Gung Astrid Resmi Gantikan Koster di Senayan
I Gusti Agung Putri Astrid Kartika alias Gung Astrid, 51, resmi gantikan Wayan Koster sebagai anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali 2018-2019 dengan status PAW (pengganti antar waktu).
JAKARTA, NusaBali
Gung Astrid telah dilantik oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo bersama 11 PAW lannya dalam sidang paripurna di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/5). Gung Astrid siap jika nanti ditugasi duduk di Komisi VIII, agar bisa perjuangkan renovasi pura-pura dan umat Hindu.
Seusai pelantikan sebagai anggota Fraksi PDIP DPR RI, Jumat kemarin, Gung Astrid mengakui datang ke Jakarta terburu-buru. Sebab, pemberitahuan agenda pelantikan dari Setjen DPR RI baru diterimanya, Kamis (17/5) sore. “Saya tidak sangkat secepat ini dilantik. Sebab, proses pengunduran diri Pak Wayan Koster cukup panjang, ternyata PAW-nya cepat, sehingga saya terburu-buru ke Jakarta," jelas Gung Astrid kepada NusaBali.
Menurut Gung Astrid, saat dapat pemberitahuan akan dilantik sebagai anggota DPR RI, Kamis sore, dirinya sedang konsentrasi dalam gerakan pemenangan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 yang diusung PDIP bersama Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP. Sore itu, dia hendak menggelar pertemuan dengan relawan Jokowi di Kabupaten Badung untuk pemenangan KBS-Cok Ace.
“Berhubung ada informasi pelantikan, saya terpaksa batalkan pertemuan dengan Relawan Jokowi dan langsung terbang ke Jakarta,” jelas Srikandi Popitik asal Puri Kapal Kekeran, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung kelahiran Malang, Jawa Timur, 15 Oktober 1967, yang kini menjabat Wakil Sekretaris Pusat Analisa dan Pengendali Situasi DPP PDIP ini.
Setibanya di Jakarta, Gung Astrid langsung menuju kediamannya di Kramat Jati, Jakarta Timur. Keesokan harinya, Jumat pagi, Gung Astrid sudah berada di Gedung Nusantara II Senayan untuk diantik jadi anggota DPR RI. Sebenarnya, kata Gung Asrid, banyak yang ingin menyaksikan pelantikannya, mulai dari keluarga hingga relawan. Namun, karena acaranya mendadak, tidak banyak yang hadiri pelantikan putri dari pasangan I Gusti Ngurah Oka dan M Djoehana Djainzah ini di Senayan.
Gung Astrid sendiri dapat durian runtuh dilantik sebagai anggota DPR RI, karena Wayan Koster mengundurkan diri lantaran maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Berdasarkan hasil Pileg 2014, PDIP berhasil merebut 4 dari 9 kursi DPR RI Dapil Bali. Keempat kursi tersebut semuanya direngkuh para caleg incumbent, yakni Wayan Koster (Politisi PDIP asal Buleleng yang lolos ke Senayan dengan 248.666 suara), I Made Urip (asal Tabanan/lolos ke Senayan dengan 167.146 suara), IGA Rai Wirajaya (asal Denpasar/lolos ke Senayan dengan 73.737 suara), dan Nyoman Dhamantra (asal Denpasar/lolos ke Senayan dengan 70.305 suara).
Seharusnya, jika ada PAW di antara 4 anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali hasil Pileg 2014 ini, yang berhak menggantikannya di Senayan adalah Wayan Candra. Sebab, mantan Bupati Klungkung 2003-2008 dan 2008-2013 tersebut merupakan caleg DPR RI dari PDIP Dapil Bali yang menempati posisi kelima suara terbanyak, yakni dengan 45.798 suara. Namun, karena Wayan Candra tersangkut kasus hukum, maka Gung Astrid yang naik gantikan Koster. Dalam Pileg 2014 lalu, Gung Astrid menempati peringkat enam perolehan suara caleg DPR RI dari PDIP Dapil Bali, dengan meraih 35.380 suara. Dia mengatasi dua caleg dari PDIP lainnya, yakni I Wayan Bagiarta (yang meraih 23.237 suara) dan Desak Kutha Agustini (kebagian 9.785 suara).
Dengan dilantiknya Gung Astrid, maka kini ada dua Srikandi Politik dari Bali yang duduk di DPR RI. Satu lagi adalah Ni Putu Tutik Kusuma Wardani, Srikandi Politik asal Singaraja, Buleleng yang telah lebih dulu dilantik sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, setahun lalu. Mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 itu naik mengisi kursi lowong milik Jero Wacik, yang tak pernah dilantik karena tersangkut kasus korupsi.
Sementara itu, Gus Astrid mengaku belum tahu akan ditugasi partainya duduk di komisi berapa. “Yang jelas, saya siap ditugaskan di mana saja. Komisi X DPR RI boleh, di Komisi IX boleh, Komisi VI boleh, Komisi VIII juga boleh. Lagipula, sebelum menjadi anggota DPR RI, saya sudah sering menjalankan program-program berkaitan dengan komisi di DPR RI," ujar Gus Astrid yang juga Humas Tim Pemenangan Provinsi Bali Koster-Cok Ace.
Komisi X DPR RI membidangi pendidikan pemuda, olahraga, pariwisata, adat, budaya di mana sebelumnya Wayan Koster selama tiga periode berada. Bidang ini sangat berkaitan dengan Bali. Sedangkan Komisi IX menangani masalah kesehatan dan tenaga kerja. Soal tenaga kerja, kata Gung Asrid, juga dengan Bali yang bayak warganya menjadi TKI di luar negeri. “Mereka perlu mendapat perlindungan. Kita pun perlu menyiapkan perangkat hukum dan sertifikasi,” jelas Gung Astrid.
Sementara Komisi VIII menangani masalah agama. Di Komisi VIII ini, Gung Astrid bisa memperjuangkan peningkatan atau renovasi pura di Bali maupun di tempat komunitas Hindu daerah lainnya. Menurut Gung Astrid, masih banyak penganut Hindu yang belum terfasilitasi di luar Bali, seperti di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. "Mereka perlu mendapat perhatian dan dukungan pula," katanya. Bagaimana dengan Komisi VI DPR RI? Gung Astrid juga tak masalah ditugasi di komisi yang membidangi UMKM ini. Sebab, UMKM sangat bertalian erat dengan Bali. *k22
Gung Astrid telah dilantik oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo bersama 11 PAW lannya dalam sidang paripurna di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/5). Gung Astrid siap jika nanti ditugasi duduk di Komisi VIII, agar bisa perjuangkan renovasi pura-pura dan umat Hindu.
Seusai pelantikan sebagai anggota Fraksi PDIP DPR RI, Jumat kemarin, Gung Astrid mengakui datang ke Jakarta terburu-buru. Sebab, pemberitahuan agenda pelantikan dari Setjen DPR RI baru diterimanya, Kamis (17/5) sore. “Saya tidak sangkat secepat ini dilantik. Sebab, proses pengunduran diri Pak Wayan Koster cukup panjang, ternyata PAW-nya cepat, sehingga saya terburu-buru ke Jakarta," jelas Gung Astrid kepada NusaBali.
Menurut Gung Astrid, saat dapat pemberitahuan akan dilantik sebagai anggota DPR RI, Kamis sore, dirinya sedang konsentrasi dalam gerakan pemenangan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 yang diusung PDIP bersama Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP. Sore itu, dia hendak menggelar pertemuan dengan relawan Jokowi di Kabupaten Badung untuk pemenangan KBS-Cok Ace.
“Berhubung ada informasi pelantikan, saya terpaksa batalkan pertemuan dengan Relawan Jokowi dan langsung terbang ke Jakarta,” jelas Srikandi Popitik asal Puri Kapal Kekeran, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung kelahiran Malang, Jawa Timur, 15 Oktober 1967, yang kini menjabat Wakil Sekretaris Pusat Analisa dan Pengendali Situasi DPP PDIP ini.
Setibanya di Jakarta, Gung Astrid langsung menuju kediamannya di Kramat Jati, Jakarta Timur. Keesokan harinya, Jumat pagi, Gung Astrid sudah berada di Gedung Nusantara II Senayan untuk diantik jadi anggota DPR RI. Sebenarnya, kata Gung Asrid, banyak yang ingin menyaksikan pelantikannya, mulai dari keluarga hingga relawan. Namun, karena acaranya mendadak, tidak banyak yang hadiri pelantikan putri dari pasangan I Gusti Ngurah Oka dan M Djoehana Djainzah ini di Senayan.
Gung Astrid sendiri dapat durian runtuh dilantik sebagai anggota DPR RI, karena Wayan Koster mengundurkan diri lantaran maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Berdasarkan hasil Pileg 2014, PDIP berhasil merebut 4 dari 9 kursi DPR RI Dapil Bali. Keempat kursi tersebut semuanya direngkuh para caleg incumbent, yakni Wayan Koster (Politisi PDIP asal Buleleng yang lolos ke Senayan dengan 248.666 suara), I Made Urip (asal Tabanan/lolos ke Senayan dengan 167.146 suara), IGA Rai Wirajaya (asal Denpasar/lolos ke Senayan dengan 73.737 suara), dan Nyoman Dhamantra (asal Denpasar/lolos ke Senayan dengan 70.305 suara).
Seharusnya, jika ada PAW di antara 4 anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali hasil Pileg 2014 ini, yang berhak menggantikannya di Senayan adalah Wayan Candra. Sebab, mantan Bupati Klungkung 2003-2008 dan 2008-2013 tersebut merupakan caleg DPR RI dari PDIP Dapil Bali yang menempati posisi kelima suara terbanyak, yakni dengan 45.798 suara. Namun, karena Wayan Candra tersangkut kasus hukum, maka Gung Astrid yang naik gantikan Koster. Dalam Pileg 2014 lalu, Gung Astrid menempati peringkat enam perolehan suara caleg DPR RI dari PDIP Dapil Bali, dengan meraih 35.380 suara. Dia mengatasi dua caleg dari PDIP lainnya, yakni I Wayan Bagiarta (yang meraih 23.237 suara) dan Desak Kutha Agustini (kebagian 9.785 suara).
Dengan dilantiknya Gung Astrid, maka kini ada dua Srikandi Politik dari Bali yang duduk di DPR RI. Satu lagi adalah Ni Putu Tutik Kusuma Wardani, Srikandi Politik asal Singaraja, Buleleng yang telah lebih dulu dilantik sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, setahun lalu. Mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 itu naik mengisi kursi lowong milik Jero Wacik, yang tak pernah dilantik karena tersangkut kasus korupsi.
Sementara itu, Gus Astrid mengaku belum tahu akan ditugasi partainya duduk di komisi berapa. “Yang jelas, saya siap ditugaskan di mana saja. Komisi X DPR RI boleh, di Komisi IX boleh, Komisi VI boleh, Komisi VIII juga boleh. Lagipula, sebelum menjadi anggota DPR RI, saya sudah sering menjalankan program-program berkaitan dengan komisi di DPR RI," ujar Gus Astrid yang juga Humas Tim Pemenangan Provinsi Bali Koster-Cok Ace.
Komisi X DPR RI membidangi pendidikan pemuda, olahraga, pariwisata, adat, budaya di mana sebelumnya Wayan Koster selama tiga periode berada. Bidang ini sangat berkaitan dengan Bali. Sedangkan Komisi IX menangani masalah kesehatan dan tenaga kerja. Soal tenaga kerja, kata Gung Asrid, juga dengan Bali yang bayak warganya menjadi TKI di luar negeri. “Mereka perlu mendapat perlindungan. Kita pun perlu menyiapkan perangkat hukum dan sertifikasi,” jelas Gung Astrid.
Sementara Komisi VIII menangani masalah agama. Di Komisi VIII ini, Gung Astrid bisa memperjuangkan peningkatan atau renovasi pura di Bali maupun di tempat komunitas Hindu daerah lainnya. Menurut Gung Astrid, masih banyak penganut Hindu yang belum terfasilitasi di luar Bali, seperti di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. "Mereka perlu mendapat perhatian dan dukungan pula," katanya. Bagaimana dengan Komisi VI DPR RI? Gung Astrid juga tak masalah ditugasi di komisi yang membidangi UMKM ini. Sebab, UMKM sangat bertalian erat dengan Bali. *k22
1
Komentar