Kedua Pasangan Calon Saling Serang Pendapat
Debat publik perdana Cabup–Cawabup Klungkung 2018, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, Sabtu (19/5) malam berlangsung panas.
Debat Pilkada Klungkung Berlangsung Panas
SEMARAPURA, NusaBali
Dua pasang Cabup-Cawabup, nomor urut satu Tjokorda Bagus Oka–I Ketut Mandia (Bagia) dan nomor urut dua I Nyoman Suwirta–I Made Kasta (Suwasta), saling serang pendapat.Saling serang pendapat itu antara lain terjadi pada segmen ketiga, ketika masing-masing paslon diminta memberikan tanggapan mengenai beberapa foto kondisi di Klungkung, seperti kondisi eks galian C, Tukad Unda, Dermaga Gunaksa, kekeringan, dan lainnya.
Pada kesempatan itu Tjok Bagus mengatakan, mengenai kondisi Dermaga Gunaksa di Kecamatan Dawan, eks galian C maupuan aliran Tukad Unda, sudah menjadi komoditas politik setiap lima tahun sekali. “Tapi apa hasilnya, seperti janji lima tahun lalu terhadap dermaga,” ucapnya. Sampai saat ini dermaga tersebut belum bisa beroperasi setelah dilakukan beberapa kali uji coba sandar Kapal Roro (Roll on-roll off) Nusa Jaya Abadi.
Pernyataan Tjok Bagus langsung ditanggapi oleh incumbent I Nyoman Suwirta. “Perlu saya sampaikan, tidak banyak orang tahu, hanya bisa bersorak, bahwa Pelabuhan Gunaksa statusnya sudah menjadi status nasional,” tandas Suwirta. Sehingga pemkab hanya bisa koordinasi dengan pemerintah pusat dan memberikan masukan.
Perdebatan semakin panas saat memasuki segmen keempat, di mana masing-masing paslon saling mengajukan pertanyaan. Suwirta memanfaatkan kesempatannya untuk mengklarifikasi sebuah rekaman video yang beredar di media sosial yang disampaikan oleh paslon lain di beberapa tempat.
“Saya mendengar saudara (Mandia) mengucapkan kalimat Klungkung Spanduk di Jalan Raya, bayu enduk lebian gaya. Saudara juga mengatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Klungkung Rp 153 miliar, Rp 75 miliar untuk pegawai kontrak padahal yang benar cuma Rp 36 miliar,” tandas Suwirta.
Suwirta melanjutkan, kemudian yang bersangkutan juga mengatakan mengenai pakaian seragam harian (PSH) disebut Rp 4 miliar, padahal yang benar hanya Rp 137 juta. “Saya bertanya dari mana saudara dapatkan data tersebut,” tegas Suwirta.
Hal ini langsung dijawab oleh Mandia. “Saya sebelumnya mengabdi kepada rakyat Klungkung di DPRD Bali, 2 periode ditugaskan oleh PDIP di panitia anggaran. Ketika saya bedah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 48 Tahun 2017 di sana jelas kami lihat bahwasannya belanja jasa non pegawai ada Rp 101 miliar,” ucapnya.
Tetapi setelah pihaknya breakdown di masing-masing dinas, SKPD, Puskesmas, dan lainnya, itulah data yang didapatkan. Sehingga pihaknya berani menyampaikan bahwa di Perda Nomor 48 Tahun 2017 belanja pegawai non PNS tertera pada nomenklatur Rp 101 miliar.
Selanjutnya ditanggapi oleh Made Kasta, apabila dalam penyampaikan materi kampanye mengatakan hal yang tidak benar itu adalah suatu pelanggaran. Pernyataan Kasta itu disambung lagi oleh Suwirta. “Saat kita membaca Perda, kemudian dalam penyampaian sebuah data harus ada fakta yang berbicara,” tandasnya.
Debat tersebut dipandu oleh moderator Dr Drs Anak Agung Gede Oka Wisnumurti MSi, akademisi dari Universitas Warmadewa, mantan Ketua KPU Provinsi Bali ini juga sekaligus panelis perumus pertanyaan materi debat. Sedangkan empat panelis lainnya, yakni, Luh Putu Mahyuni SE Ak M Si PHD CA akademisi dari Undiknas, Dr Ni Made Eka Mahadewi M Par CHE akademisi dari STP Bali, Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS akademisi dari Universitas Udayana, Prof Dr I Made Pasek Diantha SH MS akademisi dari Universitas Udayana.
Sesi debat dibagi menjadi lima segmen, mulai dari menyampaikan visi misi, membuka lima buah pertanyaan yang dirumuskan oleh panelis, tebak foto, tanya jawab, dan statement penutup oleh masing-masing paslon. Dengan sub tema di bidang ekonomi, politik, hukum, pertanian, dan pariwisata.
Debat diawali penyampaian visi misi paslon. Tjok Bagus menyampaikan visi misinya terwujudnya masyarakat Klungkung yang maju, harmonis, tenteram, dan makmur berlandaskan Tri Hita Karana. Melalui pola pembangunan nasional semesta berencana.
Selanjutnya Suwirta, mengatakan, Suwasta ini bukan paslon yang baru, sudah 4 tahun menjadi bupati dan wakil bupati Klungkung. “Visi kami adalah menuju Klungkung yang unggul dan sejahtera jilid 2. Misi kami adalah Panca Santi yang artinya 5 kegiatan besar yang akan membuat Klungkung menjadi damai,” ujarnya.
Adapun misi tersebut, menguatkan dan meningkatkan eksistensi adat dan budaya Bali, mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, menguatkan perekonomian dengan meningkatkan kesehjateraan sosial masyarakat melalui pemberdayaan dengan konsep kemitraan, terwujudnya pemerintahan yang responsif dan transparan, santun, dan inovatif dengan menjaga kepastian hukum dan stabilitas politik mewujudkan sarana dan prasarana wilayah yang seimbang dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.
Acara ini ditayangkan secara langsung di TVRI Bali direlay oleh INews TV serta RRI Denpasar. Pantauan NusaBali, selama debat berlangsung pada beberapa segmen pendukung paslon terlalu bersemangat, sehingga saat paslon menyampaikan pendapat harus dijeda beberapa detik karena terpotong oleh suara dari audiens pendukung.
Ketua KPU Klungkung I Made Karida, ditemuai usai debat mengatakan, memang acara debat seperti ini harus fokus dia tidak banyak entertainment, karena kalau banyak entertainment akan mengurangi nilai debat itu sendiri. “Makanya entertainment kami kurangi dan fokus pada proses debat. Beberapa segmen kami tambahkan seperti ilustrasi Kabupaten Klungkung, kenapa masyarakat harus memilih mereka, supaya lebih menarik,” ujarnya.
Debat kedua kemungkinan akan sama prosesnya seperti seat perdana, tetapi kemungkinan akan diberi tambahan waktu istirahat supaya paslon berkesempatan jeda sejenak semisal untuk minum. Secara umum jalannya debat berjalan lancar, hanya agak kurang fokus karena audiens terlalu riuh saat paslon menyampaikan pendapat. “Mudah-mudahan nanti bisa dimanage. Nanti paslon bisa fokus dalam proses debat, sehingga masyarakat yang menonton juga bisa mendengarkan dengan jelas setiap statement, setiap jawaban, dan tanggapan yang disampaikan paslon,” kata Kariada. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Dua pasang Cabup-Cawabup, nomor urut satu Tjokorda Bagus Oka–I Ketut Mandia (Bagia) dan nomor urut dua I Nyoman Suwirta–I Made Kasta (Suwasta), saling serang pendapat.Saling serang pendapat itu antara lain terjadi pada segmen ketiga, ketika masing-masing paslon diminta memberikan tanggapan mengenai beberapa foto kondisi di Klungkung, seperti kondisi eks galian C, Tukad Unda, Dermaga Gunaksa, kekeringan, dan lainnya.
Pada kesempatan itu Tjok Bagus mengatakan, mengenai kondisi Dermaga Gunaksa di Kecamatan Dawan, eks galian C maupuan aliran Tukad Unda, sudah menjadi komoditas politik setiap lima tahun sekali. “Tapi apa hasilnya, seperti janji lima tahun lalu terhadap dermaga,” ucapnya. Sampai saat ini dermaga tersebut belum bisa beroperasi setelah dilakukan beberapa kali uji coba sandar Kapal Roro (Roll on-roll off) Nusa Jaya Abadi.
Pernyataan Tjok Bagus langsung ditanggapi oleh incumbent I Nyoman Suwirta. “Perlu saya sampaikan, tidak banyak orang tahu, hanya bisa bersorak, bahwa Pelabuhan Gunaksa statusnya sudah menjadi status nasional,” tandas Suwirta. Sehingga pemkab hanya bisa koordinasi dengan pemerintah pusat dan memberikan masukan.
Perdebatan semakin panas saat memasuki segmen keempat, di mana masing-masing paslon saling mengajukan pertanyaan. Suwirta memanfaatkan kesempatannya untuk mengklarifikasi sebuah rekaman video yang beredar di media sosial yang disampaikan oleh paslon lain di beberapa tempat.
“Saya mendengar saudara (Mandia) mengucapkan kalimat Klungkung Spanduk di Jalan Raya, bayu enduk lebian gaya. Saudara juga mengatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Klungkung Rp 153 miliar, Rp 75 miliar untuk pegawai kontrak padahal yang benar cuma Rp 36 miliar,” tandas Suwirta.
Suwirta melanjutkan, kemudian yang bersangkutan juga mengatakan mengenai pakaian seragam harian (PSH) disebut Rp 4 miliar, padahal yang benar hanya Rp 137 juta. “Saya bertanya dari mana saudara dapatkan data tersebut,” tegas Suwirta.
Hal ini langsung dijawab oleh Mandia. “Saya sebelumnya mengabdi kepada rakyat Klungkung di DPRD Bali, 2 periode ditugaskan oleh PDIP di panitia anggaran. Ketika saya bedah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 48 Tahun 2017 di sana jelas kami lihat bahwasannya belanja jasa non pegawai ada Rp 101 miliar,” ucapnya.
Tetapi setelah pihaknya breakdown di masing-masing dinas, SKPD, Puskesmas, dan lainnya, itulah data yang didapatkan. Sehingga pihaknya berani menyampaikan bahwa di Perda Nomor 48 Tahun 2017 belanja pegawai non PNS tertera pada nomenklatur Rp 101 miliar.
Selanjutnya ditanggapi oleh Made Kasta, apabila dalam penyampaikan materi kampanye mengatakan hal yang tidak benar itu adalah suatu pelanggaran. Pernyataan Kasta itu disambung lagi oleh Suwirta. “Saat kita membaca Perda, kemudian dalam penyampaian sebuah data harus ada fakta yang berbicara,” tandasnya.
Debat tersebut dipandu oleh moderator Dr Drs Anak Agung Gede Oka Wisnumurti MSi, akademisi dari Universitas Warmadewa, mantan Ketua KPU Provinsi Bali ini juga sekaligus panelis perumus pertanyaan materi debat. Sedangkan empat panelis lainnya, yakni, Luh Putu Mahyuni SE Ak M Si PHD CA akademisi dari Undiknas, Dr Ni Made Eka Mahadewi M Par CHE akademisi dari STP Bali, Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS akademisi dari Universitas Udayana, Prof Dr I Made Pasek Diantha SH MS akademisi dari Universitas Udayana.
Sesi debat dibagi menjadi lima segmen, mulai dari menyampaikan visi misi, membuka lima buah pertanyaan yang dirumuskan oleh panelis, tebak foto, tanya jawab, dan statement penutup oleh masing-masing paslon. Dengan sub tema di bidang ekonomi, politik, hukum, pertanian, dan pariwisata.
Debat diawali penyampaian visi misi paslon. Tjok Bagus menyampaikan visi misinya terwujudnya masyarakat Klungkung yang maju, harmonis, tenteram, dan makmur berlandaskan Tri Hita Karana. Melalui pola pembangunan nasional semesta berencana.
Selanjutnya Suwirta, mengatakan, Suwasta ini bukan paslon yang baru, sudah 4 tahun menjadi bupati dan wakil bupati Klungkung. “Visi kami adalah menuju Klungkung yang unggul dan sejahtera jilid 2. Misi kami adalah Panca Santi yang artinya 5 kegiatan besar yang akan membuat Klungkung menjadi damai,” ujarnya.
Adapun misi tersebut, menguatkan dan meningkatkan eksistensi adat dan budaya Bali, mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, menguatkan perekonomian dengan meningkatkan kesehjateraan sosial masyarakat melalui pemberdayaan dengan konsep kemitraan, terwujudnya pemerintahan yang responsif dan transparan, santun, dan inovatif dengan menjaga kepastian hukum dan stabilitas politik mewujudkan sarana dan prasarana wilayah yang seimbang dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.
Acara ini ditayangkan secara langsung di TVRI Bali direlay oleh INews TV serta RRI Denpasar. Pantauan NusaBali, selama debat berlangsung pada beberapa segmen pendukung paslon terlalu bersemangat, sehingga saat paslon menyampaikan pendapat harus dijeda beberapa detik karena terpotong oleh suara dari audiens pendukung.
Ketua KPU Klungkung I Made Karida, ditemuai usai debat mengatakan, memang acara debat seperti ini harus fokus dia tidak banyak entertainment, karena kalau banyak entertainment akan mengurangi nilai debat itu sendiri. “Makanya entertainment kami kurangi dan fokus pada proses debat. Beberapa segmen kami tambahkan seperti ilustrasi Kabupaten Klungkung, kenapa masyarakat harus memilih mereka, supaya lebih menarik,” ujarnya.
Debat kedua kemungkinan akan sama prosesnya seperti seat perdana, tetapi kemungkinan akan diberi tambahan waktu istirahat supaya paslon berkesempatan jeda sejenak semisal untuk minum. Secara umum jalannya debat berjalan lancar, hanya agak kurang fokus karena audiens terlalu riuh saat paslon menyampaikan pendapat. “Mudah-mudahan nanti bisa dimanage. Nanti paslon bisa fokus dalam proses debat, sehingga masyarakat yang menonton juga bisa mendengarkan dengan jelas setiap statement, setiap jawaban, dan tanggapan yang disampaikan paslon,” kata Kariada. *wan
Komentar