Sang Maestro Jazz Meninggal Usai Show
Mimpinya untuk membuat album rohani belum kesampaian.
JAKARTA, NusaBali
Maestro jazz Indonesia, Ireng Maulana meninggal dunia saat negeri ini sedang melangsungkan Java Jazz Festival 2016. Ireng Maulana berpulang akibat sakit jantung, penyakit yang sudah lama dideritanya.
"Jantung itu. Pasti jantung. Dia kalau nyetir mobil di sebelah saya sering sesak napas. Disuruh ke dokter, bilangnya 'nggak saya sehat'. Orangnya begitu, nggak mau nyusahin orang," ungkap Maria Maulana saat ditemui di Rumah Duka Dharmais - Ruang Lazulite, Jakarta Barat, Minggu (6/3) dilansir detik.
Sebelum tutup usia, Ireng masih mengisi acara di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Setelahnya, pria kelahiran 15 Juni 1944 itu dijadwalkan mengisi acara di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
"(Ireng) lagi main di Pondok Indah Mall dan kebetulan perlu lari lagi ke fX, main. Tapi nggak sempat ke sana dia sudah sesak napas. Di dalam perjalanan dia udah nggak ada karena udah keluar busa dari mulutnya," ujar Maria.
Maria mengatakan, pemilik nama lengkap Eugene Lodewijk Willem Maulana itu mengalami sesak nafas beberapa hari belakangan. Namun, ia menolak untuk memeriksakan kondisinya ke dokter. Dikatakan Maria, Ireng juga tidak menerapkan pola makan yang sehat.
"Dia emang udah agak pelupa. Makan yang dilarang, makan apa dia nggak tahu, makannya juga agak seenaknya. Kalau sama saya, saya bilang nggak boleh," ucap Maria.
Maria mengatakan, pada 2006 sang suami pernah masuk ruang ICU lantaran penyakit jantung. Itu merupakan kali pertama Ireng masuk rumah sakit lantaran penyakit jantung. Pada 2012, ia kembali dirawat karena pembengkakan pada jantung.
Ada keinginan terakhir almarhum yang belum kesampaian. Ireng Maulana ingin membuat album rohani. "Dia pengin bikin rekaman lagu rohani. Dia baru baca-baca dan ngumpulin lagu-lagunya," kata Maria
Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (7/3).
Mendengar kabar duka, sejumlah public figure langsung menyampaikan rasa duka cita mereka. "RIP om Ireng Maulana, kami akan selalu mengingatmu, karyamu abadi," tulis musikus jazz, Rieka Roslan, melalui akun Twitter-nya, @riekaroslan.
Ucapan serupa datang dari Addie MS, "Selamat jalan, mas Ireng Maulana," tulis suami penyanyi Memes ini melalui akun Twitter @addiems.
Kepergian legenda jazz Indonesia itu membuat netizen berduka. Tagar Ireng Maulana menduduki peringkat pertama di Twitter.
Pengamat musik Bens Leo menjadi salah satu sahabat yang merasa kehilangan.
"Mas Ireng termasuk orang yang sangat berjasa di musik jazz karena pernah menggelar acara yang cukup rutin yaitu Jakarta Jazz Festival. Seinget saya tahun 1983-an. Sangat menarik mengumpulkan musisi jazz lokal dengan musisi asing," ujarnya dilansir detik.
"Menurut saya (Ireng Maulana) termasuk pahlawan musisi jazz karena Mas Ireng berjuang paling awal, sebelum Peter Gontha membentuk Java Jazz," sambungnya.
Bens dan Ireng pernah sama-sama terlibat dalam organisasi Yayasan Karya Cipta Indonesia. Ia mengatakan, hingga tahun lalu, dirinya masih cukup sering bertemu.
Ireng memulai karier bermusiknya dari bawah. Pada 1978, dia mendirikan grup Ireng Maulana All Stars dengan delapan personel. Di antaranya, Benny Likumahuwa, Hendra Wijaya, Maryono, Benny Mustapha, Karim Tes, Roni, dan Ireng Maulana.
Dia juga sempat mendirikan Ireng Maulana Associates, sebuah organisasi tempat bergabung para musikus jazz di Jakarta. Ireng merupakan salah satu penggagas pesta musik jazz internasional, Jakarta Jazz Festival. Dalam bermain jazz, dia pernah tampil di North Sea Jazz Festival di Belanda. 7
1
Komentar