Desa/Kelurahan Galakkan Operasi Kependudukan
Pasca aksi teror bom di sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini, razia kependudukan semakin digencarkan di Kabupaten Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Tidak hanya oleh Satpol PP Pemkab Jembrana, jajaran desa/kelurahan pun berinisiatif menggelar operasi kependudukan guna menyisir keberadaan penduduk pendatang (duktang) yang tidak memiliki identitas diri maupun orang-orang mencurigakan di wilayah masing-masing.
Seperti dilaksanakan pihak Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis (17/5) pagi. Operasi duktang dipimpin Lurah Loloan Timur Ida Bagus Komang Wibawa Manuaba, bersama petugas Babinsa serta Bhabinkamtibmas setempat, dibantu belasan personel Satpol PP Jembrana. Dari lima tempat kos yang disasar petugas, dijaring sebanyak 13 duktang tanpa surat keterangan tinggal sementara (SKTS). Mereka kemudian digiring ke Kantor Kelurahan setempat untuk diberikan pembinaan.
Sekretaris Kelurahan Loloan Timur Sukron Hadi Wijaya, mengatakan operasi duktang di wilayahnya itu, memang sengaja digelar berkenaan antisipasi keamanan wilayah menyusul aksi teror bom belakangan ini. Apalagi, di wilayahnya juga cukup banyak terdapat kantong-kantong duktang, seperti tempat kos ataupun kontrakan. “Sebenarnya, kami juga hampir rutin setiap bulan melaksanakan pengecekan kependudukan. Tetapi mengingat keadaan belakangan ini, kami gencarkan lagi, dan sebenarnya tadi hanya beberapa tempat kos yang kami sasar,” katanya.
Menurutnya, 13 duktang tanpa SKTS yang terjaring kemarin itu, sebagian besar merupakan warga dari Jawa. Selain dibina agar ikut bersama-sama menjaga keamanan lingkungan sekitar, mereka juga dibuatkan surat pernyataan untuk segera membuat SKTS. Di mana kepemilikan SKTS itu, sengaja ditekankan karena juga berkaitan dengan asal-usul duktang bersangkutan. “Kami berikan waktu 14 hari untuk membuat SKTS. Nanti kalau tidak diurus, kami bisa serahkan ke Pol PP, agar diambil tindakan lebih lanjut,” kata Sukron Hadi Wijaya.
Sementara Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tibumtranmas) Satpol PP Jembrana Kadek Agus Arianta, yang ikut mengawal kegiatan di Kelurahan Loloan Timur, mengatakan jajarannya di Satpol PP juga merutinkan razia duktang sejak beberapa pekan terakhir ini. Selain langsung dari Satpol PP Jembrana, masing-masing desa/kelurahan juga diharapkan ikut mengalakkan operasi kependudukan. “Beberapa desa memang sudah ada yang aktif. Tetapi ada imbuan agar lebih ditingkatkan,” ujarnya.
Apalagi, menurut Agus Arianta, pasca aksi teror bom belakangan ini, juga sudah ada Surat Edaran (SE) dari Sekda Provinsi Bali ke kabupaten/kota di Bali, untuk meningkatkan kewaspadaan maupun deteksi dini masing-masing wilayah. Dalam SE tertanggal 14 Mei 2018 itu, Satpol PP, Linmas, Pecalang, Satpam, diminta mengintensifkan patroli. Begitu juga diimbau agar mengaktifkan pos kemananan lingkungan dan memberdayakan pengamanan swakarsa pada lingkungan masing-masing di desa/kelurahan. *ode
Tidak hanya oleh Satpol PP Pemkab Jembrana, jajaran desa/kelurahan pun berinisiatif menggelar operasi kependudukan guna menyisir keberadaan penduduk pendatang (duktang) yang tidak memiliki identitas diri maupun orang-orang mencurigakan di wilayah masing-masing.
Seperti dilaksanakan pihak Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis (17/5) pagi. Operasi duktang dipimpin Lurah Loloan Timur Ida Bagus Komang Wibawa Manuaba, bersama petugas Babinsa serta Bhabinkamtibmas setempat, dibantu belasan personel Satpol PP Jembrana. Dari lima tempat kos yang disasar petugas, dijaring sebanyak 13 duktang tanpa surat keterangan tinggal sementara (SKTS). Mereka kemudian digiring ke Kantor Kelurahan setempat untuk diberikan pembinaan.
Sekretaris Kelurahan Loloan Timur Sukron Hadi Wijaya, mengatakan operasi duktang di wilayahnya itu, memang sengaja digelar berkenaan antisipasi keamanan wilayah menyusul aksi teror bom belakangan ini. Apalagi, di wilayahnya juga cukup banyak terdapat kantong-kantong duktang, seperti tempat kos ataupun kontrakan. “Sebenarnya, kami juga hampir rutin setiap bulan melaksanakan pengecekan kependudukan. Tetapi mengingat keadaan belakangan ini, kami gencarkan lagi, dan sebenarnya tadi hanya beberapa tempat kos yang kami sasar,” katanya.
Menurutnya, 13 duktang tanpa SKTS yang terjaring kemarin itu, sebagian besar merupakan warga dari Jawa. Selain dibina agar ikut bersama-sama menjaga keamanan lingkungan sekitar, mereka juga dibuatkan surat pernyataan untuk segera membuat SKTS. Di mana kepemilikan SKTS itu, sengaja ditekankan karena juga berkaitan dengan asal-usul duktang bersangkutan. “Kami berikan waktu 14 hari untuk membuat SKTS. Nanti kalau tidak diurus, kami bisa serahkan ke Pol PP, agar diambil tindakan lebih lanjut,” kata Sukron Hadi Wijaya.
Sementara Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tibumtranmas) Satpol PP Jembrana Kadek Agus Arianta, yang ikut mengawal kegiatan di Kelurahan Loloan Timur, mengatakan jajarannya di Satpol PP juga merutinkan razia duktang sejak beberapa pekan terakhir ini. Selain langsung dari Satpol PP Jembrana, masing-masing desa/kelurahan juga diharapkan ikut mengalakkan operasi kependudukan. “Beberapa desa memang sudah ada yang aktif. Tetapi ada imbuan agar lebih ditingkatkan,” ujarnya.
Apalagi, menurut Agus Arianta, pasca aksi teror bom belakangan ini, juga sudah ada Surat Edaran (SE) dari Sekda Provinsi Bali ke kabupaten/kota di Bali, untuk meningkatkan kewaspadaan maupun deteksi dini masing-masing wilayah. Dalam SE tertanggal 14 Mei 2018 itu, Satpol PP, Linmas, Pecalang, Satpam, diminta mengintensifkan patroli. Begitu juga diimbau agar mengaktifkan pos kemananan lingkungan dan memberdayakan pengamanan swakarsa pada lingkungan masing-masing di desa/kelurahan. *ode
Komentar