Calon Siswa Ikuti Boot Camp SMKN Bali Mandara
Dari 571 pelamar, terpilih 315 calon siswa yang mengikuti boot Camp. Dan nantinya hanya dijaring 150 orang sesuai kuota.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 315 calon siswa SMKN Bali Mandara mengikuti seleksi dengan berbagai tes dalam boot camp yang berlangsung selama tiga hari. Mereka yang rata-rata berasal dari keluarga miskin di seluruh Bali berjuang sekuat tenaga untuk dapat menduduki 150 kursi yang tersedia.
Seperti yang terlihat Jumat (18/5) pagi kemarin dalam seleksi interview dan diskusi yang dilaksanakan panitia. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menangis tersedu saat diinterview oleh penguji yang melibatkan pihak luar.
Semua peserta terlihat sangat berharap diterima di sekolah yang dinaungi oleh Provinsi Bali. Sebagian dari mereka pun khawatir saat tidak lolos seleksi. Karena harus memilih jalan lain untuk dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi, salah satunya mengikuti kejar paket sambil bekerja.
Kepala SMKN Bali Mandara, Wayan Agustiana, mengatakan dalam seleksi calon siswa ini memang cukup ketat. Awalnya total pelamar yang berkasnya masuk sebanyak 571 orang dari seluruh kabupaten di Bali. Namun ssetelah menjalani seleksi administrasi dan juga kunjungan rumah, yang dinyatakan lolos mnegikuti boot camp hanya 351 orang saja. Terakhir jumalah tersebut juga akan diciutkan menjadi 150 orang sesuai dengan kuota yang ada.
“Untuk seleksi tahun ini memang dilaksanakan lebih awal, karena kami memerlukan waktu lebih panjang untuk melakukan seleksi dan mendapatkan 150 orang yang benar-benar layak,” ujar dia. Pihaknya pun menegaskan jika indikator kemiskinan yang diterapkan dalam seleksi cukup ketat, dengan mengacu pada saat kunjungan rumah atau home visit.
Selain itu nilai masing-masing peserta sangat dipengaruhi oleh hasil tes potensi dan juga diskusi yang berlangsung saat boot camp. Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) juag melibatkan pihak ketiga unsur akademisi, praktisi, dunia usaha, serta pers, untuk mendapatkan hasil seleksi yang benar-benar murni sesuai sistem, tidak ada titipan dan intervensi dari pihak manapun.
Sementara itu banyaknya calon siswa yang akan tersisih juga masih menjadi PR hingga saat ini. meski setiap tahunnya kuota siswa yang diterima semakin banyak, untuk memberikan kesempatan lebih banyak kepada anak miskin di Bali untuk emngenyam pendidikan yang layak.*k23
Seperti yang terlihat Jumat (18/5) pagi kemarin dalam seleksi interview dan diskusi yang dilaksanakan panitia. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menangis tersedu saat diinterview oleh penguji yang melibatkan pihak luar.
Semua peserta terlihat sangat berharap diterima di sekolah yang dinaungi oleh Provinsi Bali. Sebagian dari mereka pun khawatir saat tidak lolos seleksi. Karena harus memilih jalan lain untuk dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi, salah satunya mengikuti kejar paket sambil bekerja.
Kepala SMKN Bali Mandara, Wayan Agustiana, mengatakan dalam seleksi calon siswa ini memang cukup ketat. Awalnya total pelamar yang berkasnya masuk sebanyak 571 orang dari seluruh kabupaten di Bali. Namun ssetelah menjalani seleksi administrasi dan juga kunjungan rumah, yang dinyatakan lolos mnegikuti boot camp hanya 351 orang saja. Terakhir jumalah tersebut juga akan diciutkan menjadi 150 orang sesuai dengan kuota yang ada.
“Untuk seleksi tahun ini memang dilaksanakan lebih awal, karena kami memerlukan waktu lebih panjang untuk melakukan seleksi dan mendapatkan 150 orang yang benar-benar layak,” ujar dia. Pihaknya pun menegaskan jika indikator kemiskinan yang diterapkan dalam seleksi cukup ketat, dengan mengacu pada saat kunjungan rumah atau home visit.
Selain itu nilai masing-masing peserta sangat dipengaruhi oleh hasil tes potensi dan juga diskusi yang berlangsung saat boot camp. Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) juag melibatkan pihak ketiga unsur akademisi, praktisi, dunia usaha, serta pers, untuk mendapatkan hasil seleksi yang benar-benar murni sesuai sistem, tidak ada titipan dan intervensi dari pihak manapun.
Sementara itu banyaknya calon siswa yang akan tersisih juga masih menjadi PR hingga saat ini. meski setiap tahunnya kuota siswa yang diterima semakin banyak, untuk memberikan kesempatan lebih banyak kepada anak miskin di Bali untuk emngenyam pendidikan yang layak.*k23
Komentar