Patung Dewa Wisnu di GWK Dipasangi Mahkota 3,5 Ton
Tahapan paling sakral dalam proses pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bukit Ungasan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung dilakukan pada Radite Kliwon Sungsang, Minggu (20/5) pagi, dengan dipasangnya mahkota seberat 3,5 ton.
Diawali Upacara Ritual Ngrastiti dan Pecaruan yang Dipuput Empat Sulinggih
MANGUPURA, NusaBali
Mahkota dipasangkan di kepala Dewa Wisnu setelah upacara ritual ngrastiti dan pecaruan yang dihadiri langsung Gubernur Bali, Made Ma-ngku Pastika.Pemasangan mahkota di kepala Dewa Wisnu kemarin merupakan salah satu bagian tahap penyelesaian akhir dari pembangunan keseluruhan Patung GWK yang telah berlangsung selama 28 tahun. Mahkota seberat 3,5 ton yang terbuat dari baja dilapisi mosaik emas ini berdiameter sekitar 4 meter dengan tinggi 3 meter, karya pematung kenamaan I Nyoman Nuarta, 67.
Proses pemasangan mahkota diawali dengan upacara ritual ngrastiti dan pecaruan, Minggu pagi pukul 08.30 Wita, yang dipuput (dipimpin) empat sulinggih, yakni Ida Pedanda Putra Telabah (dari Griya Telabah Denpasar), Ida Pedanda Gede Oka Mas (dari Griya Satria Denpasar), Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten (dari Griya Kediri Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung), dan Ida Pedanda Budha (dari Griya Gunung Sari, Desa Peliatan Kecamatan Ubud), serta Ida Rsi Agung De-wan Pemecutan.
Prosesi tersebut dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Prof Dr Ir I Gede Pitana MSc, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Tariawan Munaf. Sang penggagas GWK, Nyoman Nuarta, juga hadir dalam prosesi yang disaksikan ratusan warga tersebut.
Pantauan NusaBali, mahkota warna keemasan seberat 3,5 ton dinaikkan sekitar pukul 10.30 Wita untuk dipasangkan di kepala Dewa Wisnu. Diiringi gempita tabuh baleganjur, mahkota secara perlahan dipasang di kepala Dewa Wisnu menggunakan bantuan crane. Begitu mahkota berdiamater 4 meter ini terpasang, terdengar tepuk riuh hadirin pertanda syukur.
Patung GWK setinggi 121 meter di atas permukaan tanah atau 271 meter di atas permukaan laut (Dpl) ini tampak megah dan anggun. Seniman sekaligus penggagas Patung GWK, Nyoman Nuarta, terlihat tersenyum sambil menteskan air mata pertanda haru dengan terpasangnya mahkota. Nuarta mengaku sudah selama 28 tahun bermimpi untuk mewujudkan Patung GWK seberat 4.000 ton ini.
Menurut Nuarta, banyak suka duka dialami dalam proses pembangunan Patung GWK yang berdiri megah di atas lahan seluas 60 hektare ini. Digagas Nuarta tahun 1993, peletakan batu pertama pembangunan Patung GWK dilakukan pada 1997. Pengerjaan patung ini melibatkan banyak seniman bertalenta baik dari Bali maupun daerah lain.
“Selama 28 tahun kami berjuang dan kini hampir selesai. Perjalanan panjang yang kami tempuh hingga selesainya pemasangan mahkota hari ini, membuat semua terharu. Pak Gubernur juga terharu,” ujar Nuarta seusai proses pemasangan mahkota Patung GWK kemarin. “Dulu saya menghadap Gubernur dalam keadaan sakit. Beliau sakit, saya sakit. Saat itu kami bedua membicarakan agar patung ini segera selesai. Kalau patung ini tak selesai sebelum kami meninggal dunia, diragukan penye-lesaiannya,” lanjut pematung kesohor yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini.
Nuarta menjelaskan, proses pengerjaan patung maha karyanya ini sudah hampir selesai atau kini mencapai 80 persen. Penyelesainya secara total ditargetkan Agustus 2018. Rencananya, GKW akan dijadikan tempat gala dinner event akbar Annual Meeting IMF-Bank Dunia yang diikuti 13.000 peserta dari 189 negara di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Oktober 2018 mendatang.
Pemasangan mahkota di kepala Dewa Wisnu kemarin merupakan pemasangan modul (kepingan) ke-529 dari 754 modul keseluruhan. Menurut Nuarta, Patung GWK ini akan sangat berdampak terhadap dunia pariwisata. “Kita tahu sektor pariwisata merupakan penghasilan negara terbesar kedua setelah migas saat ini. Mungkin sebentar lagi akan menjadi nomor satu. Kita ini makan dari budaya, kita lewat jalan yang indah itu dari budaya. Memang yang membisniskan budaya itu adalah paiwisata. Kita harus saling mendukung,” katanya.
Nuarta sendiri mengaku alami banyak kendala selama 28 tahun bermimpi selesaikan Patung GWK. Selain masalah dana, juga banyak nada miring akan keberhasilan pembangunan Patung GWK---yang bakal menjadi patung tertinnggi kedua di dunia setelah Patung Budha di China---ini. Selain itu, kata Nuarta, bahan juga harus diimpor dari beberapa negara, termasuk belahan Eropa dan Amerika Latin.
“Jangan dibilang kita bikin patung ini buang-buang duit. Pembangunan Patung GWK ini dilakukan oleh swasta. Ini sebenarnya kami membangun infranstruktur dari kebudayaan. Karena nanti maha karya ini akan melahirkan multi player efect,” katanya. “Dulu pakai uang saya sendiri. Karena krisis, akhirnya kami cari investor. Saat ini saya tak punya saham di sini, selain sebagai seniman. Sebab, saya tak punya niat untuk memiliki Patung GWK ini.”
Sementara itu, Gubernur Pastika menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak hingga Patung GWK ini terwujud. Pastika pun berharap Patung GWK bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. "Hari ini merupakan momen sejarah yang penting, akhirnya Patung GWK mendekati proses penyelesaian. Perjuangan yang panjang baik material, spiritual, maupun moral, akhirnya dengan komitmen yang kuat dan teguh, kita dapat mewujudkannya," jelas Pastika.
Pastika menambahkan, proses pengerjaan patung yang merupakan mahakarya dari seniman Bali Nyoman Nuarta ini melibatkan banyak seniman lainnya. Patung GWK ini akan menjadi maha karya luar biasa dari anak bangsa. "Cita-cita kita bersama akhirnya bisa tercapai, ini merupakan karya luar biasa. Ini akan jadi kebanggaan rakyat Bali, kebanggaan bangsa ndonesia. Semoga tahapan ke depannya berjalan lancar sesuai dengan harapan kita bersama," lanjut Gubernur Bali dua kali periode yang akan mengalhiri masa jabatannya, Agustus 2018 ini. *p
MANGUPURA, NusaBali
Mahkota dipasangkan di kepala Dewa Wisnu setelah upacara ritual ngrastiti dan pecaruan yang dihadiri langsung Gubernur Bali, Made Ma-ngku Pastika.Pemasangan mahkota di kepala Dewa Wisnu kemarin merupakan salah satu bagian tahap penyelesaian akhir dari pembangunan keseluruhan Patung GWK yang telah berlangsung selama 28 tahun. Mahkota seberat 3,5 ton yang terbuat dari baja dilapisi mosaik emas ini berdiameter sekitar 4 meter dengan tinggi 3 meter, karya pematung kenamaan I Nyoman Nuarta, 67.
Proses pemasangan mahkota diawali dengan upacara ritual ngrastiti dan pecaruan, Minggu pagi pukul 08.30 Wita, yang dipuput (dipimpin) empat sulinggih, yakni Ida Pedanda Putra Telabah (dari Griya Telabah Denpasar), Ida Pedanda Gede Oka Mas (dari Griya Satria Denpasar), Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten (dari Griya Kediri Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung), dan Ida Pedanda Budha (dari Griya Gunung Sari, Desa Peliatan Kecamatan Ubud), serta Ida Rsi Agung De-wan Pemecutan.
Prosesi tersebut dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Prof Dr Ir I Gede Pitana MSc, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Tariawan Munaf. Sang penggagas GWK, Nyoman Nuarta, juga hadir dalam prosesi yang disaksikan ratusan warga tersebut.
Pantauan NusaBali, mahkota warna keemasan seberat 3,5 ton dinaikkan sekitar pukul 10.30 Wita untuk dipasangkan di kepala Dewa Wisnu. Diiringi gempita tabuh baleganjur, mahkota secara perlahan dipasang di kepala Dewa Wisnu menggunakan bantuan crane. Begitu mahkota berdiamater 4 meter ini terpasang, terdengar tepuk riuh hadirin pertanda syukur.
Patung GWK setinggi 121 meter di atas permukaan tanah atau 271 meter di atas permukaan laut (Dpl) ini tampak megah dan anggun. Seniman sekaligus penggagas Patung GWK, Nyoman Nuarta, terlihat tersenyum sambil menteskan air mata pertanda haru dengan terpasangnya mahkota. Nuarta mengaku sudah selama 28 tahun bermimpi untuk mewujudkan Patung GWK seberat 4.000 ton ini.
Menurut Nuarta, banyak suka duka dialami dalam proses pembangunan Patung GWK yang berdiri megah di atas lahan seluas 60 hektare ini. Digagas Nuarta tahun 1993, peletakan batu pertama pembangunan Patung GWK dilakukan pada 1997. Pengerjaan patung ini melibatkan banyak seniman bertalenta baik dari Bali maupun daerah lain.
“Selama 28 tahun kami berjuang dan kini hampir selesai. Perjalanan panjang yang kami tempuh hingga selesainya pemasangan mahkota hari ini, membuat semua terharu. Pak Gubernur juga terharu,” ujar Nuarta seusai proses pemasangan mahkota Patung GWK kemarin. “Dulu saya menghadap Gubernur dalam keadaan sakit. Beliau sakit, saya sakit. Saat itu kami bedua membicarakan agar patung ini segera selesai. Kalau patung ini tak selesai sebelum kami meninggal dunia, diragukan penye-lesaiannya,” lanjut pematung kesohor yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini.
Nuarta menjelaskan, proses pengerjaan patung maha karyanya ini sudah hampir selesai atau kini mencapai 80 persen. Penyelesainya secara total ditargetkan Agustus 2018. Rencananya, GKW akan dijadikan tempat gala dinner event akbar Annual Meeting IMF-Bank Dunia yang diikuti 13.000 peserta dari 189 negara di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Oktober 2018 mendatang.
Pemasangan mahkota di kepala Dewa Wisnu kemarin merupakan pemasangan modul (kepingan) ke-529 dari 754 modul keseluruhan. Menurut Nuarta, Patung GWK ini akan sangat berdampak terhadap dunia pariwisata. “Kita tahu sektor pariwisata merupakan penghasilan negara terbesar kedua setelah migas saat ini. Mungkin sebentar lagi akan menjadi nomor satu. Kita ini makan dari budaya, kita lewat jalan yang indah itu dari budaya. Memang yang membisniskan budaya itu adalah paiwisata. Kita harus saling mendukung,” katanya.
Nuarta sendiri mengaku alami banyak kendala selama 28 tahun bermimpi selesaikan Patung GWK. Selain masalah dana, juga banyak nada miring akan keberhasilan pembangunan Patung GWK---yang bakal menjadi patung tertinnggi kedua di dunia setelah Patung Budha di China---ini. Selain itu, kata Nuarta, bahan juga harus diimpor dari beberapa negara, termasuk belahan Eropa dan Amerika Latin.
“Jangan dibilang kita bikin patung ini buang-buang duit. Pembangunan Patung GWK ini dilakukan oleh swasta. Ini sebenarnya kami membangun infranstruktur dari kebudayaan. Karena nanti maha karya ini akan melahirkan multi player efect,” katanya. “Dulu pakai uang saya sendiri. Karena krisis, akhirnya kami cari investor. Saat ini saya tak punya saham di sini, selain sebagai seniman. Sebab, saya tak punya niat untuk memiliki Patung GWK ini.”
Sementara itu, Gubernur Pastika menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak hingga Patung GWK ini terwujud. Pastika pun berharap Patung GWK bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. "Hari ini merupakan momen sejarah yang penting, akhirnya Patung GWK mendekati proses penyelesaian. Perjuangan yang panjang baik material, spiritual, maupun moral, akhirnya dengan komitmen yang kuat dan teguh, kita dapat mewujudkannya," jelas Pastika.
Pastika menambahkan, proses pengerjaan patung yang merupakan mahakarya dari seniman Bali Nyoman Nuarta ini melibatkan banyak seniman lainnya. Patung GWK ini akan menjadi maha karya luar biasa dari anak bangsa. "Cita-cita kita bersama akhirnya bisa tercapai, ini merupakan karya luar biasa. Ini akan jadi kebanggaan rakyat Bali, kebanggaan bangsa ndonesia. Semoga tahapan ke depannya berjalan lancar sesuai dengan harapan kita bersama," lanjut Gubernur Bali dua kali periode yang akan mengalhiri masa jabatannya, Agustus 2018 ini. *p
1
Komentar