulang ke rumah orangtuannya di Banjar Lusuh Kauh, Desa Peringsari, 8 Mei 2018. Supadmi mengaku tidak ada firasat aneh, termasuk lewat mimpi, di balik kelahiran bayi kembar tiga-nya ini.
"Tak ada yang aneh, hanya badan terasa lebih panas. Ternyata, dari hasil pemeriksaan medis, selama hamil tensi saya tinggi, dengan berat badan 75 kilogram. Sedangkan berat badan ideal saya hanya 55 kilogram," cerita Supadmi yang selama ini kerja jualan canang, sementara suaminya jadi buruh bangunan. *k16
Komentar