PDIP: Kami Tak Pernah Mengkambinghitamkan
PDI Perjuangan membela Presiden Joko Widodo soal reaksi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas pernyataan Presiden Jokowi terkait kebijakan subsidi BBM.
Soal #SBYJelaskan
JAKARTA, NusaBali
PDIP menyebut Jokowi tak bermaksud menumpahkan kesalahan kepada SBY. "Kami tidak pernah mengkambinghitamkan masa lalu," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Kamis (17/5), seperti dilansir detikcom.
Hendrawan menjelaskan Jokowi sekadar merefleksikan pengalaman pemerintahan masa lalu yang menjadi pembelajaran bagi pemerintahan saat ini. Menurutnya, hal itu wajar dilakukan demi pembangunan yang berkesinambungan.
Hendrawan menyebut SBY juga melakukan hal serupa ketika memimpin Indonesia selama dua periode. SBY disebutkan banyak belajar dari kepemimpinan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. "Kalaupun komparasi dilakukan, maksudnya bukan untuk menyudutkan, melainkan untuk menarik pelajaran dari apa yang sudah terjadi dan dampak seperti apa yang diharapkan," ujar anggota DPR yang duduk di Komisi XI itu. "Pak SBY kami lihat juga belajar dari apa yang sudah dilakukan pada masa Bu Mega. Konsistensi tekad untuk saling melengkapi dan memperbaiki apa yang dilakukan, harus menjadi benang merah program meningkatkan kesejahteraan rakyat," imbuh Hendrawan.
Karena itu, ia berharap kejadian ini tak mengganggu sinergi dalam rangka pembentukan koalisi. Menurut Hendrawan, perbedaan pendapat ialah hal yang biasa terjadi. "Kami berharap perbedaan pandangan seperti itu tidak mengganggu sinergitas antarparpol dalam membangun koalisi," ujarnya. "Karena politik kita adalah politik persaudaraan dan gotong royong," sambung Hendrawan.
Jokowi sebelumnya berbicara soal BBM 1 harga dan menyinggung harga BBM di wilayah Indonesia timur 3,5 tahun lalu. Dia mengaku memerintahkan menteri terkait agar harga BBM disamakan dengan daerah-daerah lain. Singkat cerita, itu berhasil.
"Dulu subsidi Rp 340 triliun, kenapa harga nggak bisa sama? Ada apa? Kenapa nggak ditanyakan? Sekarang subsidi sudah nggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," sambung Jokowi.Lalu SBY bereaksi.
Ada lima tweet SBY yang diunggah Selasa (15/5). Lewat tweet itu, SBY seolah ingin menjawab dan memberikan penjelasan atas pernyataan Jokowi. Berikut tweet SBY:Pak Jokowi intinya mengkritik & menyalahkan kebijakan subsidi utk rakyat & kebijakan harga BBM, yg berlaku di era pemerintahan saya. *SBY*
Saya mengikuti percakapan publik, termasuk di media sosial, menyusul pernyataan Presiden Jokowi yg salahkan kebijakan SBY 5 th lalu. Pak Jokowi intinya mengkritik & menyalahkan kebijakan subsidi utk rakyat & kebijakan harga BBM, yg berlaku di era pemerintahan saya. *SBY*
Saya minta para mantan menteri & pejabat pemerintah di era SBY, para kader Demokrat & konstituen saya, TETAP SABAR. *SBY*," kata SBY di tiga cuitan pertamanya.
Justru kita harus bersatu padu. Juga makin rukun. Jangan malah cekcok & beri contoh yg tak baik kepada rakyat. Malu kita. *SBY*.Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu & tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik, & ekonomi. *SBY*
Nah, tweet yang terakhir inilah yang kemudian jadi viral. Tweet itu viral karena SBY, yang merasa dikritik, kemudian merespons lewat Twitter. Namun SBY memilih menekankan kata 'tetap sabar' dan tak menjelaskan secara detail argumennya. Alhasil, banyak yang meng-caption tweet SBY kemudian disandingkan dengan sejumlah pertanyaan, mulai yang serius sampai yang santai. *
JAKARTA, NusaBali
PDIP menyebut Jokowi tak bermaksud menumpahkan kesalahan kepada SBY. "Kami tidak pernah mengkambinghitamkan masa lalu," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Kamis (17/5), seperti dilansir detikcom.
Hendrawan menjelaskan Jokowi sekadar merefleksikan pengalaman pemerintahan masa lalu yang menjadi pembelajaran bagi pemerintahan saat ini. Menurutnya, hal itu wajar dilakukan demi pembangunan yang berkesinambungan.
Hendrawan menyebut SBY juga melakukan hal serupa ketika memimpin Indonesia selama dua periode. SBY disebutkan banyak belajar dari kepemimpinan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. "Kalaupun komparasi dilakukan, maksudnya bukan untuk menyudutkan, melainkan untuk menarik pelajaran dari apa yang sudah terjadi dan dampak seperti apa yang diharapkan," ujar anggota DPR yang duduk di Komisi XI itu. "Pak SBY kami lihat juga belajar dari apa yang sudah dilakukan pada masa Bu Mega. Konsistensi tekad untuk saling melengkapi dan memperbaiki apa yang dilakukan, harus menjadi benang merah program meningkatkan kesejahteraan rakyat," imbuh Hendrawan.
Karena itu, ia berharap kejadian ini tak mengganggu sinergi dalam rangka pembentukan koalisi. Menurut Hendrawan, perbedaan pendapat ialah hal yang biasa terjadi. "Kami berharap perbedaan pandangan seperti itu tidak mengganggu sinergitas antarparpol dalam membangun koalisi," ujarnya. "Karena politik kita adalah politik persaudaraan dan gotong royong," sambung Hendrawan.
Jokowi sebelumnya berbicara soal BBM 1 harga dan menyinggung harga BBM di wilayah Indonesia timur 3,5 tahun lalu. Dia mengaku memerintahkan menteri terkait agar harga BBM disamakan dengan daerah-daerah lain. Singkat cerita, itu berhasil.
"Dulu subsidi Rp 340 triliun, kenapa harga nggak bisa sama? Ada apa? Kenapa nggak ditanyakan? Sekarang subsidi sudah nggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," sambung Jokowi.Lalu SBY bereaksi.
Ada lima tweet SBY yang diunggah Selasa (15/5). Lewat tweet itu, SBY seolah ingin menjawab dan memberikan penjelasan atas pernyataan Jokowi. Berikut tweet SBY:Pak Jokowi intinya mengkritik & menyalahkan kebijakan subsidi utk rakyat & kebijakan harga BBM, yg berlaku di era pemerintahan saya. *SBY*
Saya mengikuti percakapan publik, termasuk di media sosial, menyusul pernyataan Presiden Jokowi yg salahkan kebijakan SBY 5 th lalu. Pak Jokowi intinya mengkritik & menyalahkan kebijakan subsidi utk rakyat & kebijakan harga BBM, yg berlaku di era pemerintahan saya. *SBY*
Saya minta para mantan menteri & pejabat pemerintah di era SBY, para kader Demokrat & konstituen saya, TETAP SABAR. *SBY*," kata SBY di tiga cuitan pertamanya.
Justru kita harus bersatu padu. Juga makin rukun. Jangan malah cekcok & beri contoh yg tak baik kepada rakyat. Malu kita. *SBY*.Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu & tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik, & ekonomi. *SBY*
Nah, tweet yang terakhir inilah yang kemudian jadi viral. Tweet itu viral karena SBY, yang merasa dikritik, kemudian merespons lewat Twitter. Namun SBY memilih menekankan kata 'tetap sabar' dan tak menjelaskan secara detail argumennya. Alhasil, banyak yang meng-caption tweet SBY kemudian disandingkan dengan sejumlah pertanyaan, mulai yang serius sampai yang santai. *
1
Komentar