Warga Ahmadiyah Diserang, 8 Rumah Hancur
Anggota Komunitas Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat diserang oleh massa yang diduga berasal dari wilayah yang sama.
LOMBOK TIMUR, NusaBali
Penyerangan diduga terkait dengan upaya pengusiran komunitas tersebut dari wilayah Lombok Timur.
Juru bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana mengatakan, penyerangan terjadi pada Sabtu (19/5) lalu. Sekitar pukul 11.00 WIB, massa mengusir tujuh kepala keluarga yang berjumlah 24 orang dari Dusun Grepek Tanak Eat.
Saat itu pengusiran disertai dengan perusakan enam rumah dan empat sepeda motor. "24 orang penduduk yang rumahnya diamuk massa dievakuasi oleh polisi ke Kantor Polres Lombok Timur," kata Yendra Budiana dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir cnnindonesia.
Malam harinya, massa kembali datang. Saat itu massa merusak sebuah rumah lainnya milik warga Ahmadiyah meski ada penjagaan dari petugas kepolisian. Aksi perusakan terulang pada Minggu (20/5) pagi. Sebuah rumah milik warga Ahmadiyah kembali dirusak.
"Target penyerang adalah meratakan seluruh rumah penduduk komunitas Muslim Ahmadiyah dan mengusirnya dari Lombok Timur," kata Yendra. Atas kejadian ini, JAI, kata Yendra, menuntut keamanan pihak kepolisian dan hak-hak untuk tinggal dan melaksanakan ibadah dari pemerintah pusat serta daerah.Selain itu, JAI juga meminta kasus ini ditindaklanjuti secara hukum, dan pemerintah memberikan solusi atas hilang dan rusaknya rumah serta harta benda korban akibat peristiwa ini.
Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP I Komang Suartana mengatakan untuk mengamankan situasi dan keadaan, Kapolda NTB langsung turun bersama dengan pemuka Agama NTB dan langsung mengambil tindakan preventif.Apa motif penyerangan terhadap mereka? Masyarakat menganggap aliran Ahmadiyah dianggap sesat. "Motifnya aliran agama ini dianggap sesat oleh warga," kata Suartana dilansir detik.
Pejabat sementara (pjs) Bupati Lombok Timur Ahsanul Halik mengatakan perusakan rumah dan pengusiran jemaah Ahmadiyah di wilayahnya dipicu oleh perkelahian antaranak saat mengaji.Menurut Ahsanul, warga setempat marah setelah mengetahui ada anak yang berkelahi ketika mengaji di rumah jemaah Ahmadiyah. Warga pun keberatan mengetahui tempat mengaji anak tersebut.
"Pemicu kejadian pada Sabtu kemarin adalah ada anak-anak yang mengaji di salah satu rumah Ahmadiyah inisial DS berkelahi di tempat mengaji," kata Ahsanul, Minggu (20/5). Tanpa ada komando, kata Ahsanul, massa kemudian merusak rumah jemaah Ahmadiyah pada Sabtu (19/5).
Gerakan Pemuda Ansor menyebut penyerangan pada jemaah Ahmadiyah sebagai bentuk teror. Karena itu GP Ansor mengutuk keras penyerangan tersebut."Kami mengutuk keras tindakan teror, pengrusakan, dan pengusiran kepada warga Ahmadiyah," kata Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Adung Abdul Rochman dalam keterangan tertulisnya. *
Penyerangan diduga terkait dengan upaya pengusiran komunitas tersebut dari wilayah Lombok Timur.
Juru bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana mengatakan, penyerangan terjadi pada Sabtu (19/5) lalu. Sekitar pukul 11.00 WIB, massa mengusir tujuh kepala keluarga yang berjumlah 24 orang dari Dusun Grepek Tanak Eat.
Saat itu pengusiran disertai dengan perusakan enam rumah dan empat sepeda motor. "24 orang penduduk yang rumahnya diamuk massa dievakuasi oleh polisi ke Kantor Polres Lombok Timur," kata Yendra Budiana dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir cnnindonesia.
Malam harinya, massa kembali datang. Saat itu massa merusak sebuah rumah lainnya milik warga Ahmadiyah meski ada penjagaan dari petugas kepolisian. Aksi perusakan terulang pada Minggu (20/5) pagi. Sebuah rumah milik warga Ahmadiyah kembali dirusak.
"Target penyerang adalah meratakan seluruh rumah penduduk komunitas Muslim Ahmadiyah dan mengusirnya dari Lombok Timur," kata Yendra. Atas kejadian ini, JAI, kata Yendra, menuntut keamanan pihak kepolisian dan hak-hak untuk tinggal dan melaksanakan ibadah dari pemerintah pusat serta daerah.Selain itu, JAI juga meminta kasus ini ditindaklanjuti secara hukum, dan pemerintah memberikan solusi atas hilang dan rusaknya rumah serta harta benda korban akibat peristiwa ini.
Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP I Komang Suartana mengatakan untuk mengamankan situasi dan keadaan, Kapolda NTB langsung turun bersama dengan pemuka Agama NTB dan langsung mengambil tindakan preventif.Apa motif penyerangan terhadap mereka? Masyarakat menganggap aliran Ahmadiyah dianggap sesat. "Motifnya aliran agama ini dianggap sesat oleh warga," kata Suartana dilansir detik.
Pejabat sementara (pjs) Bupati Lombok Timur Ahsanul Halik mengatakan perusakan rumah dan pengusiran jemaah Ahmadiyah di wilayahnya dipicu oleh perkelahian antaranak saat mengaji.Menurut Ahsanul, warga setempat marah setelah mengetahui ada anak yang berkelahi ketika mengaji di rumah jemaah Ahmadiyah. Warga pun keberatan mengetahui tempat mengaji anak tersebut.
"Pemicu kejadian pada Sabtu kemarin adalah ada anak-anak yang mengaji di salah satu rumah Ahmadiyah inisial DS berkelahi di tempat mengaji," kata Ahsanul, Minggu (20/5). Tanpa ada komando, kata Ahsanul, massa kemudian merusak rumah jemaah Ahmadiyah pada Sabtu (19/5).
Gerakan Pemuda Ansor menyebut penyerangan pada jemaah Ahmadiyah sebagai bentuk teror. Karena itu GP Ansor mengutuk keras penyerangan tersebut."Kami mengutuk keras tindakan teror, pengrusakan, dan pengusiran kepada warga Ahmadiyah," kata Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Adung Abdul Rochman dalam keterangan tertulisnya. *
1
Komentar