Dualisme PTMSI Rambah Bali
‘Kekompakan’ PTMSI Bali mendukung Bintang Puspayoga kini terusik dengan munulnya SK bagi Made Nariyana sebagai Plt Ketum PTMSI Bali.
IB Tonny Astawa: Yang ‘Minum’ di Pusat, Yang di Bali Ikut ‘Mabuk’
DENPASAR, NusaBali
Kisruh dualisme kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) di pusat, kini dualisme merambah masuk Bali. Mantan Ketum KONI Bali, Made Nariyana, mendadak mendapat mandat dari Ketum PTMSI kubu Marzuki Ali. Padahal, di Bali sudah mengakar kepengurusan Ketum Bintang Puspayoga yang condong ke kubu Oegroseno. Mantan Ketum KONI Bali, Made Nariyana, ditunjuk menjadi Plt Ketum PTMSI Bali kubu Marzuki Alie, berdasarkan SK PTMSI no. 63/2016 tertanggal 26 Februari 2016.
Menurut Ketua Harian PTMSI Kubu Oegraseno, Ida Bagus Tony Astawa, tidak mengakui ada dualisme di Bali. "Jangan di Bali malah ikut mabuk, karena yang minum-minum itu di pusat," ucap Gus Tony saat dikonfirmasi, Minggu (6/3).
Versi Gus Tony, dari informasi yang dia dapat, Marzuki itu telah mundur di pusat. Terus kenapa sampai ada SK dari Marzuki Ali. Apalagi PTMSI Bali condong mendukung Bintang Puspayoga yang arahnya ke kubu Oegroseno. "Sembilan kabupaten dan kota di Bali sudah bulat mendukung kepengurusan Bintang Puspayoga. Dengan begitu mandat yang diberikan Marzuki kepada Nariyana tidak berdasar," beber Gus Tony, sembari menyebut bingung, kenapa Nariyana malah diberikan mandat mengurus PTMSI di Bali. ”Kenapa Pak Nariyana mau menerima mandat, sebaiknya fokus mengurus cabornya dia, Muaythai dan Anggar saja,” keluhnya.
Apalagi, Nariyana menjadi ketum PTMSI Bali, seluruh atlet sudah mengikuti Pra PON di GOR Lila Buana Bali bentukan Oegraseno. "Babak kualifikasi kan sudah waktu ini di GOR Lila Buana. Terus atlet kubu Marzuki melangsungkan Pra PON di Bandung," terangnya.
Sementara itu Ketum KONI Bali, mengaku munculnya dualisme PTMSI di Bali. "Kami enggan mencampuri internal cabor dan menyerahkan sepenuhnya ke internal pengurus di pusat," tegas Suwandi.
Dikonfirmasi terpisah Nariyana mengaku menerima mandat itu atas dasar beberapa pertimbangan. Pertama, versi Marzuki Alie yang diakui oleh KONI pusat dan pada 29 Maret akan mengadakan Munaslub. Kemudian, saat muncul pengesahan pusat, menurut Nariyana, Bintang Puspayoga sempat ditawari masuk kubu Marzuki Alie. Namun waktu itu Bintang Puspayoga tidak mau, akhirnya ditunjuk Plt untuk mengisi kekosongan di Bali.
"Kami tidak paham terkait kisruh, dan hanya ingin menyelamatkan atlet Bali dari kebingungan. Jadi, siapapun yang sah di Jakarta, sebaiknya di dukung di Bali," tandas Nariyana, sembari menyebut dia sendiri sadar, di Bali banyak mendapatkan pertentangan terutama dari kubu Oegraseno. "Jika kisruh di Bali, saya kembalikan mandat ini, atau kembalikan ke Bu Bintang," jelasnya.7dek
Komentar