Sri Mulyani Minta Bantuan Traveloka
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta Traveloka membuat kajian penggunaan teknologi informasi secara online yang bisa diterapkan untuk perjalanan dinas di kementerian/lembaga.
Demi Menekan Biaya Perjalanan Dinas
JAKARTA, NusaBali
Dengan demikian, bisa menghemat anggaran perjalanan dinas pemerintah pusat. Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat bertemu dengan pendiri Traveloka Ferry Unardi baru-baru ini. Traveloka sendiri merupakan perusahaan berbasis teknologi digital yang bergerak di bidang perjalanan.
Sri Mulyani mengungkapkan, di era teknologi yang semakin maju, pemerintah dapat belajar dan menggunakan teknologi untuk memperbaiki kualitas belanja pemerintah. Salah satunya belanja pemerintah yang cukup besar adalah perjalanan dinas. "Saya mengharapkan perusahaan seperti Traveloka dapat melakukan penelitian mengenai pola dan besaran perjalanan dinas pemerintah," kata dia, seperti dikutip dari akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta, Minggu (20/5).
Selain itu, diharapkan Sri Mulyani, Traveloka dapat memberikan masukan dan solusi bagaimana pemerintah dapat menjadi lebih efisien dan akuntabel dalam mengelola belanja perjalanan dinas. "Dengan begitu, pemerintah dapat terus memperbaiki tata kelola dan kinerja, terus berinovasi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, efisien, profesional dan melayani," Sri Mulyani menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti, mengungkapkan tujuan pimpinannya bertemu dengan pendiri Traveloka. "Baru kita minta bikin kajian saja, seperti apa penggunaan teknologi informasi secara online bila diterapkan untuk perjalanan dinas. Jadi belum ada kerja sama apa-apa," ujarnya dikutip Liputan6.com.
Menurut Nufransa, pemerintah ingin melakukan efisiensi biaya perjalanan dinas pada belanja pemerintah pusat. Di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, biaya perjalanan dinas masuk pada pos anggaran belanja barang yang dialokasikan sebesar Rp 338,83 triliun.
"Arahnya adalah bagaimana mengoptimalkan penggunaan IT untuk efisiensi (biaya perjalanan dinas). Masih kita lihat dulu, belum tahu seperti apa ke depannya. Tapi nanti untuk semua kementerian/lembaga," dia menerangkan.
Public Relations Manager Traveloka, Busyra Oryza, mengakui, Sri Mulyani curhat mengenai tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengelola belanja perjalanan dinas di kementerian/lembaga. "Beliau (Sri Mulyani) minta Traveloka memberikan saran berdasarkan expertise kami, bagaimana agar belanja perjalanan dinas tersebut dapat lebih efektif dan efisien," tuturnya.
Hal ini diakui Busyra sesuai dengan misi perusahaan untuk membantu menjadikan perjalanan lebih mudah lewat teknologi. "Saat ini hal tersebut masih dalam pembicaraan awal yang akan direalisasikan terlebih dahulu dengan pengelolaan data belanja perjalanan dinas," pungkas Busyra. *
JAKARTA, NusaBali
Dengan demikian, bisa menghemat anggaran perjalanan dinas pemerintah pusat. Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat bertemu dengan pendiri Traveloka Ferry Unardi baru-baru ini. Traveloka sendiri merupakan perusahaan berbasis teknologi digital yang bergerak di bidang perjalanan.
Sri Mulyani mengungkapkan, di era teknologi yang semakin maju, pemerintah dapat belajar dan menggunakan teknologi untuk memperbaiki kualitas belanja pemerintah. Salah satunya belanja pemerintah yang cukup besar adalah perjalanan dinas. "Saya mengharapkan perusahaan seperti Traveloka dapat melakukan penelitian mengenai pola dan besaran perjalanan dinas pemerintah," kata dia, seperti dikutip dari akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta, Minggu (20/5).
Selain itu, diharapkan Sri Mulyani, Traveloka dapat memberikan masukan dan solusi bagaimana pemerintah dapat menjadi lebih efisien dan akuntabel dalam mengelola belanja perjalanan dinas. "Dengan begitu, pemerintah dapat terus memperbaiki tata kelola dan kinerja, terus berinovasi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, efisien, profesional dan melayani," Sri Mulyani menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti, mengungkapkan tujuan pimpinannya bertemu dengan pendiri Traveloka. "Baru kita minta bikin kajian saja, seperti apa penggunaan teknologi informasi secara online bila diterapkan untuk perjalanan dinas. Jadi belum ada kerja sama apa-apa," ujarnya dikutip Liputan6.com.
Menurut Nufransa, pemerintah ingin melakukan efisiensi biaya perjalanan dinas pada belanja pemerintah pusat. Di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, biaya perjalanan dinas masuk pada pos anggaran belanja barang yang dialokasikan sebesar Rp 338,83 triliun.
"Arahnya adalah bagaimana mengoptimalkan penggunaan IT untuk efisiensi (biaya perjalanan dinas). Masih kita lihat dulu, belum tahu seperti apa ke depannya. Tapi nanti untuk semua kementerian/lembaga," dia menerangkan.
Public Relations Manager Traveloka, Busyra Oryza, mengakui, Sri Mulyani curhat mengenai tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengelola belanja perjalanan dinas di kementerian/lembaga. "Beliau (Sri Mulyani) minta Traveloka memberikan saran berdasarkan expertise kami, bagaimana agar belanja perjalanan dinas tersebut dapat lebih efektif dan efisien," tuturnya.
Hal ini diakui Busyra sesuai dengan misi perusahaan untuk membantu menjadikan perjalanan lebih mudah lewat teknologi. "Saat ini hal tersebut masih dalam pembicaraan awal yang akan direalisasikan terlebih dahulu dengan pengelolaan data belanja perjalanan dinas," pungkas Busyra. *
1
Komentar