Kos-kosan, Kontrakan, dan Vila Disisir
Banjar Medura, Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, menggelar pendataan ulang penduduk pendatang yang tinggal di kawasan tersebut, Kamis (17/5).
DENPASAR, NusaBali
Pendataan duktang yang digelar mulai pukul 17.00 Wita itu dilakukan serentak di seluruh Desa Sanur Kauh terkait dengan adanya teror bom di Surabaya, baru-baru ini.
Penyisiran dilakukan setelah melakukan apel bersama dengan melibatkan Pecalang, Linmas, dan STT Segara Madu Banjar Medura. Tim yang tergabung sekitar 50 orang tersebut menyisir seluruh kos-kosan, kontrakan, hingga villa yang berada di kawasan Banjar Medura.
Kepala Dusun Banjar Medura Kadek Mahardika saat ditemui disela-sela pendataan mengungkapkan, pihaknya melakukan pendataan kembali dengan menggandeng berbagai pihak untuk mengantisipasi adanya aksi teror seperti yang terjadi di Surabaya. Dengan pendataan tersebut pihaknya berharap penduduk pendatang bisa melaporkan dan menyerahkan data identitas mereka untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Kami lakukan serentak di Desa Sanur Kauh sesuai dengan imbauan Plt Walikota Denpasar karena suasana saat ini yang kurang kondusif dengan adanya teror bom dan penyerangan di beberapa wilayah di Indonesia. Untuk itu antisipasi kita lakukan dengan pendataan agar mempermudah jika suatu saat hal yang tidak diinginkan terjadi," ungkapnya.
Untuk saat ini, kata dia, penduduk pendatang khusus di Banjar Medura ada sekitar 450 orang yang menyebar. Namun baru bisa didata sekitar 100 orang lebih. "Kami baru bisa melakukan pendataan sekitar seratusan, dan semuanya lengkap. Walaupun ada yang tidak memiliki e-KTP namun mereka bisa menunjukkan surat keterangan yang diberikan Disdukcapil," jelasnya.
Kata dia, yang paling banyak menghuni kos-kosan, kontrakan, dan vila di wilayahnya berasal dari Jawa dan NTT. "Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh. Ya biasanya tinggalnya tidak lama dan berpindah-pindah makanya kami terus lakukan pendataan. Dan kami juga akan membuatkan jadwal kembali untuk mendata duktang yang masih belum terjangkau malam ini," imbuhnya. *m
Pendataan duktang yang digelar mulai pukul 17.00 Wita itu dilakukan serentak di seluruh Desa Sanur Kauh terkait dengan adanya teror bom di Surabaya, baru-baru ini.
Penyisiran dilakukan setelah melakukan apel bersama dengan melibatkan Pecalang, Linmas, dan STT Segara Madu Banjar Medura. Tim yang tergabung sekitar 50 orang tersebut menyisir seluruh kos-kosan, kontrakan, hingga villa yang berada di kawasan Banjar Medura.
Kepala Dusun Banjar Medura Kadek Mahardika saat ditemui disela-sela pendataan mengungkapkan, pihaknya melakukan pendataan kembali dengan menggandeng berbagai pihak untuk mengantisipasi adanya aksi teror seperti yang terjadi di Surabaya. Dengan pendataan tersebut pihaknya berharap penduduk pendatang bisa melaporkan dan menyerahkan data identitas mereka untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Kami lakukan serentak di Desa Sanur Kauh sesuai dengan imbauan Plt Walikota Denpasar karena suasana saat ini yang kurang kondusif dengan adanya teror bom dan penyerangan di beberapa wilayah di Indonesia. Untuk itu antisipasi kita lakukan dengan pendataan agar mempermudah jika suatu saat hal yang tidak diinginkan terjadi," ungkapnya.
Untuk saat ini, kata dia, penduduk pendatang khusus di Banjar Medura ada sekitar 450 orang yang menyebar. Namun baru bisa didata sekitar 100 orang lebih. "Kami baru bisa melakukan pendataan sekitar seratusan, dan semuanya lengkap. Walaupun ada yang tidak memiliki e-KTP namun mereka bisa menunjukkan surat keterangan yang diberikan Disdukcapil," jelasnya.
Kata dia, yang paling banyak menghuni kos-kosan, kontrakan, dan vila di wilayahnya berasal dari Jawa dan NTT. "Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh. Ya biasanya tinggalnya tidak lama dan berpindah-pindah makanya kami terus lakukan pendataan. Dan kami juga akan membuatkan jadwal kembali untuk mendata duktang yang masih belum terjangkau malam ini," imbuhnya. *m
Komentar